Liputan6.com, Jakarta Pernikahan merupakan salah satu momen paling sakral dan penting dalam kehidupan manusia. Namun, sebelum melangkah ke jenjang pernikahan, penting bagi kita untuk memahami tujuan menikah yang sesungguhnya. Artikel ini akan membahas secara mendalam berbagai aspek tujuan menikah, baik dari perspektif agama maupun sosial.
Definisi dan Makna Pernikahan
Pernikahan dapat didefinisikan sebagai ikatan lahir batin antara seorang pria dan wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Dalam konteks agama Islam, pernikahan atau nikah berasal dari kata bahasa Arab "nikahun" yang merupakan masdar dari kata "nakaha", yang secara etimologi berarti "berhimpun" atau "bergabung".
Makna pernikahan jauh lebih dalam dari sekadar upacara seremonial. Ia merupakan perjanjian suci antara dua insan untuk mengikatkan diri dalam sebuah ikatan yang sah di mata agama dan negara. Pernikahan juga menjadi sarana untuk menyatukan dua keluarga besar dan membangun fondasi bagi generasi mendatang.
Advertisement
Tujuan Menikah dalam Perspektif Agama Islam
Dalam ajaran Islam, tujuan menikah memiliki beberapa dimensi penting:
1. Menjalankan Perintah Allah SWT
Menikah merupakan salah satu perintah Allah SWT yang tertuang dalam Al-Quran. Allah berfirman dalam Surat An-Nur ayat 32:
"Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu, dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan karunia-Nya. Dan Allah Maha luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui."
2. Menyempurnakan Separuh Agama
Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda: "Barangsiapa menikah, maka ia telah menyempurnakan separuh agamanya. Dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah dalam memelihara yang separuhnya lagi." (HR. Thabrani dan Hakim)
3. Menjaga Kesucian Diri
Pernikahan menjadi sarana untuk menjaga kesucian diri dan menghindari perbuatan zina. Dengan menikah, seseorang dapat menyalurkan hasrat biologisnya secara halal dan terhormat.
4. Membangun Keluarga Sakinah, Mawaddah, Warahmah
Tujuan utama pernikahan dalam Islam adalah untuk membangun keluarga yang sakinah (tenteram), mawaddah (penuh cinta), dan warahmah (kasih sayang). Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam Surat Ar-Rum ayat 21.
Tujuan Menikah dari Perspektif Sosial dan Psikologis
Selain tujuan religius, pernikahan juga memiliki tujuan-tujuan yang berkaitan dengan aspek sosial dan psikologis:
1. Memenuhi Kebutuhan Psikologis
Pernikahan dapat memenuhi kebutuhan psikologis manusia akan cinta, kasih sayang, dan rasa aman. Dengan memiliki pasangan hidup, seseorang memiliki tempat berbagi suka dan duka.
2. Membangun Kemitraan Hidup
Dalam pernikahan, suami dan istri menjadi mitra dalam menjalani kehidupan. Mereka saling mendukung dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk karir dan pengembangan diri.
3. Melestarikan Keturunan
Salah satu tujuan alamiah dari pernikahan adalah untuk memiliki keturunan dan melestarikan spesies manusia. Namun, perlu diingat bahwa tujuan ini bukanlah satu-satunya dan bukan yang terpenting.
4. Mencapai Stabilitas Sosial
Pernikahan berkontribusi pada stabilitas sosial dengan membentuk unit-unit keluarga yang menjadi fondasi masyarakat. Keluarga yang harmonis akan menciptakan masyarakat yang harmonis pula.
Advertisement
Persiapan Menuju Pernikahan
Untuk mencapai tujuan menikah yang mulia, diperlukan persiapan yang matang. Berikut beberapa aspek yang perlu diperhatikan:
1. Kesiapan Mental dan Emosional
Calon pengantin harus memiliki kematangan emosional dan mental untuk menghadapi tantangan dalam rumah tangga. Ini termasuk kemampuan mengelola konflik, berkomunikasi efektif, dan berempati.
2. Kesiapan Finansial
Meskipun bukan segalanya, kesiapan finansial penting untuk membangun rumah tangga yang stabil. Ini meliputi kemampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar dan mengelola keuangan keluarga.
3. Pemahaman Agama
Bagi umat Muslim, pemahaman yang baik tentang ajaran Islam mengenai pernikahan dan kehidupan berkeluarga sangat penting. Ini termasuk hak dan kewajiban suami istri, serta cara membangun keluarga yang islami.
4. Komunikasi dan Kesepahaman
Calon pasangan perlu membangun komunikasi yang baik dan mencapai kesepahaman tentang visi dan misi pernikahan mereka. Ini termasuk diskusi tentang peran masing-masing dalam rumah tangga, rencana memiliki anak, dan tujuan jangka panjang.
Tantangan dalam Mencapai Tujuan Menikah
Meskipun memiliki tujuan yang mulia, perjalanan pernikahan tidak selalu mulus. Beberapa tantangan yang mungkin dihadapi antara lain:
1. Perbedaan Karakter dan Latar Belakang
Setiap individu memiliki karakter dan latar belakang yang unik. Perbedaan ini bisa menjadi sumber konflik jika tidak dikelola dengan baik.
2. Masalah Komunikasi
Komunikasi yang buruk sering menjadi akar masalah dalam rumah tangga. Pasangan perlu terus belajar untuk berkomunikasi secara efektif dan konstruktif.
3. Tekanan Ekonomi
Masalah keuangan dapat menjadi sumber stres dalam rumah tangga. Pengelolaan keuangan yang baik dan sikap qanaah (merasa cukup) penting untuk mengatasi tantangan ini.
4. Campur Tangan Pihak Ketiga
Terkadang, campur tangan dari pihak keluarga atau teman dapat mengganggu harmoni rumah tangga. Pasangan perlu menetapkan batasan yang jelas namun tetap menghormati hubungan dengan keluarga besar.
Advertisement
Membangun Pernikahan yang Sehat dan Bahagia
Untuk mencapai tujuan menikah yang diidamkan, pasangan perlu terus berupaya membangun pernikahan yang sehat dan bahagia. Beberapa kiat yang dapat diterapkan:
1. Menjaga Komunikasi
Komunikasi yang terbuka, jujur, dan penuh kasih sayang adalah kunci utama pernikahan yang harmonis. Pasangan perlu meluangkan waktu untuk berbicara dan mendengarkan satu sama lain.
2. Menumbuhkan Rasa Syukur
Bersyukur atas apa yang dimiliki dan menghargai pasangan dapat meningkatkan kepuasan dalam pernikahan. Fokus pada hal-hal positif daripada kekurangan pasangan.
3. Menjaga Keintiman
Keintiman bukan hanya soal fisik, tetapi juga emosional dan spiritual. Pasangan perlu terus memupuk kedekatan dan kasih sayang di antara mereka.
4. Belajar dan Tumbuh Bersama
Pernikahan adalah proses pembelajaran seumur hidup. Pasangan yang terus belajar dan berkembang bersama cenderung memiliki pernikahan yang lebih kuat dan memuaskan.
Peran Agama dalam Mencapai Tujuan Menikah
Bagi umat beragama, khususnya Muslim, agama memainkan peran penting dalam mencapai tujuan menikah:
1. Panduan Hidup Berkeluarga
Ajaran agama memberikan panduan yang komprehensif tentang bagaimana membangun dan menjalani kehidupan berkeluarga yang harmonis.
2. Sumber Kekuatan Spiritual
Iman dan ibadah menjadi sumber kekuatan spiritual bagi pasangan dalam menghadapi berbagai tantangan pernikahan.
3. Pembentukan Karakter
Nilai-nilai agama membantu membentuk karakter yang baik, seperti kesabaran, kejujuran, dan kasih sayang, yang sangat penting dalam kehidupan berumah tangga.
4. Resolusi Konflik
Ajaran agama memberikan metode dan prinsip-prinsip dalam menyelesaikan konflik secara adil dan damai.
Advertisement
Aspek Hukum dan Administratif Pernikahan
Selain aspek agama dan sosial, pernikahan juga memiliki dimensi hukum dan administratif yang penting untuk diperhatikan:
1. Pencatatan Pernikahan
Di Indonesia, pernikahan harus dicatatkan secara resmi di Kantor Urusan Agama (KUA) bagi Muslim atau Kantor Catatan Sipil bagi non-Muslim. Pencatatan ini penting untuk mendapatkan pengakuan hukum dan perlindungan negara.
2. Hak dan Kewajiban Hukum
Pernikahan yang sah menimbulkan hak dan kewajiban hukum bagi suami dan istri. Ini termasuk hak waris, hak asuh anak, dan tanggung jawab finansial.
3. Perjanjian Pranikah
Beberapa pasangan memilih untuk membuat perjanjian pranikah untuk mengatur hal-hal tertentu dalam pernikahan mereka, seperti pembagian harta atau pengaturan karir.
4. Prosedur Perceraian
Meskipun bukan tujuan dari pernikahan, penting untuk memahami prosedur hukum perceraian sebagai bagian dari pengetahuan tentang aspek legal pernikahan.
Pernikahan dalam Konteks Budaya Indonesia
Indonesia memiliki keragaman budaya yang memengaruhi praktik dan pemahaman tentang pernikahan:
1. Adat Istiadat
Setiap daerah di Indonesia memiliki adat istiadat pernikahan yang unik. Ini bisa meliputi prosesi lamaran, seserahan, hingga upacara pernikahan itu sendiri.
2. Nilai-nilai Kekeluargaan
Budaya Indonesia sangat menekankan nilai-nilai kekeluargaan dalam pernikahan. Ini termasuk penghormatan kepada orang tua dan peran keluarga besar dalam kehidupan rumah tangga.
3. Pernikahan Antar Budaya
Dengan semakin banyaknya pernikahan antar suku dan budaya, pasangan perlu belajar untuk menghormati dan mengintegrasikan perbedaan budaya dalam rumah tangga mereka.
4. Modernisasi dan Perubahan Sosial
Perubahan sosial dan modernisasi telah memengaruhi konsep dan praktik pernikahan di Indonesia. Ini termasuk pergeseran peran gender dan ekspektasi dalam rumah tangga.
Advertisement
Kesimpulan
Memahami tujuan menikah adalah langkah penting dalam mempersiapkan diri untuk menjalani kehidupan pernikahan. Tujuan menikah bukan hanya tentang memenuhi kebutuhan biologis atau sosial, tetapi juga tentang membangun hubungan yang bermakna dan bermanfaat bagi diri sendiri, pasangan, keluarga, dan masyarakat.
Pernikahan adalah perjalanan seumur hidup yang membutuhkan komitmen, pengorbanan, dan upaya terus-menerus dari kedua belah pihak. Dengan memahami dan menghayati tujuan menikah yang sesungguhnya, pasangan dapat membangun fondasi yang kuat untuk rumah tangga yang bahagia, harmonis, dan diberkahi.
Penting untuk diingat bahwa setiap pernikahan adalah unik, dan tidak ada formula "satu ukuran untuk semua" dalam mencapai kebahagiaan pernikahan. Yang terpenting adalah pasangan terus berupaya untuk saling memahami, mendukung, dan tumbuh bersama dalam menjalani perjalanan hidup berdua.
Akhirnya, pernikahan bukan hanya tentang mencapai tujuan-tujuan tertentu, tetapi juga tentang proses perjalanan itu sendiri. Dalam perjalanan ini, pasangan akan menemukan makna yang lebih dalam tentang cinta, pengorbanan, dan pertumbuhan pribadi. Dengan pemahaman yang mendalam tentang tujuan menikah dan komitmen untuk terus berusaha, pasangan dapat membangun rumah tangga yang tidak hanya bahagia dan harmonis, tetapi juga menjadi sumber keberkahan bagi diri sendiri, keluarga, dan masyarakat sekitar.