Hati-hati 'Tuli Sejenak' Jika Terlalu Sibuk dengan Ponsel

Terlalu sibuk dengan gadget seperti ponsel bisa membuat tingkat kewaspadaan kita turun karena berkurangnya fungsi pendengaran.

oleh Indy Keningar diperbarui 15 Des 2015, 07:54 WIB
Diterbitkan 15 Des 2015, 07:54 WIB
Hati-hati 'Tuli Sejenak' Jika Terlalu Sibuk dengan Ponsel
Terlalu sibuk dengan gadget seperti ponsel bisa membuat tingkat kewaspadaan kita turun, salah satunya karena berkurangnya funsi pendengaran.

Liputan6.com, London - Terbukti, melihat layar ponsel secara berlebih akan membuat kita kurang awas pada lingkungan sekitar. Memusatkan konsentrasi pada tugas visual, seperti melihat layar ponsel, bisa membuat Anda 'tuli' sesaat pada bunyi dengan tingkat normal.

Menurut studi ilmiah terbaru, indra pendengaran dan penglihatan memiliki sumber neuron yang terbatas. Hasil pemindaian otak 13 relawan menunjukkan, ketika mereka memusatkan perhatian pada tugas visual, respon otak pada suara berkurang. 

Dilaporkan Science Daily, Senin 14 Desember 2015, pemeriksaan pada kemampuan orang-orang dalam mendeteksi suara saat melakukan tugas visual dengan konsentrasi penuh seperti melihat layar ponsel menunjukkan tingkat kegagalan tinggi dalam mendeteksi suara, walau suara jelas dan orang-orang bisa mendengarnya saat mengerjakan tugas visual dengan konsentrasi rendah.

Penduduk Jepang menyebrang jalan sambil ramai-ramai melihat ponsel. (foto: japantimes.com)

"Ini merupakan studi laboratorium eksperimental yang merupakan satu dari cara kami bisa menarik kesimpulan sebab-akibat. Kami menemukan bahwa ketika relawan melakukan tugas visual dengan konsentrasi penuh, mereka tak bisa mendengar suara yang mereka normalnya bisa mendengar," jelas wakil penyusun studi Dr Maria Chait dari UCL (University College London) Ear Institute.

"Alat pemindai otak menunjukkan bahwa orang-orang bukan hanya mengabaikan suara, mereka memang tidak mendengarnya."

Fenomena 'tuli sejenak', dimana kita gagal menyadari suara ketika berkonsentrasi, telah diobservasi oleh periset sebelumnya. Bagaimanapun, ini pertama kalinya mereka mampu menentukan dengan cara mengukur aktifitas otak menggunakan MEG (magnetoencephalography), yang efeknya dikendalikan oleh mekanisme otak pada tahap awal proses auditori, yang membawa orang-orang jadi 'tuli' terhadap bunyi-bunyi normal.

"'Tuli sejenak' merupakan pengalaman umum di kehidupan sehari-hari, dan sekarang kita tahu kenapa," ungkap wakil penyusum Profesor Nilli Lavie dari UCL Institute of Cognitive Neuroscience.

Jalur khusus pengguna ponsel di China. (foto: Time)

"Contohnya, jika Anda mengajak bicara seseorang yang berfokus pada buku, game, atau program televisi, dan tak direspon, mereka bukannya sengaja mengabaikan, mereka bisa jadi memang tidak mendengar. Ini juga bisa menjelaskan mengapa Anda tidak mendengar perhentian kereta atau bisa yang diumumkan jika sedang berkonsentrasi melihat ponsel, buku, atau koran," lanjutnya lagi.

"Ini memiliki implikasi lebih serius dalam situasi seperti pekerjaan mengoperasikan teater, atau saat ahli bedah bekerja dan peralatan berbunyi. Juga ketika pengendara melihat iklan atau bahkan sekedar tertarik pada pejalan yang lewat. Pejalan yang berkonsentrasi melihat ponsel, seperti mengirim SMS ketika berjalan, juga cenderung mudah mengalami 'tuli tak disengaja'," tambah Lavie.

"Suara keras seperti sirine atau klakson cukup lantang untuk terdengar, namun suara yang lebih pelan seperti bel sepeda atau mesin mobil akan sulit didengar," tutup Levi seraya memperingatkan bahaya fenomena 'tuli sejenak' itu. 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya