Liputan6.com, Praha - Aktivis Hak Asasi Manusia mengecam tindakan Polisi Ceko yang menandai para imigran dengan spidol di lengan mereka. Tindakan ini mirip dengan apa yang pernah dilakukan Nazi saat mendata tahanan mereka pada masa lalu.
Setelah didata dan diberi tanda, para pencari suaka yang kebanyakan dari Suriah, digiring keluar kereta dan ditahan di beberapa rumah tahanan polisi di kota Moravian, Ceko.
Pengecekan dan penandaan ini dilakukan polisi untuk mengetahui apakah para pengungsi telah terdaftar sebagai pencari suaka di negara yang pertama mereka kunjungi. Sesuai dengan Peraturan Dublin untuk para pencari suaka di Uni Eropa.
Advertisement
Para pencari suaka ini adalah gelombang terbaru yang datang menuju Eropa. Mereka tiba di Ceko dengan kereta api dari Austria dan Hungaria dengan tujuan akhir Jerman.
Perlakuan polisi Ceko ini menambah daftar kemarahan pihak pembela hak asasi manusia. Sebelumnya, Hongaria mengusir ribuan pengungsi dari stasiun kereta api. Meskipun mereka mempunya tiket kereta api, tapi polisi berdalih seharusnya mereka didata terlebih dahulu, sesuai dengan peraturan Uni Eropa.
"Ini salah dan bodoh. Mereka memperlakukan para imigran dengan cara seperti yang dilakukan Nazi Jerman kepada Yahudi," kata kata Alp Mehmet, wakil ketua 'MigrationWatcht', sebuah lembaga HAM untuk imigran, seperti dikutip dari Daily Mail, 2 September 2015.
Zuzana Candigliota, seorang pengacara dari Liga Hak Asasi Manusia juga memprotes hal yang sama. "Tidak ada hukum yang membolehkan polisi untuk menandai orang-orang seperti ini," ungkapnya.
Namun, juru bicara Kementerian Dalam Negeri Republik Ceko, Lucie Novakova mengatakan langkah itu diberlakukan karena besarnya jumlah anak-anak di antara pengungsi.
"Tujuan kami adalah untuk mencegah anak-anak tersesat," terang Novakova.
Senada dengan juru bicara kepolisian, Katerina Rendlova, penandaan ini hanya untuk pengungsi dengan jumlah keluarga yang banyak, agar mereka tidak terpisah.
"Kami juga menulis kode dari kereta mana mereka telah tiba, sehingga kita tahu ke negara mana harus mengembalikan mereka, apabila diperlukan pendaftaran kembali," tutur Rendlova
"Mereka juga tidak keberatan, karena tahu itu untuk kepentingan bersama," tambah Rendlova.
Meski demikian, beberapa aktivitis hak asasi manusia dan pengacara lainnya sepakat dengan apa yang dilakukan oleh polisi.
"Saya kira, para pengungsi itu setuju. Dan mereka percaya polisi memiliki hak untuk itu," kata Candiqliota salah seorang aktivis HAM.
Salah seorang pengacara dari Praha, Marek Dufek juga setuju dengan apa yang dilakukan polisi karena kebanyakan pengungsi tidak memiliki dokumen yang lengkap.
Sementara itu, mayoritas masyarakat Ceko menentang pengungsi datang ke Eropa. Menurut sebuah survei yang diadakan oleh lembaga poling 'Fokus' pada bulan Agustus lalu, 93 persen responden mengatakan mereka harus dikembalikan ke negara asal mereka. (Rie/Ein)
Â