Inggris Kucurkan Rp 2,1 Triliun Bantu Warga Suriah

"Itu adalah tindakan terbesar yang pernah dijalankan Kerajaan Inggris untuk (membantu menangani) krisis kemanusiaan."

oleh Liputan6 diperbarui 05 Sep 2015, 07:04 WIB
Diterbitkan 05 Sep 2015, 07:04 WIB
PM Inggris
PM Inggris David Cameron (Columnist.org.uk)

Liputan6.com, London - Inggris akan menambah bantuan kemanusiaan senilai 100 juta pound atau setara dengan Rp 2,1 triliun untuk menangani krisis Suriah. Demikian hal itu dikatakan Perdana Menteri David Cameron.

Bantuan itu, kata Cameron, menjadikan total sumbangan yang diberikan Inggris sebanyak lebih dari 1 miliar pound.

"Itu adalah tindakan terbesar yang pernah dijalankan Kerajaan Inggris untuk (membantu menangani) krisis kemanusiaan. Tidak ada negara Eropa manapun yang memberikan bantuan setingkat ini," kata Cameran dalam jumpa di Madrid, Jumat 4 September 2015

Sebanyak 60 juta pound dari dana ekstra tersebut akan digunakan untuk memberikan bantuan bagi para warga Suriah di negaranya sementara dana sisanya akan disalurkan kepada negara-negara tetangga seperti Jordania dan Turki, yang menampung para pengungsi Suriah dalam jumlah sangat tinggi, ujarnya.

Cameron mengumumkan bahwa Inggris bisa menerima ribuan lagi pengungsi Suriah di tengah meningkatnya tekanan dalam maupun luar negeri untuk menghadapi krisis.

"Kita harus mencari mengejar pendekatan menyeluruh atas masalah-masalah ini. Itu berarti kita menggunakan anggaran bantuan kita untuk menanggulangi kemiskinan dan penderitaan di negara-negara, tempat orang-orang ini berasal," kata Cameron, menyusul pembicaraan yang dilakukannya di Madrid dengan Perdana Menteri Spanyol Mariano Rajoy.

Badan pengungsi Perserikatan Bangsa-Bangsa, UNHCR, memperkirakan bahwa sudah lebih dari 4 juta warga Suriah yang pergi menyelamatkan diri dari pertumpahan darah yang muncul pada Maret 2011. Mereka terutama bergerak menuju negara-negara tetangga, seperti Jordania, Lebanon dan Turki, serta ke Mesir dan Irak.

Negara-negara yang menampung mereka saat ini sedang bergelut untuk menghadapi krisis. Jordania dan Lebanon telah berulang kali meminta bagi adanya peningkatan bantuan untuk mengurangi beban mereka. (Ant/Ali/Nda)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya