Arti Ceban dan Istilah Nominal Uang Lainnya: Sejarah dan Penggunaannya

Pelajari arti ceban dan istilah nominal uang lainnya seperti gocap, gopek, dan goceng. Ketahui sejarah dan penggunaannya dalam bahasa sehari-hari.

oleh Alieza Nurulita Diperbarui 06 Mar 2025, 18:59 WIB
Diterbitkan 06 Mar 2025, 18:59 WIB
Utang konsumtif
Beli Tiket Konser Coldplay sebagai Self Reward, Awas Kebablasan Jadi Utang Konsumtif. Ilustrasi uang. Foto: Ade Nasihudin/Liputan6.com.... Selengkapnya
Daftar Isi

Pengertian Ceban dan Istilah Nominal Lainnya

Liputan6.com, Jakarta Ceban merupakan salah satu istilah yang sering digunakan untuk menyebut nominal uang dalam percakapan sehari-hari di Indonesia, khususnya di kota-kota besar. Istilah ini berasal dari bahasa Mandarin dialek Hokkian dan memiliki arti sepuluh ribu rupiah.

Selain ceban, terdapat beberapa istilah nominal uang lainnya yang juga populer digunakan, seperti:

  • Gocap: lima puluh rupiah
  • Cepek: seratus rupiah
  • Gopek: lima ratus rupiah
  • Seceng: seribu rupiah
  • Goceng: lima ribu rupiah
  • Goban: lima puluh ribu rupiah

Istilah-istilah ini telah menjadi bagian dari bahasa gaul atau bahasa percakapan informal di Indonesia. Penggunaannya sangat umum terutama di kalangan muda dan dalam transaksi di pasar tradisional.

Meskipun berasal dari bahasa asing, istilah-istilah ini telah diadopsi sepenuhnya ke dalam bahasa Indonesia. Bahkan beberapa di antaranya seperti gocap, cepek, gopek, dan ceban telah resmi tercatat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).

Promosi 1

Sejarah dan Asal-Usul Istilah Nominal Uang

Asal-usul penggunaan istilah nominal uang seperti ceban, gocap, dan lainnya di Indonesia tidak terlepas dari sejarah kedatangan etnis Tionghoa ke Nusantara. Mayoritas pendatang Tionghoa yang bermukim di Indonesia berasal dari wilayah Fujian di Tiongkok selatan.

Para pendatang Tionghoa ini umumnya menggunakan bahasa Hokkian, yang merupakan salah satu dialek bahasa Mandarin. Dalam aktivitas perdagangan dan interaksi sehari-hari dengan penduduk lokal, mereka sering menggunakan istilah-istilah bilangan dalam bahasa Hokkian.

Seiring berjalannya waktu, istilah-istilah bilangan ini mulai diadopsi oleh masyarakat lokal, terutama dalam konteks transaksi jual beli di pasar tradisional. Penggunaan istilah-istilah ini dianggap lebih praktis dan singkat dibandingkan penyebutan nominal secara lengkap.

Awalnya, penggunaan istilah nominal ini hanya terbatas di wilayah Jakarta dan sekitarnya. Namun seiring perkembangan zaman dan mobilitas penduduk, istilah-istilah ini mulai menyebar ke berbagai kota besar di Indonesia seperti Surabaya, Medan, dan Makassar.

Penyebaran istilah nominal ini juga tidak terlepas dari pengaruh media massa, terutama acara televisi dan film yang sering menggunakan istilah-istilah tersebut dalam dialognya. Hal ini semakin mempopulerkan penggunaan istilah nominal di kalangan masyarakat luas.

Menariknya, meskipun berasal dari bahasa asing, istilah-istilah ini justru lebih banyak digunakan oleh masyarakat non-Tionghoa dalam percakapan sehari-hari. Fenomena ini menunjukkan bagaimana bahasa dapat berkembang dan beradaptasi seiring interaksi antar budaya dalam masyarakat.

Penggunaan Istilah Nominal dalam Kehidupan Sehari-hari

Istilah nominal seperti ceban, gocap, dan lainnya telah menjadi bagian tak terpisahkan dari bahasa percakapan sehari-hari di Indonesia, khususnya di kota-kota besar. Penggunaannya sangat luas dan mencakup berbagai konteks, mulai dari transaksi jual beli hingga percakapan kasual.

Beberapa contoh penggunaan istilah nominal dalam kehidupan sehari-hari:

  • Di pasar tradisional: "Bang, harga mangga ini berapa?" "Ceban sekilo, Mbak."
  • Antar teman: "Pinjam dulu goceng ya, nanti kuganti."
  • Dalam tawar-menawar: "Masa cuma dikasih gopek? Tambahin dikit lah."
  • Saat berbelanja: "Total belanjaan Anda goban ya, Bu."

Penggunaan istilah nominal ini dianggap lebih efisien dan praktis, terutama dalam situasi yang membutuhkan komunikasi cepat. Selain itu, penggunaan istilah ini juga sering dianggap sebagai cara untuk membangun keakraban atau menciptakan suasana informal dalam percakapan.

Meskipun demikian, penting untuk diingat bahwa penggunaan istilah nominal ini lebih tepat digunakan dalam konteks informal. Dalam situasi formal atau resmi, sebaiknya tetap menggunakan penyebutan nominal secara lengkap untuk menghindari kesalahpahaman.

Selain itu, perlu diperhatikan juga bahwa tidak semua orang familiar dengan istilah-istilah ini, terutama di daerah-daerah yang jauh dari pusat kota atau generasi yang lebih tua. Oleh karena itu, penggunaannya perlu disesuaikan dengan lawan bicara dan konteks percakapan.

Daftar Lengkap Istilah Nominal Uang dan Artinya

Berikut adalah daftar lengkap istilah nominal uang yang sering digunakan dalam percakapan sehari-hari di Indonesia beserta artinya:

  • Gocap: lima puluh rupiah (Rp50)
  • Cepek: seratus rupiah (Rp100)
  • Gopek: lima ratus rupiah (Rp500)
  • Seceng atau Ceceng: seribu rupiah (Rp1.000)
  • Noceng: dua ribu rupiah (Rp2.000)
  • Goceng: lima ribu rupiah (Rp5.000)
  • Ceban: sepuluh ribu rupiah (Rp10.000)
  • Goban: lima puluh ribu rupiah (Rp50.000)
  • Cepek Ceng: seratus ribu rupiah (Rp100.000)
  • Pego: seratus lima puluh ribu rupiah (Rp150.000)
  • Cetiao: satu juta rupiah (Rp1.000.000)
  • Gotiao: lima juta rupiah (Rp5.000.000)

Perlu diingat bahwa beberapa istilah mungkin memiliki variasi penggunaan di berbagai daerah. Misalnya, "cepek" bisa merujuk pada Rp100 atau Rp100.000 tergantung konteksnya. Oleh karena itu, penting untuk memperhatikan konteks percakapan saat menggunakan atau mendengar istilah-istilah ini.

Selain itu, beberapa istilah seperti "gocap", "cepek", "gopek", "goceng", "ceban", dan "goban" telah resmi tercatat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Hal ini menunjukkan bahwa istilah-istilah tersebut telah diterima sebagai bagian dari bahasa Indonesia baku.

Meskipun demikian, penggunaan istilah-istilah ini tetap lebih umum dalam percakapan informal. Dalam situasi formal atau dokumen resmi, sebaiknya tetap menggunakan penyebutan nominal secara lengkap untuk menghindari kesalahpahaman.

Bilangan dalam Bahasa Mandarin

Untuk lebih memahami asal-usul istilah nominal seperti ceban, penting untuk mengenal sistem bilangan dalam bahasa Mandarin, khususnya dialek Hokkian. Berikut adalah daftar bilangan dasar dalam bahasa Mandarin beserta pengucapannya:

Satuan

  • Satu (1): it
  • Dua (2): ji
  • Tiga (3): sa
  • Empat (4): si
  • Lima (5): go
  • Enam (6): lak
  • Tujuh (7): cit
  • Delapan (8): pek
  • Sembilan (9): kau

Puluhan

  • Sepuluh (10): cap
  • Dua puluh (20): ji cap
  • Tiga puluh (30): sa cap
  • Empat puluh (40): si cap
  • Lima puluh (50): go cap
  • Enam puluh (60): lak cap
  • Tujuh puluh (70): cit cap
  • Delapan puluh (80): pek cap
  • Sembilan puluh (90): kau cap

Ratusan

  • Seratus (100): cepek
  • Dua ratus (200): no pek
  • Tiga ratus (300): sa pek
  • Empat ratus (400): si pek
  • Lima ratus (500): go pek

Ribuan

  • Seribu (1.000): seceng
  • Dua ribu (2.000): no ceng
  • Tiga ribu (3.000): sa ceng
  • Empat ribu (4.000): si ceng
  • Lima ribu (5.000): go ceng

Puluhan Ribu

  • Sepuluh ribu (10.000): ceban
  • Dua puluh ribu (20.000): no ban
  • Tiga puluh ribu (30.000): sa ban
  • Empat puluh ribu (40.000): si ban
  • Lima puluh ribu (50.000): go ban

Pemahaman tentang sistem bilangan ini dapat membantu menjelaskan mengapa istilah seperti "ceban" digunakan untuk menyebut sepuluh ribu, atau "goceng" untuk lima ribu. Ini juga menunjukkan bagaimana bahasa dapat berkembang dan beradaptasi ketika terjadi percampuran budaya.

Fungsi Uang dalam Perekonomian

Meskipun kita sering menggunakan istilah seperti ceban atau goceng dalam percakapan sehari-hari, penting untuk memahami fungsi dasar uang dalam perekonomian. Uang memiliki beberapa fungsi utama:

1. Alat Tukar (Medium of Exchange)

Fungsi paling mendasar dari uang adalah sebagai alat tukar. Uang memungkinkan kita untuk membeli barang dan jasa tanpa harus melakukan barter. Ini sangat meningkatkan efisiensi dalam perekonomian.

2. Satuan Hitung (Unit of Account)

Uang berfungsi sebagai standar umum untuk mengukur nilai barang dan jasa. Ini memudahkan kita untuk membandingkan harga berbagai produk.

3. Penyimpan Nilai (Store of Value)

Uang memungkinkan kita untuk menyimpan kekayaan dalam bentuk yang mudah diakses. Meskipun nilai uang dapat berubah karena inflasi, fungsi ini tetap penting dalam perencanaan keuangan jangka pendek dan menengah.

4. Standar Pembayaran Tertunda (Standard of Deferred Payment)

Uang memungkinkan transaksi kredit, di mana pembayaran dapat dilakukan di masa depan. Ini penting untuk pinjaman, investasi, dan berbagai kontrak keuangan lainnya.

5. Alat Pembayaran (Means of Payment)

Uang diterima secara luas sebagai alat untuk melunasi utang atau kewajiban finansial lainnya.

Memahami fungsi-fungsi ini penting untuk mengelola keuangan pribadi dengan baik. Meskipun kita menggunakan istilah informal seperti ceban dalam percakapan sehari-hari, penting untuk tetap memahami nilai sebenarnya dari uang dan bagaimana menggunakannya secara bijak dalam konteks ekonomi yang lebih luas.

Perkembangan Penggunaan Istilah Nominal

Penggunaan istilah nominal seperti ceban, gocap, dan lainnya telah mengalami perkembangan yang menarik seiring berjalannya waktu. Beberapa aspek perkembangan tersebut antara lain:

1. Perluasan Geografis

Awalnya, istilah-istilah ini hanya digunakan di wilayah Jakarta dan sekitarnya. Namun seiring waktu, penggunaannya meluas ke berbagai kota besar di Indonesia seperti Surabaya, Medan, dan Makassar.

2. Adopsi oleh Media

Media massa, terutama televisi dan film, berperan besar dalam mempopulerkan istilah-istilah ini. Penggunaan dalam dialog film atau sinetron membuat istilah ini semakin akrab di telinga masyarakat luas.

3. Penggunaan di Media Sosial

Dengan maraknya penggunaan media sosial, istilah-istilah ini semakin sering muncul dalam percakapan online, meme, dan konten digital lainnya.

4. Variasi Regional

Beberapa daerah mengembangkan variasi atau istilah baru yang mungkin berbeda dari penggunaan umumnya. Ini menunjukkan bagaimana bahasa terus berkembang dan beradaptasi.

5. Pengakuan Formal

Beberapa istilah seperti gocap, cepek, gopek, dan ceban telah resmi tercatat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), menandakan penerimaan formal dalam bahasa Indonesia.

6. Penggunaan dalam Konteks Modern

Istilah-istilah ini juga mulai digunakan dalam konteks modern, seperti dalam transaksi online atau aplikasi keuangan digital.

7. Tantangan Generasi

Meskipun populer, ada tantangan dalam penggunaan istilah ini antar generasi. Generasi yang lebih muda mungkin lebih familiar dibandingkan generasi yang lebih tua.

Perkembangan ini menunjukkan bagaimana bahasa, terutama dalam konteks informal, terus berevolusi dan beradaptasi dengan perubahan sosial dan teknologi. Meskipun demikian, penting untuk tetap memahami konteks penggunaan dan audiens saat menggunakan istilah-istilah ini.

Pengaruh Budaya Tionghoa dalam Bahasa Indonesia

Penggunaan istilah nominal seperti ceban, gocap, dan lainnya merupakan salah satu contoh nyata pengaruh budaya Tionghoa dalam bahasa Indonesia. Namun, pengaruh ini sebenarnya jauh lebih luas dan mendalam. Beberapa aspek pengaruh budaya Tionghoa dalam bahasa Indonesia antara lain:

1. Kosakata Sehari-hari

Banyak kata dalam bahasa Indonesia sehari-hari berasal dari bahasa Tionghoa, seperti "bakso", "tahu", "kecap", "loteng", dan "cawan".

2. Nama Makanan

Sejumlah besar nama makanan Indonesia memiliki akar kata Tionghoa, menunjukkan pengaruh kuliner yang kuat.

3. Istilah Perdagangan

Banyak istilah dalam dunia perdagangan dan bisnis di Indonesia berasal dari bahasa Tionghoa, mencerminkan peran historis komunitas Tionghoa dalam ekonomi.

4. Ungkapan dan Peribahasa

Beberapa ungkapan dan peribahasa dalam bahasa Indonesia memiliki asal-usul atau padanan dalam bahasa Tionghoa.

5. Sistem Penomoran

Seperti yang terlihat dalam istilah nominal, sistem penomoran Tionghoa memiliki pengaruh dalam bahasa informal Indonesia.

6. Nama Tempat

Beberapa nama tempat di Indonesia, terutama di kota-kota besar, memiliki asal-usul atau pengaruh bahasa Tionghoa.

7. Dialek Lokal

Di beberapa daerah, terutama yang memiliki komunitas Tionghoa yang besar, dialek lokal sering kali mencerminkan pengaruh bahasa Tionghoa.

Pengaruh budaya Tionghoa dalam bahasa Indonesia menunjukkan bagaimana interaksi antar budaya dapat memperkaya dan membentuk bahasa. Ini juga mencerminkan sejarah panjang kehadiran dan peran komunitas Tionghoa dalam masyarakat Indonesia.

Penting untuk memahami dan menghargai pengaruh ini sebagai bagian dari kekayaan budaya dan linguistik Indonesia. Penggunaan istilah seperti ceban tidak hanya tentang menyebut nominal uang, tetapi juga merupakan cerminan dari sejarah dan dinamika sosial-budaya yang kompleks di Indonesia.

Tips Menggunakan Istilah Nominal dengan Tepat

Meskipun istilah nominal seperti ceban dan gocap sudah umum digunakan, penting untuk menggunakannya dengan tepat agar tidak menimbulkan kesalahpahaman. Berikut beberapa tips untuk menggunakan istilah nominal dengan baik:

1. Perhatikan Konteks

Gunakan istilah ini dalam konteks yang tepat, biasanya dalam percakapan informal atau situasi yang santai. Hindari penggunaan dalam dokumen resmi atau situasi formal.

2. Kenali Audiens

Pastikan lawan bicara Anda familiar dengan istilah yang digunakan. Jika tidak yakin, lebih baik gunakan nominal yang sebenarnya.

3. Klarifikasi jika Perlu

Jika menggunakan istilah ini dalam transaksi, pastikan untuk mengklarifikasi nominal yang dimaksud untuk menghindari kesalahpahaman.

4. Hindari Ambiguitas

Beberapa istilah seperti "cepek" bisa merujuk pada nilai yang berbeda (Rp100 atau Rp100.000). Pastikan untuk memperjelas jika ada potensi ambiguitas.

5. Gunakan sebagai Pelengkap

Sebaiknya gunakan istilah ini sebagai pelengkap, bukan pengganti total dari nominal sebenarnya. Misalnya, "Harganya sepuluh ribu, ceban lah."

6. Pahami Variasi Regional

Beberapa daerah mungkin memiliki variasi atau penggunaan yang berbeda. Sesuaikan penggunaan dengan kebiasaan setempat.

7. Gunakan dalam Batas Wajar

Jangan terlalu berlebihan dalam menggunakan istilah ini. Penggunaan yang terlalu sering bisa terkesan tidak profesional atau kurang serius.

8. Edukasi Orang Lain

Jika menggunakan istilah ini dengan orang yang tidak familiar, jelaskan artinya dengan sabar. Ini bisa menjadi momen edukatif tentang keragaman bahasa.

9. Tetap Hormati Preferensi Orang Lain

Jika seseorang lebih nyaman menggunakan nominal sebenarnya, hormati preferensi mereka.

10. Gunakan sebagai Alat Membangun Keakraban

Penggunaan istilah ini bisa menjadi cara untuk membangun keakraban dalam percakapan, tapi pastikan situasinya tepat.

Dengan mengikuti tips-tips ini, Anda dapat menggunakan istilah nominal seperti ceban dengan lebih bijak dan efektif dalam komunikasi sehari-hari.

FAQ Seputar Istilah Nominal Uang

1. Apakah semua orang Indonesia mengerti istilah seperti ceban atau gocap?

Tidak semua orang Indonesia familiar dengan istilah-istilah ini. Penggunaannya lebih umum di kota-kota besar dan di kalangan generasi tertentu. Di daerah pedesaan atau di kalangan generasi yang lebih tua, istilah ini mungkin kurang dikenal.

2. Apakah penggunaan istilah seperti ceban dianggap formal?

Tidak, penggunaan istilah seperti ceban dianggap informal dan lebih cocok untuk percakapan sehari-hari atau situasi santai. Dalam konteks formal atau dokumen resmi, sebaiknya menggunakan nominal yang sebenarnya.

3. Bagaimana jika saya tidak mengerti istilah nominal yang digunakan seseorang?

Jangan ragu untuk bertanya dan meminta klarifikasi. Kebanyakan orang akan dengan senang hati menjelaskan arti dari istilah yang mereka gunakan.

4. Apakah ada perbedaan penggunaan istilah ini antar daerah di Indonesia?

Ya, mungkin ada sedikit variasi dalam penggunaan atau pengucapan istilah-istilah ini di berbagai daerah di Indonesia. Beberapa daerah mungkin memiliki istilah lokal mereka sendiri.

5. Apakah istilah-istilah ini digunakan dalam transaksi bisnis?

Meskipun bisa digunakan dalam transaksi informal, untuk transaksi bisnis formal sebaiknya menggunakan nominal yang sebenarnya untuk menghindari kesalahpahaman.

6. Bagaimana cara terbaik untuk belajar menggunakan istilah-istilah ini?

Cara terbaik adalah dengan mendengarkan dan berinteraksi dengan orang-orang yang menggunakannya dalam percakapan sehari-hari. Anda juga bisa belajar dari media populer seperti film atau acara TV Indonesia.

7. Apakah penggunaan istilah ini dianggap tidak sopan dalam situasi tertentu?

Dalam situasi formal atau ketika berbicara dengan orang yang lebih tua atau yang tidak Anda kenal dengan baik, lebih baik menggunakan nominal yang sebenarnya untuk menghindari kesan tidak sopan.

8. Apakah istilah-istilah ini akan tetap relevan di masa depan?

Meskipun saat ini masih populer, relevansi istilah-istilah ini di masa depan bisa berubah seiring dengan perubahan bahasa dan budaya. Namun, selama masih digunakan dalam percakapan sehari-hari, istilah-istilah ini kemungkinan akan tetap bertahan.

Pemahaman tentang istilah-istilah nominal uang seperti ceban tidak hanya membantu dalam komunikasi sehari-hari, tetapi juga memberikan wawasan menarik tentang sejarah dan perkembangan bahasa Indonesia. Penggunaan istilah ini mencerminkan kekayaan budaya dan dinamika sosial yang terus berkembang di Indonesia.

Kesimpulan

Istilah nominal uang seperti ceban, gocap, dan lainnya merupakan bagian unik dari kosakata bahasa Indonesia yang mencerminkan sejarah dan keragaman budaya negara ini. Berasal dari bahasa Mandarin dialek Hokkian, istilah-istilah ini telah menjadi bagian integral dari bahasa percakapan sehari-hari, terutama di kota-kota besar.

Penggunaan istilah-istilah ini tidak hanya mempermudah komunikasi dalam konteks informal, tetapi juga menjadi cerminan dari interaksi dan akulturasi budaya yang telah berlangsung selama berabad-abad di Indonesia. Meskipun awalnya digunakan dalam konteks perdagangan, istilah-istilah ini kini telah diadopsi secara luas oleh berbagai lapisan masyarakat.

Penting untuk diingat bahwa meskipun istilah-istilah ini populer dan bahkan beberapa telah masuk dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, penggunaannya tetap lebih tepat dalam konteks informal. Dalam situasi formal atau komunikasi resmi, tetap disarankan untuk menggunakan nominal yang sebenarnya untuk menghindari kesalahpahaman.

Memahami dan menggunakan istilah-istilah ini dengan tepat tidak hanya membantu dalam komunikasi sehari-hari, tetapi juga menambah apresiasi terhadap kekayaan dan dinamika bahasa Indonesia. Ini juga menjadi pengingat akan pentingnya memahami konteks budaya dalam penggunaan bahasa.

Sebagai penutup, fenomena penggunaan istilah nominal seperti ceban menunjukkan bagaimana bahasa terus berkembang dan beradaptasi seiring dengan perubahan sosial dan budaya. Ini adalah bukti nyata dari sifat dinamis bahasa dan bagaimana interaksi antar budaya dapat memperkaya kosakata dan cara kita berkomunikasi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya