Liputan6.com, London - Identitas algojo ISIS yang kerap muncul dalam video eksekusi sejumlah sandera akhirnya terungkap. Pria yang dikenal dengan panggilan "Jihadi John" itu teridentifikasi dengan nama Mohammed Emwazi yang merupakan warga Inggris keturunan Kuwait.
Beredar kabar bahwa jiwa radikal Emwazi dipengaruhi oleh masa lalunya yang kurang baik, termasuk perlakuan tidak menyenangkan dari otoritas Inggris jauh-jauh hari sebelum bergabung dengan ISIS.
Namun kabar itu dibantah keras oleh mantan Kepala Dinas Intelijen Rahasia Inggris MI6 Sir John Sawers. Dia menegaskan tak benar jika Emwazi radikal karena aparat negaranya.
"Tudingan itu jelas tidak benar. Ini sudah sangat jelas," cetus Sir John Sawers, seperti dimuat BBC, Sabtu (28/2/2015).
Sejak identitas asli "Jihadi John" terungkap, sejumlah kritik mengalir deras kepada aparat Inggris. Banyak yang mempertanyakan kenapa ia bisa masuk ISIS dan kenapa otoritas Inggris tak berusaha mencegahnya.
Sebagai pimpinan otoritas keamanan, Sawers memaklumi anggapan tersebut. Dan ia mengatakan, sorotan untuk Emwazi saat ini merupakan hal yang wajar.
"Orang-orang seperti ini sangat menarik perhatian publik, mulai dari asal usul, proses bergabung mereka dengan ekstemis serta tindak-tanduk mereka di kelompok tersebut," ujar dia.
Sebelumnya Direktur Bidang Penelitian Badan Advokat CAGE Asim Qureshi mengungkapkan bahwa Otoritas Inggris pernah mencoba merekrut Emwazi menjadi mata-mata. Untuk itu, visanya sempat ditolak saat hendak masuk Kuwait
"Saya mencoba mencari tahu mengapa visa saya bisa ditolak oleh negara asal saya sendiri, Kuwai. Saya juga mencari tahu cara untuk memecahkan masalah ini," kata Emwazi dalam rekaman percakapan dengan kelompok CAGE yang dibeberkan Qureshi.
"Teman-teman saya di Kuwait bilang bahwa Kuwait sebenarnya tidak memiliki masalah dengan saya. Hanya saja, saya ditolak karena saya disebut sebagai agen Inggris. Jadinya mereka tidak membiarkan saya masuk ke Kuwait," lanjut percakapan itu.
Menanggapi hal itu, Pemerintah Inggris membantahnya. Perdana Menteri Inggris David Cameron menegaskan MI6 merupakan badan intelijen yang telah memberikan pengabdian besar untuk negara.
"Berkat mereka, dedikasi mereka telah menyelamatkan kita dari sejumlah rencana teror di Inggris yang bisa menghancurkan kita," ujar David Cameron.
Jihadi John merupakan salah satu algojo ISIS yang paling sadis. Selalu menggunakan penutup kepala dan bicara dengan aksen Inggris yang kental.
Namanya menjadi kecaman dunia setelah sosoknya "dipilih" ISIS menjadi pencabut nyawa sejumlah tawanan kelompok teror ini seperti James Foley, Steven Sotloff, David Haines, Alan Henning, Abdul-Rahman Kassig dan dua orang WN Jepang Haruna Yukawa dan Kenji Goto. (Riz)