Liputan6.com, Jakarta - Tepat 542 tahun lalu atau 19 Februari 1473, seorang ahli astronomi terkemuka di dunia dilahirkan. Dia adalah Nicolaus Copernicus, yang lahir di Kota Thorn atau juga dikenal Kota Torun di Polandia.
Sejak kecil, Copernicus diberikan pendidikan sebaik mungkin oleh keluarganya. Meski sang ayah yang merupakan seorang pedagang dan tokoh terkemuka di wilayah meninggal pada usia 10 tahun, Copernicus tetap menjalani sekolah di tempat yang layak dengan bantuan sang paman.
Pada 1491 atau menginjak usia 18 tahun, ia menimba ilmu lebih dalam di Krakow Academy yang kini bernama Jagiellonian University. Kemudian ia hijrah ke Italia untuk menggeluti studi hukum.
Selama menjalani kuliah di University of Bologna, Copernicus tinggal bersama seorang profesor matematika, Domenico Maria de Novara, yang menjadi salah satu orang yang berjasa memberikan ilmu geografi dan astronomi kepadanya.
Copernicus kemudian berpindah ke Roma dan menjalani pendidikan di Universitas Padua dan Ferrara. Kemudian pada 1503, ia pulang kampung ke Polandia. Sekembalinya, Copernicus bekerja membantu pamannya, yang saat itu telah menjadi Uskup Ermland.
Pada 1502, sang paman meninggal dan Copernicus pindah ke Kota Frauenberg dan menjadi 'kanon' yang mengurus administrasi gereja. Salah satu tugasnya adalah menyusun kalender dengan menggunakan ilmu astronomi yang telah ia pahami. Pada 1514, ia dipercaya Paus untuk menyusun kalender di Vatikan.
Sejak itu, Copernicus mulai melakukan pengamatan dan penelitian terkait astronomi, Bumi, Bulan dan Matahari.
Hingga pada 1543, seperti dimuat BBC History, Kamis (19/2/2015), Copernicus menelurkan sebuah teori bertajuk 'De Revolutionibus Orbium Coelestium'. Teori itu merupakan pengembangan dari heliosentrisme (tata surya berpusat di Matahari) yang sekaligus membantah geosentrisme (Bumi pusat tata surya) yang dikemukakan ilmuwan sebelumnya, Aristoteles dan Phytagoras.
Lebih jauh dalam teorinya, Copernicus menyatakan bahwa Bumi bergerak dan berputar pada porosnya, mengelilingi Matahari bersama planet lain. Ini juga membantah pendapat sebelumnya yang menyebut Bumi diam atau tak bergerak.
Apa yang diyakini Copernicus ini didukung oleh Galileo Galilei pada Abad 16 M. Teori Bumi bergerak dan berputar pada porosnya itu yang dikemukakan Copernicus dan Galileo menjadi acuan yang diajarkan dalam buku sains saat ini.
Beberapa bulan setelah mempostulasikan teorinya, Copernicus meninggal di Frombork, Polandia pada 24 Mei 1543. Copernicus disanjung oleh banyak orang sebagai Bapak Astronomi Modern. Memang, uraiannya tentang alam semesta telah dimurnikan dan diperbaiki oleh ilmuwan yang tekemudian, seperti Galileo, Kepler, dan Newton. (Riz/Ali)
19-2-1473: Copernicus dan Bantahan Teori Bumi Tak Bergerak
Apa yang diyakini Copernicus ini didukung oleh Galileo Galilei pada Abad 16 M.
diperbarui 19 Feb 2015, 06:00 WIBDiterbitkan 19 Feb 2015, 06:00 WIB
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
Video Terkini
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Amal Tidak Menjamin Masuk Surga, Mengapa Harus Tetap Beribadah? Simak Jawabannya
Siswa SD di Medan Dihukum Duduk di Lantai karena Nunggak SPP, Orangtua: Jaga Mental, Saya Akan Tarik dari Sekolah
Kemenag Dorong Pengukuhan 600 Ribuan Guru Profesional Pendidikan Islam
Karakter Masyarakat Banyumas di Balik Logat Ngapak
Disanksi PTDH Karena Perkosa dan Paksa Pacarnya Aborsi, Bripda F Ternyata Bertugas Lagi
Diguyur Hujan Semalaman, Ratusan Rumah di Pesisir Barat Lampung Terendam Banjir
Puasa Ayyamul Bidh Rajab: Jadwal Januari 2025, Niat dan Keutamaan Pahala Dobel
Gunung Semeru Erupsi, Tinggi Letusan Capai 700 Meter
3 Negara Selain Indonesia yang Ganti Pelatih di Tengah Kualifikasi Piala Dunia 2026: Ada yang Sukses?
Cak Imin soal Wacana Libur Sekolah Sebulan saat Ramadhan: Tak Perlu, Belum Jelas Konsepnya
Deretan Cagar Budaya di Kawasan Ngarsopuro Solo
Hasil Piala FA Chelsea vs Moracombe: The Blues Susul Liverpool ke Babak IV