Liputan6.com, Jakarta Syiah merupakan salah satu aliran besar dalam Islam yang memiliki sejarah panjang dan ajaran yang khas. Artikel ini akan membahas secara mendalam tentang apa itu Syiah, mulai dari sejarah kemunculannya, ajaran-ajaran pokoknya, hingga perbedaannya dengan aliran Sunni yang merupakan mayoritas umat Islam.
Definisi dan Sejarah Kemunculan Syiah
Syiah secara bahasa berarti "pengikut" atau "pendukung". Dalam konteks Islam, Syiah merujuk pada kelompok Muslim yang meyakini bahwa kepemimpinan umat Islam setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW seharusnya berada di tangan Ali bin Abi Thalib dan keturunannya.
Akar sejarah Syiah dapat ditelusuri hingga masa-masa awal Islam, tepatnya setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW pada tahun 632 M. Saat itu terjadi perselisihan mengenai siapa yang berhak menggantikan Nabi sebagai pemimpin umat Islam. Sebagian umat Islam berpendapat bahwa kepemimpinan seharusnya diserahkan kepada Ali bin Abi Thalib, sepupu sekaligus menantu Nabi. Kelompok inilah yang kemudian dikenal sebagai Syiah.
Namun dalam perkembangannya, Abu Bakar As-Shiddiq terpilih menjadi khalifah pertama, diikuti oleh Umar bin Khattab dan Utsman bin Affan. Ali bin Abi Thalib baru menjadi khalifah keempat. Peristiwa-peristiwa politik inilah yang menjadi cikal bakal terbentuknya aliran Syiah sebagai kelompok tersendiri dalam Islam.
Puncak perpecahan terjadi setelah terbunuhnya Husein bin Ali, cucu Nabi Muhammad SAW, dalam Pertempuran Karbala pada tahun 680 M. Peristiwa ini semakin mempertajam perbedaan antara Syiah dan kelompok Muslim lainnya yang kemudian dikenal sebagai Sunni.
Advertisement
Ajaran Pokok Syiah
Syiah memiliki beberapa ajaran pokok yang membedakannya dengan aliran Islam lainnya. Berikut adalah beberapa ajaran utama dalam Syiah:
1. Imamah
Konsep Imamah atau kepemimpinan spiritual merupakan inti dari ajaran Syiah. Mereka meyakini bahwa setelah Nabi Muhammad SAW wafat, kepemimpinan umat Islam seharusnya diteruskan oleh Ali bin Abi Thalib dan keturunannya yang disebut sebagai Imam. Para Imam ini dianggap memiliki otoritas spiritual dan politik yang diwariskan secara turun-temurun.
2. Aqidah Syiah
Dalam hal aqidah atau keyakinan, Syiah memiliki lima rukun iman yang disebut Ushuluddin:
- Tauhid (keesaan Allah)
- Adl (keadilan Allah)
- Nubuwwah (kenabian)
- Imamah (kepemimpinan)
- Ma'ad (hari kebangkitan)
3. Fiqih Syiah
Dalam hal fiqih atau hukum Islam, Syiah memiliki beberapa perbedaan dengan Sunni. Misalnya, Syiah membolehkan nikah mut'ah (pernikahan sementara) yang dilarang dalam Sunni. Syiah juga memiliki cara shalat dan wudhu yang sedikit berbeda.
4. Taqiyah
Taqiyah adalah konsep yang membolehkan penganut Syiah untuk menyembunyikan identitas keagamaannya dalam situasi yang mengancam keselamatan. Konsep ini dikembangkan sebagai strategi bertahan hidup di tengah tekanan politik dan sosial.
Perbedaan Utama antara Syiah dan Sunni
Meskipun Syiah dan Sunni sama-sama mengakui Allah sebagai Tuhan dan Muhammad sebagai Nabi terakhir, terdapat beberapa perbedaan mendasar antara keduanya:
1. Kepemimpinan Setelah Nabi
Syiah meyakini bahwa Ali bin Abi Thalib adalah penerus sah Nabi Muhammad SAW berdasarkan penunjukan langsung, sementara Sunni mengakui Abu Bakar sebagai khalifah pertama yang dipilih melalui musyawarah.
2. Konsep Imamah
Syiah memiliki konsep Imamah yang tidak dikenal dalam Sunni. Imam dalam Syiah dianggap memiliki otoritas spiritual yang setara dengan Nabi.
3. Sumber Hukum
Meskipun keduanya menggunakan Al-Quran dan Hadits sebagai sumber utama, Syiah lebih menekankan pada riwayat-riwayat yang berasal dari Ahlul Bait (keluarga Nabi), sementara Sunni mengambil riwayat dari para sahabat Nabi secara lebih luas.
4. Praktik Ibadah
Terdapat beberapa perbedaan dalam tata cara ibadah, seperti cara berwudhu, shalat, dan pelaksanaan haji.
Advertisement
Aliran-aliran dalam Syiah
Syiah bukanlah kelompok yang monolitik. Terdapat beberapa aliran utama dalam Syiah, di antaranya:
1. Syiah Dua Belas Imam (Itsna Asyariyah)
Ini adalah aliran Syiah terbesar yang meyakini adanya 12 Imam yang ditunjuk secara ilahiah. Imam terakhir, Muhammad al-Mahdi, diyakini masih hidup dan akan muncul kembali di akhir zaman.
2. Syiah Ismailiyah
Aliran ini percaya pada tujuh Imam dan memiliki interpretasi yang lebih esoteris terhadap ajaran Islam.
3. Syiah Zaidiyah
Aliran ini lebih dekat dengan Sunni dalam beberapa aspek dan hanya mengakui lima Imam.
Penyebaran dan Demografi Syiah
Syiah merupakan aliran Islam terbesar kedua setelah Sunni, dengan perkiraan jumlah pengikut sekitar 10-15% dari total umat Islam dunia. Negara-negara dengan populasi Syiah yang signifikan antara lain:
- Iran (mayoritas)
- Irak (mayoritas)
- Azerbaijan (mayoritas)
- Bahrain (mayoritas)
- Lebanon (sekitar 40%)
- Yaman (sekitar 35%)
Di Indonesia sendiri, penganut Syiah merupakan minoritas dengan perkiraan jumlah sekitar 1-3 juta orang.
Advertisement
Kontroversi dan Tantangan Syiah di Dunia Modern
Sebagai kelompok minoritas di sebagian besar negara Muslim, Syiah sering menghadapi berbagai tantangan dan kontroversi:
1. Diskriminasi dan Persekusi
Di beberapa negara dengan mayoritas Sunni, penganut Syiah mengalami diskriminasi dan bahkan persekusi. Contohnya adalah konflik sektarian di Irak dan Pakistan.
2. Stigmatisasi
Syiah sering kali distigmatisasi sebagai kelompok sesat atau bahkan dianggap bukan bagian dari Islam oleh sebagian kalangan Sunni ekstrem.
3. Geopolitik
Persaingan antara Iran (mayoritas Syiah) dan Arab Saudi (mayoritas Sunni) sering kali mempengaruhi dinamika politik di Timur Tengah dan memperburuk hubungan Syiah-Sunni di berbagai negara.
4. Integrasi Sosial
Di negara-negara dengan populasi Syiah yang signifikan, tantangan utamanya adalah bagaimana mengintegrasikan komunitas Syiah ke dalam struktur sosial dan politik yang lebih luas.
Upaya Rekonsiliasi dan Dialog Syiah-Sunni
Meskipun terdapat perbedaan historis dan teologis, banyak upaya telah dilakukan untuk menjembatani kesenjangan antara Syiah dan Sunni:
1. Dialog Antar-Mazhab
Berbagai forum dialog antara ulama Syiah dan Sunni telah diadakan untuk membahas persamaan dan mencari titik temu.
2. Fatwa-fatwa Moderat
Beberapa ulama terkemuka dari kedua belah pihak telah mengeluarkan fatwa yang menegaskan bahwa baik Syiah maupun Sunni adalah bagian sah dari Islam.
3. Kerjasama Politik
Di beberapa negara seperti Irak dan Lebanon, telah ada upaya untuk membangun sistem politik yang mengakomodasi baik Syiah maupun Sunni.
4. Pendidikan dan Literasi
Upaya untuk meningkatkan pemahaman tentang keragaman dalam Islam, termasuk tentang Syiah, melalui pendidikan dan penyebaran informasi yang akurat.
Advertisement
Kesimpulan
Syiah merupakan aliran Islam yang memiliki sejarah panjang dan ajaran yang khas. Meskipun terdapat perbedaan dengan aliran Sunni, baik Syiah maupun Sunni sama-sama mengakui keesaan Allah dan kenabian Muhammad SAW. Pemahaman yang lebih baik tentang Syiah dan upaya dialog antar-mazhab dapat membantu mengurangi ketegangan dan membangun hubungan yang lebih harmonis di antara umat Islam.
Dalam konteks Indonesia yang beragam, penting bagi kita untuk memahami dan menghormati perbedaan yang ada, termasuk keberadaan komunitas Syiah. Dengan pemahaman yang lebih baik, kita dapat membangun masyarakat yang lebih inklusif dan toleran sesuai dengan semangat Bhinneka Tunggal Ika.
