Ditemukan, Kapal Jelajah yang Raib 160 Tahun

"Satu dari dua kapal penjelajah Inggris yang lenyap di kutub utara lebih dari 160 tahun lalu telah ditemukan," kata PM Kanada.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 10 Sep 2014, 09:03 WIB
Diterbitkan 10 Sep 2014, 09:03 WIB
Raib 160 Tahun, 1 Kapal Jelajah Ditemukan
Lukisan berjudul The End In Sight karya W Turner Smith. (BBC)

Liputan6.com, Ottawa - Lukisan berjudul 'The End In Sight' karya W Turner Smith menjadi gambaran, bahwa Sir Franklin dan awak kapalnya terdampar dan kelaparan di lautan es Kutub Utara. Lalu raib entah ke mana kapal kuno itu.

Namun baru-baru ini kabar mengejutkan terkait kapal itu beredar.

"Satu dari dua kapal penjelajah Inggris yang lenyap di kutub utara lebih dari 160 tahun lalu telah ditemukan," kata PM Kanada Stephen Harper seperti dikutip Liputan6.com dari BBC, Rabu (10/9/2014).

PM Stephen Harper mengatakan, ada bukti foto yang memastikan reruntuhan kapal yang hilang itu. Namun masih belum jelas yang mana dari kedua kapal itu yang ditemukan.

 

Sir John Franklin memimpin ekspedisi dua kapal berpenumpang 129 orang pada tahun 1845, untuk memetakan Jalur Barat Laut di kutub utara wilayah Kanada.

Ekspedisi 'Victoria Strait' adalah sebuah tim penyelam dan arkeolog bentukan pemerintah Kanada, yang melakukan lagi pencarian dua kapal itu sejak tahun 2008. Sebagai upaya untuk mengukuhkan kedaulatan Kanada di Jalur Barat Laut, yang belakangan lebih mudah diakses pelayaran, karena mencairnya es kutub utara.

"Penemuan kapal pertama ini, tak pelak memberikan momentum yang diperlukan untuk menemukan kapal satu lagi, dan mengetahui lebih jauh apa yang terjadi pada para awak Ekspedisi Franklin," kata PM Stephen Harper.

Pencarian HMS Erebus dan HMS Terror yang berlangsung dari tahun 1848 hingga 1859, menjadi salah satu pencarian terbesar sepanjang sejarah.

Pencarian itu berbuah penemuan lengkap Jalur Barat Laut, yang membentang dari Samudera Atlantik ke Samudera Pasifik melalui Arktik.

Kanibal

Dua kapal jelajah yang lenyap itu segera menjadi salah satu misteri besar yang menyita perhatian sekian lama. Khususnya karena tak jelas apa yang sebetulnya terjadi.

Para ahli percaya kedua kapal itu tersesat saat terjebak di tengah es sekitar Pulau Raja William. Lalu para awak meninggalkannya dan berjalan kaki mencari pertolongan yang sia-sia.

Laporan-laporan dari masyarakat adat Inuit saat itu, para awak kapal akhirnya menjadi kanibal karena kelaparan. Mereka makan mayat sesamanya yang sudah lebih dulu tewas, sebelum mereka sendiri meninggal.

Istri Sir John Franklin mempelopori upaya pencarian kapal itu. Ia meluncurkan lima kapal, menyebarkan kaleng-kaleng makanan di sekitar kutub dengan harapan ditemukan para awak yang hilang.

Kemudian setelahnya, lebih dari 50 ekspedisi mengikuti pencarian itu. Namun hasilnya nihil.

Tiga jasad ditemukan lebih dari seabad kemudian, pada tahun 1980-an. Ssetelah diselidiki, mengandung unsur timah yang tinggi. Hal itu menimbulkan spekulasi tentang keracunan dari makanan kaleng.

Sejauh ini, penemuan terbaru puing kapal kuno ini sedang diteliti oleh para ahli. Dan masih menunggu hasil pernyelidikannya.

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya