Tujuan Utama BPUPKI: Sejarah, Tujuan Utama, Anggota, dan Hasil Sidangnya

Pelajari tujuan utama BPUPKI dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia. Simak sejarah, tugas, dan hasil sidang BPUPKI secara lengkap di sini.

oleh Laudia Tysara Diperbarui 20 Feb 2025, 14:44 WIB
Diterbitkan 20 Feb 2025, 14:44 WIB
tujuan utama bpupki
tujuan utama bpupki ©Ilustrasi dibuat AI... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) memainkan peran krusial dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia. Dibentuk pada masa pendudukan Jepang, badan ini bertugas melakukan penyelidikan dan persiapan untuk mewujudkan kemerdekaan bangsa Indonesia. Mari kita telaah lebih dalam mengenai tujuan utama BPUPKI serta berbagai aspek penting terkait badan bersejarah ini.

Pengertian dan Sejarah Pembentukan BPUPKI

BPUPKI merupakan singkatan dari Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia. Dalam bahasa Jepang, badan ini dikenal dengan nama Dokuritsu Junbi Cosakai. BPUPKI dibentuk oleh pemerintah pendudukan Jepang di Jawa pada tanggal 29 April 1945, bertepatan dengan hari ulang tahun Kaisar Hirohito.

Pembentukan BPUPKI tidak terlepas dari kondisi Jepang yang semakin terdesak dalam Perang Asia Pasifik. Pada akhir tahun 1944, posisi Jepang mulai goyah seiring jatuhnya daerah-daerah jajahan mereka ke tangan Sekutu. Menghadapi situasi kritis tersebut, Jepang berupaya mencari dukungan dari bangsa-bangsa yang didudukinya, termasuk Indonesia.

Pada tanggal 7 September 1944, Perdana Menteri Jepang Kuniaki Koiso mengumumkan janji kemerdekaan kepada Indonesia di hadapan parlemen Jepang. Sebagai bentuk realisasi janji tersebut, pada 1 Maret 1945 pemerintah pendudukan Jepang di Jawa mengumumkan rencana pembentukan BPUPKI. Pengumuman ini disampaikan oleh Letnan Jenderal Kumakici Harada selaku pimpinan pemerintah pendudukan Jepang di Jawa.

Meski demikian, pembentukan BPUPKI oleh Jepang tidak sepenuhnya didasari niat tulus untuk memberikan kemerdekaan kepada Indonesia. Terdapat motif tersembunyi di balik pembentukan badan ini, yaitu upaya menarik simpati rakyat Indonesia agar bersedia membantu Jepang dalam menghadapi Sekutu pada Perang Dunia II. Jepang berharap dengan membentuk BPUPKI, mereka dapat mempertahankan sisa-sisa kekuatan dan mendapatkan dukungan dari rakyat Indonesia.

Tujuan Utama Pembentukan BPUPKI

Tujuan utama dibentuknya BPUPKI dapat ditinjau dari dua perspektif berbeda, yaitu dari sudut pandang Indonesia dan Jepang:

Tujuan BPUPKI bagi Indonesia:

  • Mengkaji, mendalami, dan menyelidiki bentuk dasar negara yang cocok untuk sistem pemerintahan Indonesia pasca kemerdekaan.
  • Mempersiapkan segala sesuatu yang berkaitan dengan proses kemerdekaan Indonesia, meliputi aspek politik, ekonomi, tata pemerintahan, dan hal-hal penting lainnya.
  • Merumuskan dan menyusun rancangan Undang-Undang Dasar bagi negara Indonesia merdeka.
  • Mempelajari dan menyelidiki hal-hal penting menyangkut pembentukan negara Indonesia merdeka.
  • Membahas dan merumuskan dasar negara Indonesia.

Tujuan BPUPKI bagi Jepang:

  • Menarik simpati rakyat Indonesia agar bersedia membantu Jepang dalam perang melawan Sekutu.
  • Memenuhi janji kemerdekaan yang telah disampaikan sebelumnya kepada Indonesia.
  • Mempertahankan sisa-sisa kekuatan Jepang di Indonesia.
  • Melaksanakan politik kolonial dengan memberi kesan seolah-olah mendukung kemerdekaan Indonesia.

Meskipun terdapat perbedaan tujuan antara Indonesia dan Jepang, pada akhirnya BPUPKI berhasil dimanfaatkan oleh para tokoh pergerakan nasional Indonesia untuk mempersiapkan kemerdekaan bangsa. Mereka menggunakan kesempatan ini untuk merancang dasar negara dan konstitusi bagi Indonesia merdeka.

Susunan Keanggotaan BPUPKI

BPUPKI beranggotakan 67 orang, terdiri dari 60 orang Indonesia dan 7 orang Jepang yang bertugas sebagai pengawas. Susunan kepengurusan BPUPKI adalah sebagai berikut:

  • Ketua: Dr. K.R.T. Radjiman Wedyodiningrat
  • Wakil Ketua:
    • Ichibangase Yosio (dari pihak Jepang)
    • R.P. Soeroso (dari pihak Indonesia)

Selain itu, terdapat pula Badan Tata Usaha yang berfungsi sebagai sekretariat BPUPKI. Badan ini terdiri dari 60 orang anggota dengan susunan sebagai berikut:

  • Ketua: R.P. Soeroso
  • Wakil Ketua:
    • Masuda Toyohiko (dari pihak Jepang)
    • Mr. Abdoel Gafar Pringgodigdo (dari pihak Indonesia)

Beberapa tokoh penting yang menjadi anggota BPUPKI antara lain:

  • Ir. Soekarno
  • Drs. Mohammad Hatta
  • Mr. Muhammad Yamin
  • Mr. Soepomo
  • K.H. Wachid Hasyim
  • Ki Bagus Hadikusumo
  • Otto Iskandar Dinata
  • Dr. Soetomo
  • H. Agus Salim
  • Mr. Ahmad Soebardjo

Keberagaman latar belakang anggota BPUPKI mencerminkan upaya untuk mewakili berbagai elemen masyarakat Indonesia dalam mempersiapkan kemerdekaan.

Tugas dan Peran BPUPKI

BPUPKI memiliki beberapa tugas dan peran penting dalam rangka mempersiapkan kemerdekaan Indonesia. Berikut ini adalah rincian tugas utama BPUPKI:

  1. Melakukan penyelidikan dan persiapan kemerdekaan:

    BPUPKI bertugas menggali aspirasi masyarakat Indonesia dan merumuskan dasar-dasar negara yang akan menjadi landasan kemerdekaan Indonesia. Badan ini melakukan berbagai kajian dan penelitian terkait aspek-aspek penting dalam pembentukan sebuah negara merdeka.

  2. Merumuskan dasar negara:

    Salah satu tugas utama BPUPKI adalah merumuskan dasar negara dan konstitusi bagi Indonesia yang merdeka. Dalam sidang-sidang yang digelar, BPUPKI membahas dan merumuskan berbagai aspek kenegaraan, seperti bentuk pemerintahan, sistem ekonomi, hak asasi manusia, dan hubungan dengan negara lain.

  3. Mengadakan pembahasan dan diskusi:

    BPUPKI mengadakan berbagai sidang dan forum diskusi di mana para anggotanya berdiskusi, berdebat, dan membahas berbagai isu yang terkait dengan kemerdekaan dan perumusan dasar negara. Diskusi ini melibatkan berbagai pemikir, tokoh nasional, dan perwakilan daerah untuk memastikan keterwakilan yang luas dalam merumuskan dasar negara.

  4. Menyusun naskah konstitusi:

    Berdasarkan hasil sidang dan diskusi, BPUPKI bertugas untuk menyusun naskah konstitusi yang mencerminkan pandangan dan aspirasi rakyat Indonesia. Naskah konstitusi ini menjadi landasan untuk menyusun konstitusi final Indonesia.

  5. Menyelidiki situasi politik dan sosial:

    BPUPKI bertugas untuk melakukan penyelidikan terhadap situasi politik dan sosial di Indonesia pada masa itu. Mereka menganalisis kondisi politik, ekonomi, sosial, dan keamanan yang meliputi aspek-aspek seperti pendudukan Jepang, pengaruh Belanda, perjuangan kemerdekaan, dan aspirasi rakyat Indonesia.

  6. Merumuskan tujuan dan cita-cita kemerdekaan:

    BPUPKI memiliki tugas untuk merumuskan tujuan dan cita-cita kemerdekaan Indonesia. Mereka membahas dan mendiskusikan visi, prinsip, dan nilai-nilai yang ingin dicapai dalam proses perjuangan kemerdekaan serta dalam membangun negara Indonesia yang baru.

  7. Melakukan konsultasi dengan berbagai pihak:

    BPUPKI juga melibatkan konsultasi dengan berbagai pihak terkait, termasuk tokoh nasional, pemimpin masyarakat, organisasi politik, dan agama. Konsultasi ini dilakukan untuk mendapatkan masukan, pendapat, dan aspirasi yang lebih luas dari berbagai lapisan masyarakat dalam merumuskan dasar negara.

Melalui pelaksanaan tugas-tugas tersebut, BPUPKI berperan penting dalam meletakkan fondasi bagi berdirinya negara Indonesia yang merdeka dan berdaulat.

Sidang-sidang BPUPKI

BPUPKI mengadakan dua kali sidang resmi dan satu kali sidang tidak resmi. Berikut adalah rincian sidang-sidang BPUPKI:

1. Sidang Pertama (29 Mei - 1 Juni 1945)

Sidang pertama BPUPKI membahas tentang rumusan dasar negara Indonesia merdeka. Dalam sidang ini, tiga tokoh utama pergerakan nasional Indonesia menyampaikan pidato mereka mengenai usulan dasar negara, yaitu:

 

 

  • Mr. Muhammad Yamin (29 Mei 1945):

 

Usulan lisan:

- Peri Kebangsaan

- Peri Kemanusiaan

- Peri Ketuhanan

- Peri Kerakyatan

- Kesejahteraan Sosial

Usulan tertulis:

- Ketuhanan Yang Maha Esa

- Kebangsaan persatuan Indonesia

- Rasa kemanusiaan yang adil dan beradab

- Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan

- Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

 

 

  • Mr. Soepomo (31 Mei 1945):

 

 

 

  • Persatuan

 

 

  • Kekeluargaan

 

 

  • Keseimbangan lahir dan batin

 

 

  • Musyawarah

 

 

  • Keadilan rakyat

 

 

 

 

  • Ir. Soekarno (1 Juni 1945):

 

 

 

  • Kebangsaan Indonesia

 

 

  • Internasionalisme atau Perikemanusiaan

 

 

  • Mufakat atau Demokrasi

 

 

  • Kesejahteraan Sosial

 

 

  • Ketuhanan yang berkebudayaan

 

 

Soekarno mengusulkan agar kelima dasar negara tersebut diberi nama Pancasila.

 

 

Setelah sidang pertama berakhir, untuk menindaklanjuti usulan-usulan tersebut, dibentuk Panitia Sembilan yang diketuai oleh Ir. Soekarno. Panitia ini bertugas mengolah usulan dari anggota BPUPKI mengenai dasar negara RI.

2. Sidang Tidak Resmi (22 Juni 1945)

Pada masa reses antara sidang pertama dan kedua, BPUPKI mengadakan sidang tidak resmi. Dalam sidang ini, Panitia Sembilan menghasilkan rumusan yang disebut dengan Piagam Jakarta atau Jakarta Charter. Piagam ini disetujui dan ditandatangani pada 22 Juni 1945.

3. Sidang Kedua (10-17 Juli 1945)

Sidang kedua BPUPKI membahas rencana Undang-Undang Dasar (UUD) dan bentuk negara. Mengenai bentuk negara, mayoritas peserta sidang sepakat dengan bentuk Republik. Untuk mempercepat kerja sidang, BPUPKI membentuk panitia kecil yang beranggotakan 19 orang yang diketuai oleh Soekarno. Panitia yang diberi nama Panitia Perancang UUD ini menyepakati Piagam Jakarta sebagai inti pembukaan UUD.

Panitia Perancang UUD ini juga membentuk panitia yang lebih kecil dengan jumlah anggota sebanyak 7 orang. Panitia yang diketuai oleh Soepomo ini bertugas untuk merumuskan batang tubuh UUD.

Hasil Sidang BPUPKI

Sidang-sidang BPUPKI menghasilkan beberapa keputusan penting yang menjadi landasan bagi pembentukan negara Indonesia merdeka. Berikut adalah hasil-hasil utama dari sidang BPUPKI:

1. Rumusan Dasar Negara

Melalui pembahasan dan perdebatan panjang, BPUPKI berhasil merumuskan dasar negara yang kemudian dikenal sebagai Pancasila. Rumusan final Pancasila yang kita kenal saat ini merupakan hasil penyempurnaan dari usulan-usulan yang disampaikan dalam sidang BPUPKI.

2. Piagam Jakarta

Panitia Sembilan yang dibentuk setelah sidang pertama BPUPKI menghasilkan Piagam Jakarta. Dokumen ini menjadi cikal bakal Pembukaan UUD 1945 dan memuat rumusan dasar negara serta prinsip-prinsip fundamental negara Indonesia.

3. Rancangan Undang-Undang Dasar

Sidang kedua BPUPKI menghasilkan rancangan Undang-Undang Dasar yang kemudian menjadi dasar bagi UUD 1945. Rancangan ini mencakup struktur pemerintahan, pembagian kekuasaan, dan hak-hak warga negara.

4. Bentuk Negara

BPUPKI menyepakati bentuk negara Republik sebagai bentuk negara Indonesia merdeka. Keputusan ini diambil setelah melalui pembahasan dan pertimbangan mendalam mengenai berbagai alternatif bentuk negara.

5. Wilayah Negara

Dalam sidang-sidangnya, BPUPKI juga membahas mengenai wilayah negara Indonesia. Mayoritas anggota BPUPKI menginginkan wilayah Indonesia merdeka meliputi seluruh bekas wilayah Hindia Belanda, termasuk Malaya, Borneo Utara, Papua, dan Timor Portugis.

6. Warga Negara dan Penduduk

BPUPKI merumuskan ketentuan mengenai warga negara dan penduduk Indonesia. Hal ini mencakup definisi warga negara, hak dan kewajiban warga negara, serta status penduduk non-pribumi.

7. Sistem Pemerintahan

Melalui sidang-sidangnya, BPUPKI juga menghasilkan rancangan sistem pemerintahan bagi Indonesia merdeka. Ini mencakup pembagian kekuasaan antara eksekutif, legislatif, dan yudikatif, serta struktur pemerintahan dari tingkat pusat hingga daerah.

Hasil-hasil sidang BPUPKI ini menjadi fondasi penting bagi pembentukan negara Indonesia merdeka. Meskipun beberapa aspek mengalami perubahan dan penyempurnaan setelah proklamasi kemerdekaan, namun prinsip-prinsip dasar yang dirumuskan BPUPKI tetap menjadi landasan bagi Indonesia hingga saat ini.

Peran BPUPKI dalam Persiapan Kemerdekaan Indonesia

BPUPKI memainkan peran yang sangat penting dalam proses persiapan kemerdekaan Indonesia. Berikut adalah beberapa peran kunci BPUPKI:

1. Meletakkan Dasar-dasar Negara

BPUPKI berhasil merumuskan dasar negara yang kemudian dikenal sebagai Pancasila. Pancasila menjadi landasan ideologi dan falsafah negara Indonesia yang masih digunakan hingga saat ini. Perumusan Pancasila melalui BPUPKI mencerminkan upaya untuk menciptakan dasar negara yang sesuai dengan nilai-nilai dan karakteristik bangsa Indonesia.

2. Merancang Konstitusi

Melalui sidang-sidangnya, BPUPKI berhasil menyusun rancangan Undang-Undang Dasar yang kemudian menjadi cikal bakal UUD 1945. Rancangan ini mencakup berbagai aspek penting dalam penyelenggaraan negara, termasuk sistem pemerintahan, hak asasi manusia, dan struktur kelembagaan negara.

3. Mempersiapkan Struktur Pemerintahan

BPUPKI membahas dan merancang struktur pemerintahan bagi Indonesia merdeka. Hal ini mencakup pembagian kekuasaan, sistem checks and balances, serta hubungan antara pemerintah pusat dan daerah. Hasil pembahasan ini menjadi dasar bagi sistem pemerintahan Indonesia pasca kemerdekaan.

4. Menggalang Persatuan Nasional

Melalui keterlibatan berbagai tokoh dari berbagai latar belakang, BPUPKI berperan dalam menggalang persatuan nasional. Forum ini menjadi wadah bagi berbagai elemen masyarakat untuk bersama-sama merumuskan visi Indonesia merdeka, sehingga memperkuat semangat persatuan dalam menghadapi kemerdekaan.

5. Merumuskan Visi Negara

BPUPKI berperan dalam merumuskan visi negara Indonesia merdeka. Melalui pembahasan mengenai tujuan negara, cita-cita nasional, dan prinsip-prinsip fundamental, BPUPKI meletakkan landasan bagi arah pembangunan Indonesia di masa depan.

6. Mempersiapkan Transisi Kekuasaan

Meskipun tidak secara langsung terlibat dalam proses proklamasi, hasil-hasil sidang BPUPKI menjadi dasar penting dalam mempersiapkan transisi kekuasaan dari pemerintah kolonial ke pemerintah Indonesia merdeka. Rancangan-rancangan yang dihasilkan BPUPKI memudahkan proses pembentukan pemerintahan Indonesia setelah proklamasi kemerdekaan.

7. Mendokumentasikan Aspirasi Nasional

Melalui sidang-sidang dan pembahasan yang dilakukan, BPUPKI berperan dalam mendokumentasikan aspirasi nasional mengenai bentuk dan karakteristik negara Indonesia merdeka. Dokumentasi ini menjadi catatan sejarah penting yang mencerminkan pemikiran dan cita-cita para pendiri bangsa.

Peran-peran BPUPKI tersebut menunjukkan betapa pentingnya badan ini dalam proses persiapan kemerdekaan Indonesia. Meskipun dibentuk oleh pemerintah pendudukan Jepang, BPUPKI berhasil dimanfaatkan secara optimal oleh para tokoh pergerakan nasional untuk mempersiapkan landasan bagi negara Indonesia merdeka.

Kesimpulan

BPUPKI memainkan peran krusial dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia. Meskipun awalnya dibentuk oleh pemerintah pendudukan Jepang dengan motif tersembunyi, badan ini berhasil dimanfaatkan secara optimal oleh para tokoh pergerakan nasional untuk mempersiapkan kemerdekaan Indonesia.

Tujuan utama BPUPKI, yaitu mengkaji dan mempersiapkan segala aspek terkait pembentukan negara Indonesia merdeka, berhasil dicapai melalui serangkaian sidang dan pembahasan. Hasil-hasil sidang BPUPKI, termasuk rumusan dasar negara Pancasila, rancangan UUD 1945, dan berbagai keputusan penting lainnya, menjadi landasan fundamental bagi berdirinya negara Indonesia merdeka.

Keberhasilan BPUPKI dalam menjalankan tugasnya tidak terlepas dari peran para tokoh pergerakan nasional yang terlibat di dalamnya. Mereka berhasil memanfaatkan forum ini untuk merumuskan visi Indonesia merdeka dan meletakkan dasar-dasar negara yang kuat.

Meskipun BPUPKI hanya berumur singkat dan dibubarkan pada 7 Agustus 1945, namun warisan pemikirannya tetap relevan hingga saat ini. Pancasila sebagai dasar negara, UUD 1945 sebagai konstitusi, dan berbagai prinsip fundamental yang dirumuskan BPUPKI masih menjadi pedoman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia.

Memahami sejarah dan peran BPUPKI penting bagi generasi saat ini untuk menghargai perjuangan para pendiri bangsa dan menjaga nilai-nilai yang telah mereka perjuangkan. Semangat persatuan, nasionalisme, dan tekad untuk membangun negara yang berdaulat yang tercermin dalam sidang-sidang BPUPKI hendaknya terus dipelihara dan diteruskan oleh generasi penerus bangsa.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya