Trik `Gila` Nenek-nenek Kenya Hadapi Pemerkosaan

Demi melindungi diri dari pemerkosaan, nenek-nenek pun berlatih pertahanan diri.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 21 Jun 2015, 08:04 WIB
Diterbitkan 21 Jun 2015, 08:04 WIB
Trik "Gila" Nenek-nenek Kenya Hadapi Pemerkosaan
Demi melindungi diri dari pemerkosaan, nenek-nenek pun berlatih pertahanan diri.

Liputan6.com, Korogocho Sambil terkekeh seorang nenek mengalahkan pria muda di sampingnya dengan kaleng di Korogocho, salah satu daerah kumuh paling berbahaya di ibu kota Kenya. Pria muda itu malu dikalahkan seorang nenek.

"Ia ingin ‘tidur’ dengan saya! Ia lebih muda dari anak saya," katanya sembari duduk di bangku kayu, lalu tertawa serak.

Di Nairobi, lebih dari 200 wanita tua berusia mencapai usia 105 tahun menyibukkan diri belajar bela diri untuk melindungi diri terhadap pemerkosaan. Kasus pemerkosan tersebar luas di Kenya, khususnya di daerah kumuh.

Penelitian badan amal Ujamaa, yang menjalankan program pertahanan diri menunjukkan, satu dari dari empat wanita tua di kawasan Korogocho mengalami kekerasan seksual.

Cucus, sebutan nenek dalam bahasa Kikuyu lokal tengah belajar teknik menyodok penyerang di mata, lalu menyerang dengan selangkangan pakai tongkat sekaligus menghancurkan hidung dengan telapak tangan.

Tipu daya nenek-nenek juga lihai, ada yang berlatih pura-pura gila, lemah, dan tidak bergerak.

"Anda bertindak seperti orang gila, kemudian pergi ke arah penyerang si pemerkosa " ujar Jacqueline Mukami, salah satu instruktur. 

"Dengan begitu akan membuat takut penyerang karena Anda ternyata bukan orang yang ia harapkan," lanjutnya.

Kelas berlangsung selama dua kali seminggu. Instruktur Irene Wambui Muthoni amat terkesan dengan semangat nenek-nenek berlatih, meskipun pelajaran harus diulang berkali-kali karena memori mereka sangat rendah.

Pelajaran ala pertahanan diri untuk nenek-nenek dirintis oleh Jake Sinclair, seorang warga Amerika bersama istrinya, Lee pada tahun 2007. Keduanya sering mendengar cerita-cerita memilukan tentang kekerasan seksual di Korogocho.

Thomson Reuters Foundation, seperti dilansir Minggu (21/6/2015) berhasil mengeruk informasi dari beberapa nenek. Pemerkosaan di daerah kumuh selalu terjadi, ada yang diperkosa sendiri bahkan tewas akibat diperkosa ramai-ramai oleh sekelompok geng.

"Anak laki-laki memiliki ide-ide gila setelah merampok. Ketika ‘tidur’ dengan seorang nenek, mereka menganggap sebagai pembersihan diri," ungkap Kariuki, warga yang pernah tinggal di Korogocho.

Ibarat veteran perang, para cucus juga melindungi gadis-gadis muda. (Fhh/Igw)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya