Liputan6.com, Rinyirru - Dua ekor buaya dipergoki sedang bertarung dalam pertarungan yang tampaknya berat sebelah. Dalam sejumlah foto yang diambil oleh Sandra Bell ini, terlihat bagaimana buaya yang berukuran lebih kecil menjadi bulan-bulanan reptil yang lebih besar.
Beberapa saat kemudian, buaya kecil itu menjadi santapan buaya yang lebih besar.
Sandra Bell kemudian mengirimkan gambar-gambar dramatis itu ke Queensland National Park dan kemudian diunggah ke laman Facebook milik pihak taman nasional.
Advertisement
Mengutip Sydney Morning Herald pada Rabu (2/12/2015), disebutkan bahwa kejadian itu berlangsung di (Lakefield) National Park, di Semenanjung Cape York -- utara negara bagian Queensland, Australia.
Pertarungan yang dimaksud berlangsung hanya beberapa meter dari rambu peringatan keberadaan hewan pemangsa tersebut.
Pihak taman nasional sudah memperingatkan orang-orang agar lebih berhati-hati dengan binatang yang satu itu.
Adam Britton, rekanan senior sekaligus spesialis buaya di Big Gecko mengatakan bahwa kanibalisme cukup lazim di saat musim basah yang berlangsung dari September hingga Maret.
"Buaya air asin jelas-jelas bisa bersifat kanibal, khususnya di masa-masa ini di awal musim basah. Suhu udara meningkat, hujan semakin sering dan ini mendorong perilaku pembiakan pada buaya," katanya.
Menurutnya, pejantan-pejantan dominan kerap menyerang pejantan lain untuk menegaskan wilayahnya selama musim kawin ini. "Kalau seekor pejantan dominan berpapasan dengan pejantan yang lebih kecil, ia akan mengusir pesaing itu dan menggiringnya pergi."
"Itu adalah hal pertama yang dilakukan dan kalau tidak berhasil, ia tidak sungkan membunuh pesaingnya. Biasanya pejantan menyantap pejantan. Aku tidak mengesampingkan kemungkinan seekor pejantan menyerang dan membunuh seekor betina, tapi ini tidak biasa karena pejantannya menjadi buaya betina untuk pembiakan," jelas Britton.
Britton mengatakan bahwa kanibalisme tidak hanya terjadi pada buaya air asin.
"Pejantannya sangat besar dan punya kemampuan untuk membunuh buaya lain dengan gampang. Ketika mereka berniat membunuhnya atau mengoyaknya, mereka akan menggigit suatu bagian musuhnya, biasa di ukung, dan mengangkat seluruh bagian depan tubuhnya ke luar dari air dan membantingnya seperti hentakan cambuk."
"Hal ini memberikan kekuatan cabikan yang luar biasa hingga membelah tubuh mangsanya. Mereka melakukan ini ketika mencoba mencabik mangsa menjadi bagian-bagian kecil supaya mudah ditelan," tutupnya. (*)