Trump Bagikan Video AI Gaza: Ada Netanyahu Berjemur, Tesla, dan Penari Perut

Selain memunculkan Netanyahu, video pendek ini juga memuat sosok Musk.

oleh Khairisa Ferida Diperbarui 27 Feb 2025, 09:00 WIB
Diterbitkan 27 Feb 2025, 09:00 WIB
Donald Trump berpidato usai pelantikannya sebagai presiden ke-47 Amerika Serikat. Inaugurasi Trump berlangsung di Rotunda di Gedung Capitol, Washington DC, Senin (20/1/2025).
Donald Trump berpidato usai pelantikannya sebagai presiden ke-47 Amerika Serikat. Inaugurasi Trump berlangsung di Rotunda di Gedung Capitol, Washington DC, Senin (20/1/2025). (Dok. Chip Somodevilla/Pool Photo via AP)     ... Selengkapnya

Liputan6.com, Washington, DC - Donald Trump membagikan sebuah video yang dibuat menggunakan teknologi Artificial intelligence (AI) di media sosial. Video tersebut mengungkapkan "apa yang akan terjadi selanjutnya" untuk Jalur Gaza dan menampilkan visi tentang wilayah yang hancur akibat perang, sesuai rencana yang dia usulkan.

Video berdurasi 35 detik, yang diunggah di platform Truth Social milik Trump dan akun Instagram pribadinya, dimulai dengan para pria bertopeng dan anak-anak berjalan di antara puing-puing di Jalur Gaza, sebelum tulisan "Gaza 2025" dan "What’s Next?" muncul di layar.

Selanjutnya, video tersebut menampilkan Jalur Gaza yang telah berubah dengan pantai eksotis, gedung pencakar langit, kapal pesiar mewah, dan pohon palem yang berjajar di sepanjang pantai, serta orang-orang yang sedang berpesta.

Sebagai latar belakang, terdengar lagu yang berbunyi, "Donald Trump will set you free, bringing the life for all to see, no more tunnels, no more fear, Trump Gaza is finally here."

Video ini menampilkan pula patung emas raksasa Trump, serta cendera mata miniatur Trump yang berjajar di rak-rak toko suvenir. Seorang anak kecil terlihat membawa balon emas besar bergambar Trump. Tulisan "Trump Gaza" muncul di mana-mana, tertera di papan tanda dan gedung-gedung.

Ada pula cuplikan Trump menari dengan penari perut di sebuah bar dan berjemur di kolam bersama Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Tidak ketinggalan, Elon Musk muncul beberapa kali, di mana dia duduk di pantai, tersenyum, dan mencelupkan roti ke dalam apa yang tampaknya seperti hummus, sementara penari perut berjanggut tampil di pantai.

Miliarder teknologi yang memimpin Departemen Efisiensi Pemerintah AS (DOGE) ini terlihat menikmati waktunya saat dolar jatuh dan mobil-mobil Tesla berseliweran di jalanan Jalur Gaza.

 
 
 
View this post on Instagram

A post shared by President Donald J. Trump (@realdonaldtrump)

Pro dan Kontra

15 Bulan Perang Israel-Hamas, Begini Kondisi Kota Rafah di Gaza
Foto udara memperlihatkan orang-orang berjalan melewati reruntuhan rumah di Rafah, Jalur Gaza Selatan pada 20 Januari 2025. (Foto oleh AFP)... Selengkapnya

Rekaman ini memicu banyak kritik di internet, bahkan dari para pendukung Trump.

"Trump, saya memilih Anda karena mengharapkan ekonomi yang lebih baik, hukum yang lebih adil, dan perlindungan bagi negara kita. Tetap fokuslah pada masa depan bangsa kita dan hindari menciptakan konflik dengan negara lain," tulis seorang pengguna media sosial, gringaorlando, di Instagram."Mari kita konsisten dalam upaya membuat Amerika kembali hebat!" tambahnya.

Pendukung Trump lainnya, yang menggunakan nama Joseybaez, berkomentar, "Trump, saya mendukung Anda dalam BANYAK hal, tapi, langsung TIDAK untuk yang satu ini."

Meskipun video tersebut menerima banyak kritik, rencana Trump untuk mengubah Jalur Gaza yang hancur akibat perang dari "lubang neraka" menjadi "Riviera Timur Tengah" tetap mendapat dukungan.

"Sepertinya Gaza akan menjadi tempat yang bagus untuk bisnis dan kesempatan hidup yang lebih baik bagi pendatang baru," tulis pengguna Instagram Romeo_danyar.

Rencana Trump untuk Jalur Gaza, yang diajukan awal bulan ini dalam konferensi pers di Gedung Putih, termasuk memindahkan dua juta warga Palestina di sana ke negara-negara tetangga. Trump menggambarkan wilayah kantong Palestina itu sebagai "perlu pembangunan ulang", di mana "hampir setiap bangunan runtuh."

Anggota parlemen AS dari kedua belah pihak menentang proposal tersebut karena dianggap sebagai pembersihan etnis menurut hukum internasional.

Trump telah menyatakan hasratnya agar AS "memiliki" Jalur Gaza, yang telah menyaksikan kehancuran besar-besaran dan lebih dari 47.000 kematian selama konflik 15 bulan antara Israel dan Hamas.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya