Pengertian dan Arti Dzikir dalam Islam
Liputan6.com, Jakarta Dzikir merupakan salah satu ibadah penting dalam ajaran Islam. Secara bahasa, dzikir berasal dari kata bahasa Arab "dzakara" yang berarti mengingat, menyebut atau menuturkan. Dalam konteks ibadah, dzikir memiliki arti mengingat dan menyebut nama Allah SWT sebagai bentuk peribadatan.
Secara istilah, dzikir dapat diartikan sebagai segala ucapan atau perbuatan untuk mengingat Allah SWT. Hal ini mencakup tasbih (mengucapkan Subhanallah), tahmid (Alhamdulillah), takbir (Allahu Akbar), membaca Al-Qur'an, berdoa, dan amalan-amalan lain yang bertujuan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Para ulama memberikan beragam definisi tentang dzikir, di antaranya:
Advertisement
- Imam Al-Ghazali mendefinisikan dzikir sebagai menghadirkan Allah dalam hati dan pikiran.
- Ibnu Athaillah As-Sakandari memaknai dzikir sebagai membebaskan diri dari kelalaian dan lupa dengan menghadirkan hati bersama Allah secara terus-menerus.
- Syekh Abu Ali ad-Daqqaq menjelaskan dzikir sebagai tiang penopang yang kuat atas jalan menuju Allah SWT.
Dari berbagai definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa esensi dzikir adalah mengingat Allah SWT dengan hati, lisan, dan perbuatan sebagai bentuk ibadah dan upaya mendekatkan diri kepada-Nya. Dzikir bukan sekadar ucapan, melainkan kesadaran akan kehadiran Allah dalam setiap aspek kehidupan.
Bentuk-Bentuk Dzikir dalam Ajaran Islam
Dalam ajaran Islam, dzikir memiliki beragam bentuk dan cara pelaksanaan. Para ulama membagi dzikir ke dalam beberapa kategori berdasarkan metode dan tingkatannya. Berikut ini adalah bentuk-bentuk dzikir yang umum dikenal:
1. Dzikir Lisan (Dzikir Jali)
Dzikir lisan atau dzikir jali merupakan bentuk dzikir yang paling umum dilakukan. Ini melibatkan pengucapan kalimat-kalimat dzikir secara lisan dengan suara yang jelas. Beberapa contoh dzikir lisan antara lain:
- Membaca tasbih (Subhanallah)
- Membaca tahmid (Alhamdulillah)
- Membaca takbir (Allahu Akbar)
- Membaca tahlil (La ilaha illallah)
- Membaca istighfar (Astaghfirullah)
- Membaca shalawat kepada Nabi Muhammad SAW
Dzikir lisan bertujuan untuk melatih lidah agar terbiasa menyebut nama Allah dan kalimat-kalimat yang baik. Ini juga membantu menghadirkan kesadaran akan Allah dalam pikiran dan hati.
2. Dzikir Hati (Dzikir Khafi)
Dzikir hati atau dzikir khafi dilakukan dengan mengingat Allah dalam hati tanpa mengucapkannya secara lisan. Ini merupakan tingkatan dzikir yang lebih tinggi, di mana seseorang senantiasa menghadirkan Allah dalam hatinya. Dzikir hati dapat dilakukan kapan saja dan di mana saja tanpa terikat waktu dan tempat.
Dalam dzikir hati, seseorang berusaha untuk selalu sadar akan kehadiran Allah dalam setiap aktivitasnya. Ini menciptakan koneksi batin yang kuat dengan Allah SWT.
3. Dzikir Perbuatan (Dzikir Fi'li)
Dzikir perbuatan merupakan bentuk dzikir yang diwujudkan melalui tindakan dan perilaku sehari-hari. Ini melibatkan upaya untuk selalu melakukan perbuatan baik dan menghindari perbuatan buruk sebagai bentuk ketaatan kepada Allah. Contoh dzikir perbuatan antara lain:
- Melaksanakan shalat dengan khusyuk
- Bersedekah dan membantu orang lain
- Menuntut ilmu agama
- Berbakti kepada orang tua
- Menjaga lingkungan
Dzikir perbuatan menekankan pentingnya konsistensi antara ucapan dzikir dengan tindakan nyata dalam kehidupan sehari-hari.
4. Dzikir Hakiki
Dzikir hakiki merupakan tingkatan tertinggi dari dzikir, di mana seseorang telah mencapai kesadaran penuh akan kehadiran Allah dalam setiap aspek kehidupannya. Pada tingkatan ini, dzikir lisan, hati, dan perbuatan telah menyatu sehingga seluruh eksistensi seseorang menjadi manifestasi dzikir kepada Allah SWT.
Untuk mencapai tingkatan dzikir hakiki, diperlukan latihan dan pembiasaan yang konsisten dimulai dari dzikir lisan, kemudian dzikir hati, dan dzikir perbuatan.
Advertisement
Keutamaan dan Manfaat Berdzikir
Berdzikir memiliki banyak keutamaan dan manfaat, baik secara spiritual maupun psikologis. Berikut ini adalah beberapa keutamaan dan manfaat berdzikir yang disebutkan dalam Al-Qur'an, hadits, dan pendapat para ulama:
1. Mendapatkan Ketenangan Hati
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an Surat Ar-Ra'd ayat 28:
"(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram."
Ayat ini menjelaskan bahwa dzikir memiliki kekuatan untuk menenangkan hati dan pikiran. Dalam kehidupan yang penuh tekanan dan kecemasan, dzikir menjadi obat yang ampuh untuk meraih ketentraman batin.
2. Mendekatkan Diri kepada Allah
Dzikir merupakan sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Semakin sering seseorang berdzikir, semakin dekat pula ia dengan Sang Pencipta. Hal ini sesuai dengan hadits qudsi yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari:
"Allah Ta'ala berfirman: Aku sesuai dengan persangkaan hamba-Ku kepada-Ku. Dan Aku bersamanya ketika ia mengingat-Ku. Jika ia mengingat-Ku dalam dirinya, maka Aku mengingatnya dalam diri-Ku. Jika ia mengingat-Ku dalam perkumpulan, maka Aku mengingatnya dalam perkumpulan yang lebih baik daripada mereka..."
3. Perlindungan dari Godaan Setan
Dzikir menjadi benteng yang melindungi seseorang dari godaan setan. Dengan selalu mengingat Allah, seseorang akan lebih mudah mengenali dan menolak bisikan-bisikan jahat. Allah SWT berfirman dalam Surat Al-A'raf ayat 201:
"Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa apabila mereka ditimpa was-was dari setan, mereka ingat kepada Allah, maka ketika itu juga mereka melihat (kesalahan-kesalahannya)."
4. Meningkatkan Kualitas Ibadah
Berdzikir dapat meningkatkan kualitas ibadah seseorang. Ketika hati selalu terhubung dengan Allah melalui dzikir, ibadah-ibadah lain seperti shalat, puasa, dan membaca Al-Qur'an akan terasa lebih khusyuk dan bermakna.
5. Menghapus Dosa dan Meningkatkan Pahala
Dzikir memiliki kekuatan untuk menghapus dosa-dosa kecil dan melipatgandakan pahala. Rasulullah SAW bersabda:
"Barangsiapa yang mengucapkan 'Subhanallah wa bihamdihi' seratus kali dalam sehari, maka akan dihapuskan dosa-dosanya walaupun sebanyak buih di lautan." (HR. Bukhari dan Muslim)
6. Mencerahkan Hati dan Pikiran
Dzikir memiliki efek mencerahkan hati dan pikiran. Ketika seseorang konsisten berdzikir, ia akan merasakan kejernihan dalam berpikir dan kemudahan dalam mengambil keputusan. Ini karena dzikir membantu seseorang untuk selalu mengingat tujuan hidupnya sebagai hamba Allah.
7. Meningkatkan Kesehatan Mental
Dari segi psikologis, dzikir terbukti memiliki efek positif terhadap kesehatan mental. Penelitian menunjukkan bahwa orang yang rutin berdzikir cenderung memiliki tingkat stres dan kecemasan yang lebih rendah. Dzikir juga dapat membantu dalam mengatasi depresi dan meningkatkan rasa optimisme.
Cara Berdzikir yang Benar dalam Islam
Untuk mendapatkan manfaat optimal dari dzikir, penting untuk melakukannya dengan cara yang benar sesuai tuntunan Islam. Berikut ini adalah beberapa panduan dalam berdzikir:
1. Niat yang Ikhlas
Niat merupakan fondasi utama dalam setiap ibadah, termasuk dzikir. Pastikan niat berdzikir semata-mata untuk mengingat dan mendekatkan diri kepada Allah SWT, bukan untuk pamer atau mencari pujian dari orang lain.
2. Memahami Makna Dzikir
Penting untuk memahami makna dari kalimat-kalimat dzikir yang diucapkan. Ini akan membantu dalam menghayati dzikir dan merasakan kedalaman maknanya. Jika belum memahami artinya, tidak ada salahnya untuk mempelajarinya terlebih dahulu.
3. Konsentrasi dan Khusyuk
Usahakan untuk berdzikir dengan konsentrasi penuh dan khusyuk. Hindari pikiran yang melayang-layang atau melakukan aktivitas lain yang mengganggu fokus dzikir. Jika pikiran mulai terdistraksi, kembalikan fokus pada dzikir yang sedang dilakukan.
4. Memilih Waktu dan Tempat yang Tepat
Meskipun dzikir bisa dilakukan kapan saja dan di mana saja, ada beberapa waktu yang dianjurkan untuk berdzikir, seperti setelah shalat wajib, sepertiga malam terakhir, dan waktu antara Maghrib dan Isya. Pilihlah tempat yang tenang dan bersih untuk berdzikir agar lebih khusyuk.
5. Konsistensi
Berdzikirlah secara konsisten, meskipun sedikit. Rasulullah SAW mengajarkan bahwa amalan yang paling dicintai Allah adalah yang dilakukan secara terus-menerus walaupun sedikit. Tentukan target dzikir harian dan usahakan untuk konsisten melakukannya.
6. Menggunakan Metode yang Sesuai
Ada berbagai metode berdzikir yang diajarkan dalam Islam. Pilihlah metode yang sesuai dengan kemampuan dan kondisi diri. Beberapa metode dzikir antara lain:
- Dzikir dengan hitungan tertentu (misalnya 33 kali setiap bacaan)
- Dzikir pagi dan petang
- Dzikir setelah shalat wajib
- Dzikir dengan menggunakan tasbih
7. Meresapi Dzikir dalam Kehidupan Sehari-hari
Dzikir bukan hanya ritual yang dilakukan pada waktu-waktu tertentu, tetapi harus diresapi dalam kehidupan sehari-hari. Usahakan untuk selalu mengingat Allah dalam setiap aktivitas, baik saat bekerja, belajar, maupun beristirahat.
Advertisement
Perbedaan Dzikir dengan Ibadah Lainnya
Meskipun dzikir merupakan bagian integral dari ibadah dalam Islam, ada beberapa perbedaan antara dzikir dengan ibadah-ibadah lainnya:
1. Fleksibilitas Waktu dan Tempat
Berbeda dengan shalat yang memiliki waktu-waktu tertentu, dzikir dapat dilakukan kapan saja dan di mana saja. Tidak ada batasan waktu atau tempat khusus untuk berdzikir, meskipun ada waktu-waktu yang dianjurkan.
2. Tidak Ada Gerakan Khusus
Sementara ibadah seperti shalat memiliki gerakan-gerakan tertentu, dzikir tidak memerlukan gerakan khusus. Dzikir bisa dilakukan sambil duduk, berdiri, berbaring, atau bahkan saat melakukan aktivitas lain.
3. Variasi Bacaan
Dzikir memiliki variasi bacaan yang lebih beragam dibandingkan ibadah lain. Seseorang bisa memilih bacaan dzikir yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhannya, selama bacaan tersebut bersumber dari Al-Qur'an dan hadits.
4. Fokus pada Mengingat Allah
Meskipun semua ibadah bertujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah, dzikir memiliki fokus khusus pada mengingat dan menyebut nama Allah. Ini membuat dzikir menjadi sarana yang sangat efektif untuk membangun kedekatan spiritual dengan Allah SWT.
Mitos dan Fakta Seputar Dzikir
Terdapat beberapa mitos dan kesalahpahaman seputar dzikir yang perlu diluruskan. Berikut ini adalah beberapa mitos dan fakta tentang dzikir:
Mitos: Dzikir Hanya untuk Orang Tua atau yang Sudah Pensiun
Fakta: Dzikir adalah ibadah yang dianjurkan untuk semua umat Islam, tanpa batasan usia. Bahkan, membiasakan diri berdzikir sejak muda akan membentuk karakter dan kepribadian yang lebih baik.
Mitos: Berdzikir Harus dengan Suara Keras
Fakta: Dzikir bisa dilakukan dengan suara keras (jahr) atau lirih (sirr). Bahkan, dzikir dalam hati tanpa suara juga dibolehkan dan memiliki keutamaannya sendiri.
Mitos: Semakin Banyak Jumlah Dzikir, Semakin Besar Pahalanya
Fakta: Meskipun ada hadits yang menyebutkan keutamaan jumlah tertentu dalam berdzikir, yang terpenting adalah keikhlasan dan konsistensi. Dzikir yang sedikit tapi dilakukan secara rutin lebih baik daripada dzikir yang banyak tapi hanya sesekali.
Mitos: Dzikir Hanya Bisa Dilakukan di Masjid atau Tempat Ibadah
Fakta: Dzikir bisa dilakukan di mana saja, baik di rumah, tempat kerja, atau bahkan saat dalam perjalanan. Yang penting adalah niat dan kekhusyukan dalam berdzikir.
Advertisement
Pertanyaan Seputar Dzikir
Berikut ini adalah beberapa pertanyaan yang sering diajukan seputar dzikir beserta jawabannya:
1. Apakah ada batasan jumlah dalam berdzikir?
Tidak ada batasan pasti dalam jumlah dzikir. Namun, ada beberapa hadits yang menyebutkan keutamaan jumlah tertentu, seperti berdzikir 33 kali setelah shalat. Yang terpenting adalah konsistensi dan keikhlasan dalam berdzikir.
2. Bolehkah berdzikir menggunakan tasbih elektronik?
Penggunaan tasbih elektronik diperbolehkan sebagai alat bantu dalam menghitung jumlah dzikir. Namun, sebaiknya tidak terlalu bergantung pada alat dan tetap mengutamakan kekhusyukan dalam berdzikir.
3. Apakah dzikir bisa menggantikan shalat?
Tidak. Dzikir dan shalat adalah dua ibadah yang berbeda dan tidak bisa saling menggantikan. Shalat tetap wajib dilaksanakan sesuai waktu dan ketentuannya, sementara dzikir bisa dilakukan sebagai ibadah tambahan.
4. Bagaimana cara berdzikir bagi orang yang sibuk?
Orang yang sibuk bisa berdzikir di sela-sela aktivitasnya, misalnya saat perjalanan atau istirahat. Dzikir dalam hati juga bisa dilakukan tanpa mengganggu pekerjaan. Yang penting adalah niat dan konsistensi dalam mengingat Allah.
5. Apakah ada dzikir khusus untuk masalah tertentu?
Ada beberapa dzikir yang dianjurkan untuk situasi tertentu, seperti dzikir ketika menghadapi kesulitan atau dzikir untuk memohon rezeki. Namun, semua dzikir pada dasarnya bertujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah dan memohon pertolongan-Nya.
Kesimpulan
Dzikir merupakan ibadah yang sangat penting dalam ajaran Islam. Dengan memahami arti dzikir, bentuk-bentuknya, serta keutamaannya, diharapkan umat Islam dapat lebih menghayati dan mengamalkan dzikir dalam kehidupan sehari-hari. Dzikir bukan sekadar ritual, melainkan sarana untuk membangun hubungan yang lebih dekat dengan Allah SWT, meraih ketenangan hati, dan meningkatkan kualitas spiritual. Dengan berdzikir secara konsisten dan ikhlas, seorang muslim dapat merasakan kedamaian batin dan meraih ridha Allah SWT.
Advertisement
