Hungaria Tutup Stasiun Kereta, Para Pencari Suaka Protes

"Jerman! Jerman!" seru para pencari suaka sambil melambaikan tiket kereta api. Mereka menuntut untuk diberangkatkan ke Jerman.

oleh Arie Mega Prastiwi diperbarui 02 Sep 2015, 12:27 WIB
Diterbitkan 02 Sep 2015, 12:27 WIB
Ribuan Pencari Suaka Terdampar di Luar Stasiun Kereta Api
Ribuan Pencari Suaka Terdampar di Luar Stasiun Kereta Api (Reuters)

Liputan6.com, Budapest - Setelah ribuan pencari suaka yang mayoritas berasal dari Suriah berhasil masuk ke Jerman dengan kereta api lewat Hungaria, Selasa 1 September 2015, pihak Hungaria kini menutup stasiun untuk mencegah mereka masuk ke dalam peron.

Juru bicara pemerintah Hungaria Zoltan Kovacs membela penutupan yang dilakukan oleh polisi selaku mengatakan Hungaria berusaha menegakkan hukum Uni Eropa. Ribuan orang yang melarikan diri dari perang, berusaha untuk mencapai Eropa untuk mencari suaka.

Kini Uni Eropa sibuk untuk menemukan atas masalah ini. Krisis pencari suaka ini menyoroti keterbatasan sistem Uni Eropa untuk mengatasi pengungsi.

Di bawah aturan Uni Eropa yang dikenal sebagai Peraturan Dublin, pengungsi harus mencari suaka di negara pertama mereka masuk. Tetapi dengan negara-negara seperti Italia dan Yunani--sebagai negara pertama ketika pencari suaka injakkan kaki mereka di Eropa-- mengaku tidak bisa mengatasi banyaknya jumlah pengungsi.

Hungaria telah kewalahan dalam mendaftar para migran. Sehingga mereka membiarkan kereta berjalan dari stasiun Keleti di Budapest timur menuju Wina dan Jerman.

Ribuan Pencari Suaka Terdampar di Luar Stasiun Kereta Api (BBC)

Hari Selasa sore, para pencari suaka dievakuasi keluar stasiun. 1.000 orang terpaksa berkemah di luar stasiun dan marah sambil meneriakan "Jerman, Jerman" sambil melambaikan tiket kereta.

Banyak pengunjuk rasa di Budapest mengeluh bahwa mereka telah membayar ratusan Euro untuk tiket ke Austria atau Jerman.

Seorang wanita berusia 20 tahunan dari Aleppo, Suriah, bernama Marah, mengatakan keluarganya telah membeli enam tiket untuk kereta ke Wina.

"Mereka harus mencari solusi ini," kata Marah seperti dikutip dari BBC. "Kami berjumlah ribuan, ke mana kami harus pergi?" tanya dia. Kelompok hak asasi Hungaria, Komite Helsinki, menggambarkan situasi di stasiun Keleti "sangat tegang dan tak terduga".

Polisi Jerman mengatakan 3.500 pencari suaka tiba di Negeri Bavaria pada Selasa 1 September 2015, sementara Belgia dan Swedia melaporkan lonjakan jumlah migran.

Menteri Luar Negeri Hungaria Peter Szijjarto kepada wartawan hari Selasa mejelaskan bahwa Hungaria sekarang akan mendaftarkan semua migran. Bagi imigran ekonomi akan dikembalikan ke negara pertama di mana para imigran itu masuk ke Uni Eropa.

Perdana Menteri Viktor Orban bertemu pejabat senior Uni Eropa pada hari Kamis di Brussels untuk membahas krisis ini. (Rie/Ein)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya