9 Produk Mode Indonesia Unjuk Gigi di Moskow

Berbagai produk mode dari busana sampai aksesori unjuk gigi di Collection Premiere Moscow 30 Agustus-2 September 2017

oleh Novi Nadya diperbarui 23 Agu 2017, 18:23 WIB
Diterbitkan 23 Agu 2017, 18:23 WIB
Sentuhan Gaya Sarung yang Trendi dan Modern
Gajah Duduk berkolaborasi dengan desainer Indonesia ternama Itang Yunasz meluncurkan dua lini koleksi terbaru.

Liputan6.com, Jakarta Sembilan produk fashion Indonesia kembali unjuk gigi dalam ajang Collection Premiere Moscow (CPM) di Expocenter Fairground, Moscow pada 30 Agustus sampai 2 September 2017. Kesembilan produk tersebut yaitu Kabana by Itang Yunasz, Dian Pelangi, Kasha by Sjully Darsono, Devyros, Ekuator, Warnatasku, Kalyana Indonesia, Huraira, dan Teha Bags.

9 produk mode asal Indonesia akan mengisi paviliun The Heart of Fashion Craft di CMP. 9 produk mode asal Indonesia akan bersaing dengan 1.000 merek mode dan dihadiri lebih dari 22.600 calon pembeli dari 27 negara.

"Paviliun Indonesia The Heart of Fashion Craft merupakan langkah nyata dari Kemeterian Perindutrian untuk memperkenalkan industri fashion Indonesia dengan fashion craft-nya yang mampu menembus pasar internasional," ujar Sekretaris Dirjen Industri Kecil Menengah (IKM) Kementerian Perindustrian Eddy Siswanto, di Jakarta, Selsa (22/8/2017).

Eksplorasi Kerajinan Lokal

CPM diharapkan merangsang para pelaku industri tanah air agar tidak hanya berkutat pada pemain lokal. Melainkan ikut bersaing secara global untuk mewujudkan visi Indonesia sebagai salah satu pusat mode di dunia dalam satu dekade ke depan.

"Selain itu, pameran ini bertujuan mengeksplor keunikan fashion kita yang dikaitkan dengan keunikan lokal," lanjut Eddy Siswanto.

Eddy Siswanto juga berharap CPM Indonesia tahun ini lebih sukses dari tahun lalu. Tahun 2016, Kementerian Perindustrian memboyong empat produk mode saja.

Itang Yunasz dan Warnatasku mendapat sambutan baik dari buyers luar negeri. Apalagi semua peserta bisa mendapatkan order dari para buyers, menyerap tenaga kerja yang lebih banyak, dan menghasilkan devisa bagi Indonesia.

(Antara/Sella Panduarsa Gareta)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya