Aksi Menakjubkan Janin Bayi 'Bernyanyi' dalam Rahim

Janin ternyata mampu mendeteksi suara, merespons dengan menggerakkan mulut dan lidah seolah-olah mencoba untuk bernyanyi. Ini rekamannya.

oleh Dinda Sulistyowati Pranoto diperbarui 08 Okt 2015, 16:10 WIB
Diterbitkan 08 Okt 2015, 16:10 WIB
USG Aksi Menakjubkan Bayi Bernyanyi dalam Rahim
janin mampu mendeteksi suara, merespon dengan menggerakkan mulut dan lidah seolah-olah mencoba untuk bernyanyi.

Liputan6.com, Barcelona - Untuk pertama kalinya, ilmuwan dari Institut Marques, Barcelona, menunjukkan bahwa janin usia 16 minggu dapat mendeteksi suara. Lebih jauh lagi, mereka bahkan menunjukkan bahwa si jabang bayi mampu merespons dengan menggerakkan mulut dan lidahnya.

Menurut para peneliti tersebut, hal itu mungkin saja terjadi karena telinga janin telah berkembang pada minggu ke-16 kehamilan. Namun, ada juga para ahli yang meragukan jika janin mampu mendengar hingga mereka berusia 18 minggu atau yang lebih sering mendekati usia 26 minggu.

Dilansir dari Daily Mail, Kamis (8/10/2015), sebuah studi yang dilakukan pada wanita hamil dengan usia kehamilan antara minggu ke-14 dan ke-39 menunjukkan 'keajaiban' si janin bayi menyanyi itu. Studi yang dipublikasikan dalam jurnal Ultrasound ini juga menunjukkan bahwa bayi dapat mulai belajar sebelum mereka dilahirkan.

Perangkat babypod dimasukkan ke dalam vagina, untuk memungkinkan bayi yang belum lahir untuk mendengarkan musik

Dengan menggunakan sebuah perangkat yang dikenal sebagai Babypod, ibu hamil bisa memulai merangsang keterampilan komunikasi dengan bayi sebelum dilahirkan.

Musik dapat merangsang bagian otak yang terlibat dalam komunikasi. Dengan mendengar suara, janin juga mampu merespons dengan gerakan mirip vokalisasi -- gerakan sebelum bernyanyi dan berbicara. Selama penelitian, tim menggunakan ultrasound untuk mengamati reaksi janin setelah mendengar musik.

Musik itu dipancarkan pada kedua abdomen -- terhadap benjolan perut ibu hamil dan melalui speaker khusus yang dimasukkan ke dalam vagina. Kemudian semua janin --yang ikut dalam penelitian-- diperdengarkan lagu Johann Sebastian Bach's Partita in A Minor.

saat musik dimainkan sepuluh persen janin menjulurkan lidah mereka.

Melalui scan ultrasound, saat musik dimainkan, menunjukkan bahwa sekitar 45 persen janin menggerakkan kepala dan anggota tubuh lain secara spontan, sementara 30 persen mengerakkan mulut dan lidah mereka, dan sepuluh persen menjulurkan lidah mereka.

Ketika suara dipancarkan melalui perangkat intravaginal, 87 persen dari janin bereaksi dengan menggerakkan kepala dan anggota tubuh lainnya. Pergerakan mulut dan lidah mereka juga lebih spesifik, yaitu berhenti ketika musik berhenti.

Dr Marisa Lopez-Teijon, ketua tim penelitian, mengatakan temuan ini menunjukkan janin merespons musik yang ditransmisikan dalam vagina dengan cara menggerakkan mulut dan lidah mereka, 'seolah-olah mereka mencoba untuk berbicara atau menyanyi'.

menggerakkan mulut dan lidah mereka,  'seolah-olah mereka mencoba untuk berbicara atau menyanyi'.

Selanjutnya, 50 persen dari janin bereaksi dengan gerakan yang cukup mencolok, yakni mereka membuka rahang lebar-lebar dan menjulurkan lidah mereka semaksimal mungkin.

Ketika satu set headphone ditempatkan di atas perut wanita hamil, dan musik dimainkan melalui perut, peneliti mengamati adanya perubahan di ekspresi wajah janin.

Para peneliti mencatat: "respons janin dimulai pada usia 16 minggu, dengan variasi signifikan selama kehamilan. Semakin tua usia kehamilan, akan semakin mencolok gerakan wajah janin. Respons berbeda-beda untuk setiap janin, dengan tingkat respons yang berbeda setiap kali musik dimainkan. Janin kembar menunjukkan perilaku yang sama."

musik dimainkan melalui headphone di sekitar perut ibu hamil

Tak hanya menunjukkan bahwa janin mampu mendengar di usia 16 minggu, studi ini juga memiliki implikasi yang lebih luas lagi. Peneliti mencatat bahwa metode mereka dapat digunakan untuk mencegah terjadinya tuli yang dialami janin serta memungkinkan orang tua memastikan kesempurnaan janin.

Peneliti mengatakan, "Kami menyadari dan mengakui pentingnya berbicara dengan bayi sejak saat mereka lahir untuk menstimulasi saraf. Sekarang kita dapat memiliki kesempatan yang luar biasa untuk melakukan hal ini lebih cepat, yang merupakan kemajuan besar."

 Berikut rekaman hasil penelitian mereka saat para bayi dperdengarkan musik:

(Dsu/Tnt)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya