Mengenal Pengertian Istilah "Konvensional" dan Perbedaannya dengan Istilah "Modern"

Konvensional adalah sesuatu yang berdasarkan kesepakatan umum atau tradisi. Pelajari pengertian, ciri, dan perbedaannya dengan modern di sini.

oleh Shani Ramadhan Rasyid diperbarui 10 Feb 2025, 02:46 WIB
Diterbitkan 10 Feb 2025, 02:45 WIB
konvensional adalah
konvensional adalah ©Ilustrasi dibuat AI... Selengkapnya
Daftar Isi

Pengertian Konvensional

Liputan6.com, Jakarta Konvensional adalah sesuatu yang berdasarkan konvensi (kesepakatan) umum atau sesuai dengan adat, kebiasaan, dan kelaziman yang berlaku di masyarakat. Istilah ini sering digunakan untuk menggambarkan hal-hal yang bersifat tradisional atau mengikuti cara-cara lama yang sudah mapan.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), konvensional didefinisikan sebagai:

  1. Berdasarkan konvensi (kesepakatan) umum (seperti adat, kebiasaan, kelaziman)
  2. Tradisional

Jadi, sesuatu dapat disebut konvensional jika sudah menjadi kebiasaan yang umum dilakukan dan diterima oleh masyarakat luas. Konvensional cenderung mengacu pada hal-hal yang sudah lama ada dan dijalankan secara turun-temurun.

Istilah konvensional sering digunakan sebagai lawan kata dari "modern" atau "kontemporer". Misalnya, pendidikan konvensional vs pendidikan modern, bisnis konvensional vs bisnis digital, dan sebagainya. Konvensional biasanya diasosiasikan dengan cara-cara lama yang tradisional, sementara modern mengacu pada hal-hal yang lebih baru dan inovatif.

Ciri-ciri Konvensional

Beberapa ciri utama yang menandakan sesuatu bersifat konvensional antara lain:

1. Berdasarkan Tradisi dan Kebiasaan

Hal-hal yang konvensional biasanya sudah menjadi tradisi atau kebiasaan yang dilakukan secara turun-temurun dalam suatu masyarakat. Misalnya, cara berpakaian konvensional di suatu daerah yang sudah menjadi kebiasaan sejak lama.

2. Mengikuti Aturan yang Sudah Mapan

Konvensional cenderung mengikuti aturan, norma, atau cara-cara yang sudah mapan dan diterima secara luas. Contohnya, tata cara pernikahan konvensional yang mengikuti adat istiadat setempat.

3. Cenderung Resisten terhadap Perubahan

Hal-hal yang konvensional biasanya lebih sulit berubah karena sudah mengakar kuat dalam masyarakat. Ada kecenderungan untuk mempertahankan cara-cara lama yang sudah terbukti berhasil.

4. Bersifat Umum dan Lazim

Konvensional mengacu pada sesuatu yang umum dilakukan dan dianggap lazim oleh kebanyakan orang. Misalnya, cara berbisnis konvensional yang sudah umum dijalankan.

5. Kurang Inovatif

Dibandingkan dengan pendekatan modern, konvensional cenderung kurang inovatif karena lebih memilih cara-cara yang sudah ada daripada mencoba hal-hal baru.

Perbedaan Konvensional dan Modern

Untuk lebih memahami konsep konvensional, kita bisa membandingkannya dengan pendekatan modern. Berikut beberapa perbedaan utama antara konvensional dan modern:

1. Sumber Ide dan Inspirasi

Konvensional: Bersumber dari tradisi, adat istiadat, dan kebiasaan yang sudah ada sejak lama.

Modern: Terinspirasi dari perkembangan teknologi, ilmu pengetahuan, dan tren terkini.

2. Keterbukaan terhadap Perubahan

Konvensional: Cenderung resisten dan lambat dalam menerima perubahan.

Modern: Lebih terbuka dan adaptif terhadap perubahan dan hal-hal baru.

3. Tingkat Inovasi

Konvensional: Kurang inovatif, lebih memilih cara-cara yang sudah terbukti.

Modern: Sangat inovatif, selalu mencari cara-cara baru yang lebih efektif dan efisien.

4. Penggunaan Teknologi

Konvensional: Minim penggunaan teknologi canggih, lebih mengandalkan cara-cara manual.

Modern: Memanfaatkan teknologi terkini secara maksimal dalam berbagai aspek.

5. Fleksibilitas

Konvensional: Cenderung kaku dan terikat aturan-aturan baku.

Modern: Lebih fleksibel dan mudah menyesuaikan diri dengan situasi.

Bisnis Konvensional vs Digital

Salah satu contoh nyata perbedaan konvensional dan modern dapat dilihat dalam dunia bisnis. Berikut perbandingan antara bisnis konvensional dan bisnis digital:

1. Lokasi Usaha

Bisnis Konvensional: Membutuhkan lokasi fisik seperti toko atau kantor.

Bisnis Digital: Dapat dijalankan secara online tanpa lokasi fisik.

2. Jangkauan Pasar

Bisnis Konvensional: Terbatas pada area geografis tertentu.

Bisnis Digital: Dapat menjangkau pasar global tanpa batasan geografis.

3. Jam Operasional

Bisnis Konvensional: Terbatas pada jam kerja tertentu.

Bisnis Digital: Dapat beroperasi 24/7 tanpa batasan waktu.

4. Metode Pemasaran

Bisnis Konvensional: Mengandalkan metode tradisional seperti iklan cetak, brosur, dll.

Bisnis Digital: Memanfaatkan pemasaran digital seperti media sosial, SEO, dll.

5. Interaksi dengan Pelanggan

Bisnis Konvensional: Interaksi langsung secara tatap muka.

Bisnis Digital: Interaksi melalui platform digital seperti website, aplikasi, dll.

Pembiayaan Konvensional vs Syariah

Dalam dunia keuangan, kita mengenal istilah pembiayaan konvensional dan pembiayaan syariah. Berikut perbedaan utama antara keduanya:

1. Dasar Hukum

Konvensional: Berdasarkan hukum positif dan kesepakatan antara pihak yang bertransaksi.

Syariah: Berdasarkan hukum Islam (Al-Quran, Hadits, dan Ijtihad ulama).

2. Konsep Bunga

Konvensional: Menerapkan sistem bunga dalam transaksi keuangan.

Syariah: Menolak konsep bunga karena dianggap riba, menggunakan sistem bagi hasil.

3. Jenis Akad

Konvensional: Menggunakan akad pinjam-meminjam dengan bunga.

Syariah: Menggunakan berbagai jenis akad sesuai syariah seperti mudharabah, murabahah, dll.

4. Penggunaan Dana

Konvensional: Tidak ada batasan penggunaan dana selama tidak melanggar hukum.

Syariah: Ada batasan penggunaan dana hanya untuk usaha yang halal dan sesuai syariah.

5. Penanganan Kredit Macet

Konvensional: Pengenaan denda dan bunga tambahan.

Syariah: Tidak ada denda, lebih mengutamakan pendekatan kekeluargaan.

Pemasaran Konvensional yang Masih Efektif

Meskipun era digital semakin berkembang, beberapa metode pemasaran konvensional masih terbukti efektif hingga saat ini. Berikut beberapa di antaranya:

1. Word of Mouth (WOM)

Pemasaran dari mulut ke mulut masih menjadi salah satu metode paling efektif. Rekomendasi langsung dari orang yang dipercaya memiliki pengaruh besar dalam keputusan pembelian konsumen.

2. Baliho dan Papan Reklame

Iklan luar ruang seperti baliho masih efektif untuk meningkatkan brand awareness, terutama di lokasi-lokasi strategis dengan lalu lintas tinggi.

3. Direct Sales

Penjualan langsung masih relevan untuk produk-produk tertentu yang membutuhkan penjelasan detail atau demonstrasi langsung kepada calon pembeli.

4. Event dan Pameran

Partisipasi dalam event atau pameran memberikan kesempatan untuk berinteraksi langsung dengan calon pelanggan dan membangun hubungan yang lebih personal.

5. Brosur dan Flyer

Materi cetak seperti brosur masih efektif untuk menyampaikan informasi detail tentang produk atau layanan, terutama untuk target pasar tertentu.

Telepon Konvensional vs VoIP

Perkembangan teknologi komunikasi juga menunjukkan perbedaan antara sistem konvensional dan modern. Berikut perbandingan antara telepon konvensional dan VoIP (Voice over Internet Protocol):

1. Infrastruktur

Telepon Konvensional: Menggunakan jaringan telepon analog tradisional (PSTN).

VoIP: Memanfaatkan jaringan internet untuk transmisi suara.

2. Biaya

Telepon Konvensional: Biaya lebih tinggi, terutama untuk panggilan jarak jauh.

VoIP: Biaya lebih rendah, terutama untuk panggilan internasional.

3. Fitur

Telepon Konvensional: Fitur terbatas seperti panggilan suara dan voicemail.

VoIP: Fitur lebih beragam seperti video call, konferensi, integrasi dengan CRM, dll.

4. Mobilitas

Telepon Konvensional: Terikat pada lokasi fisik tertentu.

VoIP: Dapat diakses dari mana saja selama ada koneksi internet.

5. Skalabilitas

Telepon Konvensional: Sulit dan mahal untuk menambah jalur atau ekstensi baru.

VoIP: Mudah dan murah untuk menambah user atau fitur baru.

Pendidikan Konvensional vs Modern

Dunia pendidikan juga mengalami perubahan signifikan dari sistem konvensional ke modern. Berikut beberapa perbedaan utamanya:

1. Metode Pembelajaran

Konvensional: Berpusat pada guru (teacher-centered), lebih banyak ceramah.

Modern: Berpusat pada siswa (student-centered), lebih banyak diskusi dan praktik.

2. Sumber Belajar

Konvensional: Terbatas pada buku teks dan penjelasan guru.

Modern: Memanfaatkan berbagai sumber termasuk internet, video, dan aplikasi pembelajaran.

3. Penggunaan Teknologi

Konvensional: Minim penggunaan teknologi, lebih banyak menggunakan papan tulis dan buku.

Modern: Integrasi teknologi seperti komputer, proyektor, dan platform e-learning.

4. Penilaian

Konvensional: Fokus pada ujian tertulis dan hafalan.

Modern: Penilaian lebih komprehensif meliputi proyek, portofolio, dan keterampilan praktis.

5. Fleksibilitas

Konvensional: Jadwal dan lokasi belajar yang kaku.

Modern: Lebih fleksibel dengan adanya opsi pembelajaran jarak jauh dan blended learning.

Kelebihan dan Kekurangan Konvensional

Meskipun sering dianggap ketinggalan zaman, pendekatan konvensional masih memiliki beberapa kelebihan:

Kelebihan Konvensional:

  • Sudah teruji waktu dan terbukti efektif dalam jangka panjang
  • Lebih mudah dipahami karena sudah familiar bagi banyak orang
  • Memiliki standar dan prosedur yang jelas
  • Lebih stabil dan minim risiko karena sudah mapan
  • Cocok untuk generasi yang kurang akrab dengan teknologi

Kekurangan Konvensional:

  • Kurang efisien dibandingkan metode modern
  • Sulit beradaptasi dengan perubahan cepat
  • Terbatas dalam hal inovasi dan kreativitas
  • Kurang menarik bagi generasi muda yang akrab teknologi
  • Bisa tertinggal dalam persaingan dengan pendekatan yang lebih modern

FAQ Seputar Konvensional

1. Apakah konvensional selalu berarti kuno atau ketinggalan zaman?

Tidak selalu. Konvensional memang mengacu pada cara-cara tradisional, tapi bukan berarti selalu ketinggalan zaman. Banyak metode konvensional yang masih relevan dan efektif hingga saat ini.

2. Apakah pendekatan konvensional masih diperlukan di era modern?

Ya, pendekatan konvensional masih diperlukan dalam banyak aspek. Beberapa industri dan situasi masih membutuhkan metode konvensional yang sudah teruji waktu.

3. Bagaimana cara memadukan pendekatan konvensional dan modern?

Kunci utamanya adalah mengambil kelebihan dari masing-masing pendekatan. Misalnya, mempertahankan nilai-nilai positif dari metode konvensional sambil mengadopsi teknologi dan inovasi modern.

4. Apakah semua hal konvensional harus diganti dengan yang modern?

Tidak harus. Yang terpenting adalah mengevaluasi efektivitas dan relevansi dari setiap metode, baik konvensional maupun modern, dalam konteks tertentu.

5. Bagaimana cara memilih antara pendekatan konvensional atau modern?

Pertimbangkan faktor-faktor seperti target audiens, tujuan yang ingin dicapai, sumber daya yang tersedia, dan konteks situasi. Pilih pendekatan yang paling sesuai dan efektif untuk situasi tersebut.

Kesimpulan

Konvensional adalah pendekatan atau metode yang berdasarkan kesepakatan umum, tradisi, atau kebiasaan yang sudah mapan. Meskipun sering dianggap kuno, pendekatan konvensional masih memiliki peran penting dalam berbagai aspek kehidupan modern. Kuncinya adalah memahami kelebihan dan kekurangan pendekatan konvensional, serta mampu mengintegrasikannya dengan metode modern secara tepat sesuai kebutuhan.

Di era yang serba digital ini, pendekatan konvensional dan modern sebaiknya tidak dilihat sebagai dua hal yang saling bertentangan, melainkan sebagai dua pendekatan yang bisa saling melengkapi. Dengan memadukan kearifan tradisional dari metode konvensional dan efisiensi dari teknologi modern, kita bisa menciptakan solusi yang lebih komprehensif dan efektif untuk berbagai tantangan di masa kini dan masa depan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence

Video Pilihan Hari Ini

Live dan Produksi VOD

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya