Liputan6.com, Jakarta - Tiga tahun lalu, Katy Collins merasakan perasaan amat malu sekaligus patah hati tak terkirakan. Sang calon suami, meninggalkannya begitu saja menjelang pesta pernikahan.
Mau tak mau ia pun terpaksa membatalkan pesta pernikahan yang sudah digagas dengan indah.
Baca Juga
Tak mau lama-lama bersedih, Katy memutuskan untuk berkeliling dunia dan mewujudkan mimpi masa kanak-kanaknya yakni menerbitkan buku.
Advertisement
Wanita 30 tahun yang dulu bekerja di bagian Public Relations Bandara Manchester itu mengaku sekonyong-konyong saja menjual seluruh harta benda miliknya, yang tak bisa masuk di tas travel. Ia bahkan resign dari pekerjaannya sebelum terbang ke Thailand seorang diri.
"Semua bilang aku sudah gila, terutama karena aku tak pernah traveling sendirian sebelumnya. Namun buatku itu adalah keputusan yang tepat," tutur Katy dikutip The Sun, Rabu (19/1/2016). "Aku perlu waktu untuk menjauhkan diri dari segalanya dan semua orang yang aku kenal, namun tak semudah itu."
Untuk mengabari sanak keluarga dan kawan-kawannya, wanita yang memiliki gelar ijazah Sastra Inggris dan Jurnalisme dari Salford University mengunggahnya melalui blog berjudul Not Wed or Dead.
Blog-nya pun dibaca banyak orang. Ia lalu berlanjut menulis novel.
"Orang-orang yang tak aku kenal mulai membaca blog dan mengirimiku email, menyebutku wanita pemberani dan nekat karena meninggalkan segalanya."
Wanita berambut cokelat ini juga mengaku menerima pesan dari pria dan wanita lajang lainnya, yang menganggap blog-nya menginspirasi.
"Hanya karena kau patah hati, bukan berarti kau hanya bisa mendengarkan lagu putus cinta picisan dan makan es krim banyak-banyak!" Katy berkelakar. "Kamu bisa menggunakan pengalaman pahit itu untuk menjadi awal melakukan sesuatu yang lebih besar dan lebih baik."
Baca Juga
Katy pun mulai menulis beberapa bab awal kisahnya sejak itu. Walau belum menyadari hal itu akan menjadi awal sebuah novel sungguhan.
"Aku sudah berada di tempat-tempat luar biasa, seperti Taj Mahal dan mendaki gunung Himalaya. Namun kadangkala aku masih merasa kacau, mengingat aku tak sedang membuat scrapbook pesta pernikahan atau menjalani kehidupan rumah tangga, setidaknya tak saat ini. Namun aku berpikir, 'kau diberi kesempatan kedua untuk mengenali dirimu kembali."
Semenjak itu, Katy mulai bepergian ala backpacker mengelilingi Amerika Selatan selama 6 bulan, dan tinggal di Prancis lalu menjadi guru bahasa Inggris selama 2 tahun.
Ia tinggal di kota tempat pemancingan kecil di bagian Utara Prancis, di mana ia dipertemukan dengan Carina UK, bagian dari penerbit Harper Collins yang menawarinya kontrak menulis.
Buku pertamanya di serial The Lonely Hearts Travel Club, berjudul Destination: Thailand akan segera dirilis, dan disebut-sebut sebagai "Bridget Jones backpacking".
"Ironisnya, seorang editor meneleponku di hari yang seharusnya menjadi ulang tahun pernikahan ke-3. Sungguh membuat terenyuh, memikirkan berapa jauh perjalanan diriku, bertindak berani dan menjalani hidup seperti yang kuinginkan."
Meski sedih, gaun pengantinnya yang tak terpakai masih tersimpan. Namun Katy menganggap, kepergian mantan kekasihnya merupakan hal terbaik yang pernah terjadi padanya.
"Keputusan yang dibuatnya, walau membuat sedih kala itu, merupakan 'tamparan' yang aku butuhkan. Aku memiliki pekerjaan yang baik, rumah indah, dan hidup nyaman. Namun kurang berpetualang."
Kini Katy pun mengenang masa-masa indah petualangannya kala itu.
"Aku pernah memanjat gunung berapi aktif di Chile, tidur di hutan Thailand, ditaburi bubuk Holi di India, terjun payung di Prancis dan bahkan terbang melewati Gunung Everest."