Liputan6.com, Paris - Kopilot atau pilot pembantu dalam pesawat Germanwings, yang jatuh di pegunungan Alpen, diduga sengaja ingin 'menghancurkan pesawat' dalam kecelakaan maut yang terjadi Selasa 24 Maret 2015. Pejabat Prancis menyampaikan dugaan itu hari ini.
Jaksa Marseille, Brice Robin, mengutip informasi dari kotak hitam perekam suara di kokpit mengatakan, pilot kedua tersebut diduga sendirian dalam ruang kendali itu. Demikian dilansir BBC, Kamis (26/3/2015).
Disebutkan juga kopilot diduga sengaja mulai menurunkan ketinggian pesawat, ketika kapten pilot terkunci di luar kokpit.
Jaksa Robin menjelaskan, kopilot yang disebut bernama Andreas Lubitz itu, diduga masih hidup sampai hantaman terakhir ketika pesawat jatuh ke darat.
"Kami mendengar pilot meminta kopilot untuk mengendalikan pesawat, dan kami mendengar pada saat yang sama suara kursi digerakkan ke belakang dan suara pintu ditutup," beber dia.
"Pada saat itu, kopilot mengendalikan pesawat sendirian. Ketika dia sendiri, kopilot menekan tombol sistem pengawasan penerbangan untuk mengambil tindakan menurunkan pesawat. Tindakan untuk mengendalikan ketinggian ini hanya bisa dilakukan secara sengaja," tegas Robin.
Pesawat Germanwings jatuh di pegunungan Alpen Prancis dan seluruh 150 orang di dalamnya tewas. Airbus A320 ini dalam perjalanan dari Barcelona, Spanyol ke Dusseldorf, Jerman.
Koran The New York Times sebelumnya menyebutkan, seorang penyidik yang tidak disebutkan namanya mengatakan, salah seorang dari pilot--tidak jelas apakah kapten pilot atau kopilot--diduga ke luar dari kokpit, namun tidak bisa masuk kembali masuk. Sebab, pintu terkunci dari dalam.
Terdengar ada suara ketukan dari luar pintu kokpit dan tidak ada jawaban. Dan kemudian ada suara pintu digedor keras namun masih tak ada jawaban. Tidak terdengar sama sekali jawaban," kata penyidik. "Dapat didengar salah satu pilot sedang mencoba mendobrak pintu itu (dari luar)," tambah dia.
Sementara Direktor Badan Penyelidik Penerbangan Prancis Remi Jouty mengatakan, analisis menyeluruh dari kotak hitam perekam suara di kokpit membutuhkan waktu berminggu-minggu atau beberapa bulan.
Hingga saat ini, kata Jouty, kotak hitam kedua yang merekam data penerbangan masih belum ditemukan.
Lufthansa--induk perusahaan Germanwings--hingga kini juga belum mengumumkan nama kedua pilot. Namun disebutkan kopilot bergabung dengan Germanwings pada September 2013, langsung setelah pelatihan dan memiliki 630 jam terbang. (Rmn/Ein)
Advertisement