Jaringan Kereta Bawah Tanah AS Ditutup 29 Jam

Penutupan jaringan kereta bawah tanah terbesar kedua AS ini belum pernah terjadi sebelumnya.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 16 Mar 2016, 15:34 WIB
Diterbitkan 16 Mar 2016, 15:34 WIB
Jaringan Kereta Bawah Tanah AS Ditutup 29 Jam
Penutupan jaringan kereta bawah tanah terbesar kedua AS ini belum pernah terjadi sebelumnya.

Liputan6.com, Washington DC - Sistem subway atau kereta bawah tanah Washington DC akan ditutup selama 29 jam. Penutupan dilakukan pada Selasa 16 Maret 2016 malam waktu setempat demi pemeriksaan keamanan darurat.

Penutupan jaringan kereta bawah tanah terbesar kedua AS ini belum pernah terjadi sebelumnya, diperkirakan akan berdampak pada ratusan ribu penumpang. Kabarnya pihak berwenang akan melakukan pemeriksaan kabel listrik setelah terjadi kebakaran yang menyebabkan penundaan besar-besaran pada awal pekan ini.

Tahun lalu, kejadian serupa menyebabkan lorong terowongan kereta api terisi asap, menewaskan 1 penumpang.

"Jaringan seluas 119 mil (230 km) yang dikenal sebagai Metro akan ditutup dari Selasa tengah malam  hingga Kamis pukul 05.00 waktu setempat. 6 jalur dan 91 stasiun akan terpengaruh. 700 ribu orang menggunakan jaringan transportasi harian itu," demikian diberitakan BBC, Rabu (16/3/2016).

General Manager Metro, Paul Wiedefeld mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa tim keamanan akan memeriksa sekitar 600 kabel listrik bawah tanah.

"Sejauh ini risiko terhadap publik sangat rendah, saya tidak bisa mengesampingkan masalah keamanan yang potensial. Itulah mengapa kita harus mengambil tindakan pengecekan ini segera," kata Wiedefeld.

Para pejabat mengatakan penutupan dan penghentian jaringan kereta bawah tanah yang tak terkait cuaca, merupakan pertama kalinya sejak operasi dimulai pada tahun 1970-an.

Meskipun ada gangguan tersebut, kantor-kantor pemerintah federal diperkirakan akan tetap buka seperti biasa. Sementara itu, aplikasi taksi online, Uber akan menaikkan tarif dasarnya di wilayah Washington akibat permintaan tinggi.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya