Keluarga Korban Germanwings Diberangkatkan ke Alpen

Beberapa tim khusus bakal segera diberangkatkan untuk mendampingi para keluarga dan rekan korban Germanwings ke pegunungan Alpen.

oleh Liputan6 diperbarui 26 Mar 2015, 15:40 WIB
Diterbitkan 26 Mar 2015, 15:40 WIB
2 Pesawat 3 Bus Angkut Kerabat Korban Germanwings ke Gunung Alpen
Beberapa tim khusus bakal segera diberangkatkan untuk mendampingi para keluarga dan rekan korban Germanwings ke pegunungan Alpen.

Liputan6.com, Paris - Setelah 3 pemimpin dunia dari Prancis, Jerman dan Spanyol menyambangi lokasi jatuhnya Germanwings 4U 9525, kini giliran para kerabat dan rekan 150 orang yang menumpang pesawat nahas tersebut. Mereka dilaporkan tengahk bersiap menuju lokasi tersebarnya puing-puing burung besi itu di Pegunungan Alpen, Prancis.



"Maskapai Lufthansa akan menerbangkan dua pesawat khusus, satu dari Barcelona, Spanyol dan satu dari Duesseldorf, bagi para kerabat dan dan rekan korban," demikian diberitakan BBC, Kamis (26/3/2015).

Namun, ada pula bus dari Barcelona yang digunakan untuk mengangkut 14 keluarga korban ke lokasi reruntuhan, karena mereka tidak ingin atau trauma menggunakan pesawat.

Di Prancis, beberapa tim khusus juga bakal segera diberangkatkan untuk mendampingi para keluarga dan rekan korban saat berkunjung ke Pegunungan Alpen.

Direktur Germanwings, Thomas Winkelmann mengatakan, 72 dari 150 korban merupakan warga Jerman, termasuk 16 murid dari sebuah sekolah. Kemudian, pemerintah Spanyol menyatakan 51 orang adalah warga negara mereka.

Korban-korban lainnya berasal dari Australia, Argentina, Inggris, Iran, Venezuela, Amerika Serikat, Belanda, Kolombia, Meksiko, Jepang, Denmark, dan Israel.


Misteri

Keberangkatan keluarga dan rekan korban dikemukakan ke publik, di tengah laporan mengenai data Cockpit Voice Recorder (CVR) atau perekam suara kokpit pesawat yang sedang diperiksa.

Direktur Badan Investigasi Penerbangan Prancis, Remi Jouty mengatakan pihaknya mendapatkan suara-suara dari CVR tersebut. Namun, menurutnya, terlalu dini untuk menarik kesimpulan.

"Para penyelidik akan mendapatkan gambaran terbaru dalam beberapa hari ke depan. Lalu, analisis baru akan dikeluarkan dalam beberapa pekan atau bulan mendatang," ucap Rami.

Akan tetapi, sebagaimana dilaporkan harian New York Times, seorang penyelidik menyebutkan salah satu pilot pesawat meninggalkan kokpit dan tidak bisa masuk kembali. Karena terkunci dari luar.

"Terdengar ada suara ketukan dari luar pintu kokpit dan tidak ada jawaban. Dan kemudian ada suara  pintu digedor keras namun masih tak ada jawaban. Tidak terdengar sama sekali jawaban," kata salah satu penyidik seperti dikutip dari New York Times.

"Dapat didengar salah satu pilot sedang mencoba mendobrak pintu itu (dari luar)," ucap si penyidik.

Pengungkapan salah satu penyidik secara tak langsung memberikan gambaran terkait apa yang terjadi di atas pesawat Germanwings tersebut. Namun juga menimbulkan sejumlah tanda tanya lain, tentang apa sebenarnya yang terjadi sesaat sebelum burung besi itu jatuh.

"Kami belum tahu alasan salah satu pilot keluar dari kokpit. Namun yang pasti, di akhir penerbangan, hanya ada satu pilot, sendirian dan ia tidak membuka pintu kokpit," kata pejabat tersebut.

Pada Rabu 25 Maret, Presiden Prancis Francois Hollande, Kanselir Jerman Angela Merkel, dan Perdana Menteri Spanyol Mariano Rajoy mengunjungi pusat evakuasi di dekat lokasi kecelakaan Germanwings. Hollande pun meminta agar kedua pemimpin negara itu bersabar untuk menguak penyebab insiden tersebut.

"Sahabatku Angela, dan Mariano. Jangan khawatir, kita akan menemukan dan mengetahui segala sesuatunya tentang malapetaka ini," kata Hollande kepada mitranya seperti dikutip dari VOA News. (Tnt/Ein)

Baca: Misteri Suara Gedoran di Pintu Kokpit Germanwings Nahas

 

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya