Ciri-Ciri Anak Dehidrasi: Kenali Tanda dan Cara Mengatasinya

Kenali ciri-ciri anak dehidrasi dan cara mengatasinya. Pelajari penyebab, gejala, pengobatan, dan pencegahan dehidrasi pada anak untuk menjaga kesehatannya.

oleh Liputan6 diperbarui 03 Des 2024, 15:25 WIB
Diterbitkan 03 Des 2024, 15:25 WIB
ciri-ciri anak dehidrasi
ciri-ciri anak dehidrasi ©Ilustrasi dibuat AI
Daftar Isi

Liputan6.com, Jakarta Dehidrasi pada anak merupakan kondisi serius yang perlu diwaspadai oleh orang tua. Kekurangan cairan tubuh dapat mengganggu fungsi vital dan berpotensi membahayakan kesehatan si kecil jika tidak segera ditangani. Artikel ini akan membahas secara komprehensif mengenai ciri-ciri anak dehidrasi, penyebab, cara mengatasi, serta langkah-langkah pencegahannya.

Pengertian Dehidrasi pada Anak

Dehidrasi adalah kondisi ketika tubuh kehilangan lebih banyak cairan dibandingkan dengan yang diterimanya. Pada anak-anak, dehidrasi dapat terjadi dengan cepat karena proporsi cairan dalam tubuh mereka lebih tinggi dibandingkan orang dewasa. Sekitar 70-80% tubuh bayi terdiri dari air, sementara pada orang dewasa hanya sekitar 60%.

Cairan tubuh memiliki peran vital dalam berbagai fungsi seperti:

  • Mengatur suhu tubuh
  • Membantu proses pencernaan
  • Mengangkut nutrisi ke seluruh tubuh
  • Membuang racun dan sisa metabolisme
  • Melumasi sendi dan jaringan

Ketika terjadi ketidakseimbangan cairan, fungsi-fungsi tersebut dapat terganggu. Pada kasus yang parah, dehidrasi dapat menyebabkan komplikasi serius seperti gangguan ginjal, kejang, hingga syok hipovolemik yang mengancam jiwa.

Penyebab Dehidrasi pada Anak

Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan anak mengalami dehidrasi:

1. Diare dan Muntah

Diare dan muntah merupakan penyebab utama dehidrasi pada anak. Kondisi ini menyebabkan tubuh kehilangan cairan dan elektrolit dalam jumlah besar dengan cepat. Infeksi virus, bakteri, atau parasit pada saluran pencernaan sering kali menjadi pemicunya.

2. Demam Tinggi

Saat demam, tubuh anak mengeluarkan lebih banyak keringat untuk menurunkan suhu. Jika tidak diimbangi dengan asupan cairan yang cukup, hal ini dapat memicu dehidrasi.

3. Paparan Panas Berlebih

Aktivitas fisik yang intens atau berada di lingkungan yang panas dalam waktu lama dapat menyebabkan anak berkeringat berlebihan. Jika tidak segera diganti, kehilangan cairan ini berpotensi mengakibatkan dehidrasi.

4. Kurang Minum

Anak-anak terkadang lupa atau enggan minum, terutama saat sedang asyik bermain. Asupan cairan yang tidak memadai dalam jangka waktu tertentu dapat menyebabkan dehidrasi.

5. Penyakit Tertentu

Beberapa kondisi medis seperti diabetes, penyakit ginjal, atau gangguan metabolisme dapat meningkatkan risiko dehidrasi pada anak.

Ciri-Ciri Anak Dehidrasi yang Perlu Diwaspadai

Mengenali tanda-tanda dehidrasi pada anak sangatlah penting agar dapat segera diatasi. Berikut ini adalah ciri-ciri anak dehidrasi yang perlu diwaspadai:

1. Mulut dan Bibir Kering

Salah satu tanda awal dehidrasi adalah mulut dan bibir yang terasa kering. Produksi air liur berkurang sehingga rongga mulut terasa lengket. Pada bayi, bagian dalam pipi mungkin terasa kering saat disentuh.

2. Mata Cekung

Perhatikan area di sekitar mata anak. Jika terlihat lebih cekung dari biasanya, ini bisa menjadi indikasi dehidrasi. Pada bayi, ubun-ubun (fontanel) juga mungkin terlihat lebih cekung.

3. Kulit Kering dan Tidak Elastis

Lakukan tes cubitan kulit dengan mencubit lembut kulit di punggung tangan atau perut anak. Pada kondisi normal, kulit akan segera kembali ke posisi semula. Jika kulit tetap dalam posisi tercubit lebih dari 2 detik, ini menandakan dehidrasi.

4. Urine Pekat dan Jarang

Perhatikan warna dan frekuensi buang air kecil anak. Urine yang berwarna gelap kekuningan dan berbau tajam menandakan dehidrasi. Frekuensi BAK yang berkurang juga perlu diwaspadai. Pada bayi, popok yang tetap kering selama lebih dari 6 jam adalah tanda bahaya.

5. Letargi dan Mudah Lelah

Anak yang mengalami dehidrasi cenderung lesu, mudah mengantuk, dan kurang aktif dari biasanya. Mereka mungkin menolak bermain atau melakukan aktivitas normal lainnya.

6. Menangis Tanpa Air Mata

Pada bayi dan anak kecil, menangis tanpa mengeluarkan air mata bisa menjadi tanda dehidrasi. Ini terjadi karena tubuh berusaha menghemat cairan yang tersisa.

7. Rasa Haus Berlebihan

Anak mungkin mengeluh haus terus-menerus atau terlihat sangat ingin minum. Namun pada kasus dehidrasi berat, anak justru bisa kehilangan rasa haus dan menolak minum.

8. Perubahan Perilaku

Dehidrasi dapat memengaruhi mood dan perilaku anak. Mereka mungkin menjadi lebih rewel, mudah marah, atau sulit ditenangkan.

9. Denyut Jantung dan Napas Cepat

Pada kasus dehidrasi sedang hingga berat, denyut jantung anak menjadi lebih cepat. Napas juga bisa terlihat lebih cepat dan dalam dari biasanya.

10. Pusing dan Sakit Kepala

Anak yang lebih besar mungkin mengeluhkan pusing atau sakit kepala. Ini terjadi karena volume darah berkurang akibat dehidrasi.

Cara Mengatasi Dehidrasi pada Anak

Jika anak menunjukkan tanda-tanda dehidrasi, berikut langkah-langkah yang dapat dilakukan:

1. Berikan Cairan Secara Bertahap

Mulailah dengan memberikan cairan dalam jumlah sedikit tapi sering. Ini membantu mencegah muntah dan memastikan cairan dapat diserap dengan baik. Untuk bayi yang masih menyusui, tingkatkan frekuensi pemberian ASI.

2. Gunakan Larutan Oralit

Larutan oralit efektif menggantikan cairan dan elektrolit yang hilang. Ikuti petunjuk penyajian dengan cermat. Jika tidak tersedia oralit, bisa dibuat larutan rumahan dengan mencampurkan 1 liter air, 6 sendok teh gula, dan 1/2 sendok teh garam.

3. Hindari Minuman Tertentu

Jangan berikan minuman yang mengandung kafein atau gula tinggi seperti soda dan jus kemasan. Ini dapat memperparah dehidrasi. Air putih atau larutan elektrolit lebih disarankan.

4. Berikan Makanan Lembut

Jika anak mampu makan, berikan makanan lembut yang mudah dicerna seperti bubur, pisang, atau roti panggang. Hindari makanan berlemak atau terlalu manis.

5. Istirahatkan Anak

Biarkan anak beristirahat cukup di tempat yang sejuk. Hindari aktivitas fisik berlebihan yang dapat memicu pengeluaran keringat.

6. Pantau Kondisi

Perhatikan tanda-tanda perbaikan seperti urine yang mulai jernih atau frekuensi BAK yang normal. Jika kondisi tidak membaik dalam 24 jam atau malah memburuk, segera bawa ke dokter.

Pencegahan Dehidrasi pada Anak

Mencegah lebih baik daripada mengobati. Berikut tips mencegah dehidrasi pada anak:

1. Pastikan Asupan Cairan Cukup

Dorong anak untuk minum air secara teratur, terutama saat cuaca panas atau sedang sakit. Untuk bayi, pastikan pemberian ASI atau susu formula sesuai kebutuhan.

2. Kenali Tanda Awal

Pelajari ciri-ciri anak dehidrasi sejak dini. Semakin cepat dikenali, semakin mudah mengatasinya.

3. Sediakan Minuman yang Menarik

Buat minum jadi menyenangkan dengan menggunakan gelas atau botol warna-warni. Untuk anak yang lebih besar, bisa ditambahkan potongan buah segar ke dalam air.

4. Berikan Makanan Kaya Air

Buah-buahan seperti semangka, melon, atau jeruk dapat membantu memenuhi kebutuhan cairan tubuh.

5. Batasi Aktivitas di Cuaca Panas

Hindari aktivitas fisik berlebihan saat cuaca sangat panas. Jika harus beraktivitas di luar, pastikan anak memakai pakaian yang tepat dan sering minum.

6. Tingkatkan Kewaspadaan Saat Sakit

Saat anak mengalami diare, muntah, atau demam, tingkatkan pemberian cairan untuk mengganti yang hilang.

Kapan Harus ke Dokter?

Meski sebagian besar kasus dehidrasi ringan dapat diatasi di rumah, ada kondisi-kondisi yang memerlukan penanganan medis segera:

  • Diare yang berlangsung lebih dari 24 jam
  • Muntah terus-menerus selama lebih dari 4-6 jam
  • Demam tinggi (di atas 39°C) yang tidak turun
  • Anak terlihat sangat lemas atau tidak responsif
  • Tidak ada produksi urine selama 6-8 jam (pada bayi)
  • Tanda-tanda dehidrasi berat seperti bibir sangat kering, mata sangat cekung, atau kulit yang sangat tidak elastis
  • Anak menolak minum atau tidak mampu menahan cairan

Dalam kasus-kasus tersebut, penanganan medis diperlukan untuk mencegah komplikasi serius. Dokter mungkin akan memberikan cairan intravena untuk mengatasi dehidrasi dengan cepat.

Mitos dan Fakta Seputar Dehidrasi Anak

Ada beberapa mitos yang beredar di masyarakat terkait dehidrasi pada anak. Mari kita luruskan dengan fakta-fakta berikut:

Mitos: Anak tidak perlu minum jika tidak merasa haus

Fakta: Rasa haus bukan indikator yang akurat untuk kebutuhan cairan, terutama pada anak-anak. Mereka perlu didorong untuk minum secara teratur.

Mitos: Susu atau jus lebih baik daripada air putih untuk mencegah dehidrasi

Fakta: Air putih tetap pilihan terbaik untuk hidrasi sehari-hari. Susu dan jus memang mengandung cairan, tapi juga kalori tambahan yang tidak selalu diperlukan.

Mitos: Anak yang aktif tidak mungkin dehidrasi

Fakta: Justru anak yang sangat aktif lebih berisiko dehidrasi karena kehilangan cairan melalui keringat. Mereka perlu lebih sering minum.

Mitos: Dehidrasi hanya terjadi saat cuaca panas

Fakta: Meski risiko meningkat saat cuaca panas, dehidrasi bisa terjadi kapan saja, termasuk di musim dingin atau saat anak sakit.

Mitos: Oralit hanya untuk diare

Fakta: Meski sering digunakan untuk diare, oralit efektif mengatasi berbagai jenis dehidrasi karena membantu menggantikan cairan dan elektrolit yang hilang.

Perawatan Jangka Panjang dan Perubahan Gaya Hidup

Mencegah dehidrasi bukan hanya tentang mengatasi krisis, tapi juga membangun kebiasaan hidup sehat jangka panjang. Berikut beberapa tips:

1. Jadikan Minum sebagai Rutinitas

Bantu anak membangun kebiasaan minum air secara teratur. Misalnya, minum segelas air setiap bangun tidur, sebelum makan, dan setelah bermain.

2. Edukasi tentang Pentingnya Hidrasi

Ajarkan anak tentang manfaat minum cukup air bagi tubuh. Gunakan metode yang menyenangkan seperti buku cerita atau video edukatif.

3. Sediakan Air Minum yang Mudah Diakses

Pastikan selalu ada air minum yang mudah dijangkau anak, baik di rumah maupun saat bepergian.

4. Variasikan Sumber Cairan

Selain air putih, kenalkan anak pada berbagai sumber cairan sehat seperti sup, buah-buahan segar, atau smoothie tanpa gula tambahan.

5. Jadilah Contoh yang Baik

Anak-anak cenderung meniru kebiasaan orang tua. Tunjukkan kebiasaan minum air yang baik dalam keseharian.

6. Pantau Warna Urine

Ajarkan anak untuk memperhatikan warna urine mereka. Urine yang jernih atau kuning pucat menandakan hidrasi yang baik.

Pertanyaan Seputar Dehidrasi Anak

Q: Berapa banyak cairan yang dibutuhkan anak setiap hari?

A: Kebutuhan cairan bervariasi tergantung usia, berat badan, dan aktivitas anak. Secara umum:

  • Bayi 0-6 bulan: sekitar 700 ml/hari (melalui ASI atau susu formula)
  • Bayi 7-12 bulan: sekitar 800 ml/hari
  • Anak 1-3 tahun: sekitar 1.3 liter/hari
  • Anak 4-8 tahun: sekitar 1.7 liter/hari
  • Anak di atas 9 tahun: 2-2.5 liter/hari

Q: Apakah dehidrasi bisa menyebabkan demam?

A: Meski jarang, dehidrasi berat dapat menyebabkan sedikit kenaikan suhu tubuh. Namun, jika anak mengalami demam tinggi, kemungkinan besar ada penyebab lain yang perlu diperiksa.

Q: Bolehkah memberikan minuman olahraga (sports drink) pada anak yang dehidrasi?

A: Minuman olahraga umumnya tidak direkomendasikan untuk anak-anak karena kandungan gula dan elektrolitnya yang tinggi. Air putih atau larutan oralit lebih aman dan efektif untuk mengatasi dehidrasi pada anak.

Q: Apakah dehidrasi bisa memengaruhi pertumbuhan anak?

A: Dehidrasi kronis atau berulang memang dapat memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak. Cairan penting untuk transportasi nutrisi dan pembuangan limbah metabolisme. Kekurangan cairan jangka panjang bisa mengganggu proses-proses vital ini.

Q: Bagaimana cara membedakan dehidrasi dengan penyakit lain?

A: Memang beberapa gejala dehidrasi bisa mirip dengan penyakit lain. Kunci utamanya adalah memperhatikan riwayat asupan cairan, frekuensi buang air kecil, dan kondisi fisik seperti elastisitas kulit atau kelembaban mulut. Jika ragu, selalu lebih baik berkonsultasi dengan dokter.

Kesimpulan

Dehidrasi pada anak bukanlah kondisi yang bisa dianggap remeh. Mengenali ciri-ciri anak dehidrasi sejak dini sangatlah penting untuk mencegah komplikasi serius. Orang tua dan pengasuh perlu waspada terhadap tanda-tanda seperti mulut kering, mata cekung, atau perubahan frekuensi buang air kecil.

Pencegahan melalui asupan cairan yang cukup dan kebiasaan hidup sehat adalah kunci utama. Namun, jika tanda-tanda dehidrasi muncul, tindakan cepat dengan pemberian cairan yang tepat sangat diperlukan. Dalam kasus yang lebih serius, jangan ragu untuk mencari bantuan medis.

Dengan pemahaman yang baik tentang dehidrasi, kita dapat memastikan anak-anak tetap sehat, aktif, dan terhidrasi dengan baik. Ingatlah bahwa menjaga hidrasi bukan hanya tentang menghindari masalah kesehatan, tapi juga mendukung pertumbuhan dan perkembangan optimal anak-anak kita.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya