Liputan6.com, Kyiv - Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan Rusia melakukan serangan bom di sebuah sekolah asrama di Rusia yang diduduki Ukraina, tempat warga sipil berlindung dan bersiap untuk mengungsi.
Tentara Ukraina mengatakan, empat orang tewas dan puluhan orang terluka di kota Sudzha di wilayah Kursk, yang telah berada di bawah kendali Ukraina selama lima bulan.
Advertisement
Baca Juga
Lebih dari 80 orang dilaporkan telah diselamatkan dari gedung tersebut, dikutip dari laman BBC, Minggu (2/2/2025).
Advertisement
BBC melaporkan bahwa pihaknya belum mengonfirmasi klaim Ukraina bahwa itu adalah serangan Rusia yang disengaja menggunakan bom udara berpemandu. Moskow menyalahkan Ukraina atas pengeboman tersebut.
Zelenskyy memposting di X bahwa insiden itu mengungkap Rusia sebagai "negara yang tidak memiliki kesopanan".
"Beginilah cara Rusia mengobarkan perang — Sudzha, wilayah Kursk, wilayah Rusia, sebuah sekolah asrama dengan warga sipil yang bersiap untuk mengungsi," tulisnya.
"Bom udara Rusia. Mereka menghancurkan gedung itu meskipun puluhan warga sipil ada di sana."
Staf umum tentara Ukraina mengunggah di Telegram bahwa empat orang tewas dan 84 warga sipil berhasil diselamatkan, seraya menambahkan bahwa "serangan itu dilakukan dengan sengaja".
Â
Serangan yang Ditargetkan
Sementara itu, Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan Ukraina melakukan serangan hari Sabtu, yang digambarkannya sebagai serangan rudal yang ditargetkan.
Ukraina melancarkan serangan kilat ke wilayah Rusia di Kursk Agustus lalu, yang mengejutkan penjaga perbatasan Rusia.
Pemerintah di Kyiv saat itu menegaskan bahwa mereka tidak berniat mempertahankan wilayah yang direbut, hanya untuk menggunakannya sebagai alat tawar-menawar dalam negosiasi perdamaian di masa mendatang.
Zelensky menyamakan serangan hari Sabtu dengan "bagaimana Rusia melancarkan perang terhadap Chechnya beberapa dekade lalu. Mereka membunuh warga Suriah dengan cara yang sama. Bom Rusia menghancurkan rumah-rumah Ukraina dengan cara yang sama".
Advertisement