Pengertian Leukemia
Liputan6.com, Jakarta Leukemia merupakan kanker darah yang terjadi akibat produksi sel darah putih abnormal secara berlebihan di sumsum tulang. Kondisi ini menyebabkan gangguan pada fungsi normal sel darah, termasuk kemampuan melawan infeksi dan proses pembekuan darah. Leukemia dapat bersifat akut (berkembang cepat) atau kronis (berkembang lambat).
Pada orang dewasa, jenis leukemia yang paling umum ditemui adalah:
- Leukemia limfositik kronis (CLL)
- Leukemia mieloid akut (AML)
- Leukemia mieloid kronis (CML)
- Leukemia limfoblastik akut (ALL)
Masing-masing jenis leukemia ini memiliki karakteristik, penyebab, dan pendekatan pengobatan yang berbeda. Memahami jenis leukemia yang diderita sangat penting untuk menentukan strategi penanganan yang tepat.
Advertisement
Penyebab Utama Leukemia pada Orang Dewasa
Penyebab pasti leukemia pada orang dewasa belum diketahui secara pasti. Namun, para peneliti telah mengidentifikasi beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena leukemia:
1. Mutasi Genetik
Perubahan atau mutasi pada DNA sel darah merupakan penyebab utama leukemia. Mutasi ini dapat terjadi secara spontan atau dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Beberapa kelainan genetik bawaan juga dikaitkan dengan peningkatan risiko leukemia, seperti sindrom Down.
2. Paparan Radiasi
Paparan radiasi dalam dosis tinggi, baik dari bencana nuklir, terapi radiasi untuk kanker lain, atau paparan okupasional jangka panjang, dapat meningkatkan risiko leukemia. Radiasi dapat merusak DNA sel darah dan memicu pertumbuhan sel abnormal.
3. Paparan Bahan Kimia
Beberapa bahan kimia industri, terutama benzena, formaldehida, dan pestisida tertentu, telah dikaitkan dengan peningkatan risiko leukemia. Paparan jangka panjang terhadap bahan-bahan ini dapat merusak sumsum tulang dan memicu pertumbuhan sel leukemia.
4. Kemoterapi Sebelumnya
Ironisnya, pengobatan kanker dengan kemoterapi dapat meningkatkan risiko leukemia di kemudian hari. Beberapa obat kemoterapi, terutama yang digunakan untuk mengobati limfoma, kanker payudara, dan kanker ovarium, telah dikaitkan dengan risiko leukemia sekunder.
5. Merokok
Kebiasaan merokok tidak hanya meningkatkan risiko kanker paru-paru, tetapi juga leukemia, terutama jenis AML. Zat kimia dalam rokok dapat merusak DNA sel darah dan memicu pertumbuhan sel abnormal.
6. Gangguan Hematologi
Beberapa gangguan darah, seperti sindrom mielodisplasia, polisitemia vera, dan trombositemia esensial, dapat berkembang menjadi leukemia jika tidak ditangani dengan baik.
Advertisement
Faktor Risiko Leukemia pada Orang Dewasa
Selain penyebab utama yang telah disebutkan, terdapat beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan seseorang terkena leukemia:
1. Usia
Risiko leukemia meningkat seiring bertambahnya usia. Sebagian besar jenis leukemia, terutama CLL dan AML, lebih sering ditemukan pada orang dewasa berusia di atas 50 tahun.
2. Jenis Kelamin
Beberapa jenis leukemia, seperti CLL, lebih sering terjadi pada pria dibandingkan wanita. Namun, perbedaan ini tidak signifikan untuk semua jenis leukemia.
3. Riwayat Keluarga
Meskipun leukemia bukan penyakit yang diwariskan secara langsung, memiliki keluarga dekat dengan riwayat leukemia dapat meningkatkan risiko seseorang terkena penyakit ini.
4. Gangguan Sistem Kekebalan
Orang dengan gangguan sistem kekebalan, baik bawaan maupun didapat (seperti HIV/AIDS), memiliki risiko lebih tinggi terkena leukemia.
5. Obesitas
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa obesitas dapat meningkatkan risiko beberapa jenis leukemia, meskipun hubungan ini masih memerlukan penelitian lebih lanjut.
Gejala Leukemia pada Orang Dewasa
Gejala leukemia pada orang dewasa seringkali tidak spesifik dan dapat menyerupai gejala penyakit lain. Namun, beberapa tanda dan gejala yang perlu diwaspadai antara lain:
1. Kelelahan dan Kelemahan
Rasa lelah yang berlebihan dan tidak membaik dengan istirahat merupakan gejala umum leukemia. Hal ini disebabkan oleh anemia atau kekurangan sel darah merah yang sering terjadi pada penderita leukemia.
2. Infeksi Berulang
Karena gangguan pada fungsi sel darah putih, penderita leukemia lebih rentan terhadap infeksi. Mereka mungkin mengalami demam, flu, atau infeksi lain yang sulit sembuh atau sering kambuh.
3. Mudah Memar atau Berdarah
Penurunan jumlah trombosit akibat leukemia dapat menyebabkan seseorang lebih mudah mengalami memar atau perdarahan, bahkan dari luka kecil. Gejala ini dapat berupa mimisan yang sering, gusi berdarah, atau bintik-bintik merah di kulit (petechiae).
4. Penurunan Berat Badan Tanpa Sebab
Kehilangan nafsu makan dan penurunan berat badan yang tidak disengaja sering terjadi pada penderita leukemia.
5. Pembengkakan Kelenjar Getah Bening
Pembesaran kelenjar getah bening di leher, ketiak, atau selangkangan dapat menjadi tanda leukemia, terutama jenis CLL.
6. Nyeri Tulang atau Sendi
Rasa sakit atau nyeri pada tulang dan sendi, terutama di punggung atau pinggul, dapat disebabkan oleh akumulasi sel leukemia di sumsum tulang.
7. Berkeringat di Malam Hari
Keringat berlebih di malam hari, sering disertai demam ringan, merupakan gejala yang umum pada beberapa jenis leukemia.
Advertisement
Diagnosis Leukemia pada Orang Dewasa
Diagnosis leukemia melibatkan serangkaian pemeriksaan untuk mengonfirmasi adanya penyakit dan menentukan jenisnya. Proses diagnosis biasanya meliputi:
1. Pemeriksaan Fisik
Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik menyeluruh, mencari tanda-tanda seperti pembengkakan kelenjar getah bening, pembesaran hati atau limpa, dan tanda-tanda anemia atau perdarahan.
2. Tes Darah Lengkap
Pemeriksaan darah lengkap dapat menunjukkan jumlah sel darah putih, sel darah merah, dan trombosit yang abnormal. Pada leukemia, jumlah sel darah putih seringkali meningkat, sementara sel darah merah dan trombosit menurun.
3. Biopsi Sumsum Tulang
Prosedur ini melibatkan pengambilan sampel sumsum tulang, biasanya dari tulang pinggul, untuk diperiksa di bawah mikroskop. Biopsi sumsum tulang sangat penting untuk mengonfirmasi diagnosis leukemia dan menentukan jenisnya.
4. Tes Sitogenetik
Analisis kromosom sel leukemia dapat membantu mengidentifikasi jenis leukemia dan memandu keputusan pengobatan. Beberapa perubahan genetik tertentu dikaitkan dengan prognosis dan respons terhadap pengobatan yang berbeda.
5. Pemeriksaan Pencitraan
CT scan, MRI, atau PET scan mungkin diperlukan untuk menilai penyebaran leukemia ke organ lain atau untuk mendeteksi komplikasi.
6. Lumbal Pungsi
Pada beberapa kasus, terutama ALL, pemeriksaan cairan serebrospinal mungkin diperlukan untuk mengetahui apakah leukemia telah menyebar ke sistem saraf pusat.
Pengobatan Leukemia pada Orang Dewasa
Pengobatan leukemia pada orang dewasa tergantung pada jenis leukemia, stadium penyakit, usia pasien, dan kondisi kesehatan secara keseluruhan. Beberapa pilihan pengobatan utama meliputi:
1. Kemoterapi
Kemoterapi tetap menjadi tulang punggung pengobatan untuk sebagian besar jenis leukemia. Obat-obatan kemoterapi digunakan untuk membunuh sel-sel leukemia di seluruh tubuh. Kemoterapi dapat diberikan secara oral atau melalui infus, dan seringkali diberikan dalam siklus dengan periode istirahat di antaranya.
2. Terapi Target
Kemajuan dalam pemahaman biologi molekuler leukemia telah menghasilkan pengembangan obat-obatan yang secara spesifik menargetkan perubahan genetik tertentu dalam sel leukemia. Contohnya termasuk inhibitor tirosin kinase untuk CML dan inhibitor BCL-2 untuk CLL.
3. Imunoterapi
Imunoterapi bekerja dengan merangsang sistem kekebalan tubuh untuk mengenali dan menyerang sel-sel leukemia. Antibodi monoklonal dan terapi sel T CAR adalah contoh imunoterapi yang telah menunjukkan hasil menjanjikan dalam pengobatan beberapa jenis leukemia.
4. Transplantasi Sel Punca
Untuk beberapa pasien, terutama yang lebih muda dan dengan penyakit berisiko tinggi, transplantasi sel punca dapat menjadi pilihan kuratif. Prosedur ini melibatkan penggantian sumsum tulang yang sakit dengan sel punca yang sehat, baik dari donor yang cocok (alogenik) atau dari pasien sendiri (autolog).
5. Radioterapi
Meskipun tidak sering digunakan sebagai pengobatan utama untuk leukemia, radioterapi dapat berperan dalam situasi tertentu, seperti persiapan untuk transplantasi sel punca atau pengobatan leukemia yang telah menyebar ke sistem saraf pusat.
6. Pengobatan Suportif
Perawatan suportif penting untuk mengelola gejala dan komplikasi leukemia. Ini dapat mencakup transfusi darah, antibiotik untuk infeksi, dan obat-obatan untuk mengendalikan mual atau nyeri.
Advertisement
Pencegahan Leukemia pada Orang Dewasa
Meskipun tidak ada cara pasti untuk mencegah leukemia, beberapa langkah dapat diambil untuk mengurangi risiko:
1. Hindari Paparan Radiasi dan Bahan Kimia Berbahaya
Jika bekerja di lingkungan dengan risiko paparan radiasi atau bahan kimia berbahaya, pastikan untuk selalu menggunakan alat pelindung diri yang sesuai dan mengikuti protokol keselamatan.
2. Berhenti Merokok
Merokok meningkatkan risiko berbagai jenis kanker, termasuk leukemia. Berhenti merokok dapat secara signifikan mengurangi risiko ini.
3. Pertahankan Gaya Hidup Sehat
Menjaga berat badan ideal, mengonsumsi makanan seimbang kaya akan buah dan sayuran, serta berolahraga secara teratur dapat membantu memperkuat sistem kekebalan tubuh dan mengurangi risiko kanker secara umum.
4. Hindari Paparan Benzena
Benzena, yang dapat ditemukan dalam asap rokok, emisi kendaraan, dan beberapa produk industri, telah dikaitkan dengan peningkatan risiko leukemia. Minimalkan paparan terhadap zat ini sebisa mungkin.
5. Pemeriksaan Kesehatan Rutin
Bagi mereka dengan faktor risiko tinggi, seperti riwayat keluarga dengan leukemia atau paparan okupasional terhadap bahan berisiko, pemeriksaan kesehatan rutin dan tes darah dapat membantu deteksi dini.
Kesimpulan
Leukemia pada orang dewasa merupakan penyakit kompleks dengan berbagai penyebab dan faktor risiko. Meskipun tidak selalu dapat dicegah, pemahaman tentang faktor risiko dan gejala awal dapat membantu dalam deteksi dan penanganan dini. Kemajuan dalam diagnosis dan pengobatan telah meningkatkan prognosis bagi banyak pasien leukemia dewasa. Namun, penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk mengembangkan strategi pencegahan dan pengobatan yang lebih efektif. Bagi siapa pun yang mengalami gejala yang mencurigakan atau memiliki kekhawatiran tentang risiko leukemia, konsultasi dengan profesional kesehatan sangat dianjurkan untuk evaluasi dan panduan lebih lanjut.
Advertisement
