Liputan6.com, Jakarta William Shakespeare hingga keindahan alam menjadi sumber inspirasi para perancang busana London, Minggu, di saat mereka mencari cara untuk menjual pakaian dengan lebih cepat pada generasi baru pembeli daring.
Rok lipit, gaun bergambar mawar dan jaket kulit dengan hiasan manik-manik, yang muncul dalam warna kuning kunyit dan oranye terang dapat ditemukan pada merek busana Inggris Mulberry, yang kembali ke panggung pertunjukan untuk pertama kalinya setelah melewati dua tahun penuh gejolak.
Para model yang tampil juga menggunakan beragam aksesoris, mulai dari tas kecil hingga besar, yang menurut desainer Jonny Coca diinspirasi oleh karya Shakespeare dan apa yang dia lihat di jalanan London.
Advertisement
Coca mengatakan koleksi tersebut penting untuk membantu membentuk gaya baru Mulberry, namun aksesoris tetap menjadi prioritas utamanya pada tahun yang akan datang, setelah upanya untuk terlihat lebih eksklusif menjadi bumerang.
"Saya benar-benar fokus pada semua kategori, tetapi sebagian besar bisnis kami (adalah) pada aksesoris, itulah sebabnya kami bekerja banyak pada bagian tersebut," kata Coca kepada wartawan di belakang panggung setelah pertunjukkan.
Pimpinan Eksekutif Mulberry Thierry Andretta pada wawancara akhir-akhir ini mengatakan kebanyakan produk terbaru mereka bisa didapatkan setelah pertunjukan dan beberapa akan hadir setelah beberapa pekan, lebih cepat dibandingkan biasanya yang dapat memakan waktu empat hingga enam bulan.
Pernyataannya itu muncul di saat perusahaan-perusahaan mode mencari cara agar produk mereka lebih cepat sampai ke pelanggan pada iklim yang berbeda di seluruh dunia.
"Pelan, pelan, pasti ada perubahan," kata perancang Anya Hindmarch, yang karyanya menampilkan tas tangan bermotif Pac Man.
"Saya pikir itu semua akan sampai di sana pada waktu yang tepat, tapi tanpa keraguan semuanya bergerak ke arah penjualan segera. Pelanggan menginginkan produk busana secepat mungkin," kata dia di belakang panggung setelah pergelaran.
Sementara itu merek busana Alexander McQueen menggelar malam pertunjukan dramatis, yang terinspirasi oleh simbol surealis dan alam, para model menggunakan korset kulit dengan hiasan, mantel berukuran besar dan gaun tipis menjuntai hingga ke lantai dengan motif kupu-kupu, bulu, bunga dan rantai berat.
"Kami melihat ide ini dari semua sisi kewanitaan yang indah dan memiliki sedikit inovasi di mana-mana," kata Ken Downing, Direktur Mode pusat perbelanjaan AS Neiman Marcus.
"Tentu saja penggunaan bordir, hiasan yang detil dan hiasan di atas potongan-potongan kulit membuat pakaiannya menjadi bermutu tinggi," tambah dia.
Sebelumnya pada hari itu pada pertujukan busana pengecer Topshop Unique di galeri bersejarah Tate Britian, pada model menggunakan celana panjang ketat, gaun tipis bermotif macan tutul dan mantel bulu ukuran besar.
Inspirasinya juga dari karya Shakespeare - "The Winter Tale" dan "The Taming of the Shrew" untuk motif pada kaun sutra dan hiasan bunga pada gaun, yang dipadukan dengan sepatu boots semata kaki dan baju hangat.