Indonesia Buka Hubungan Diplomatik Israel Jika Palestina Merdeka

PM Israel Netanyahu menyayangkan belum adanya kerja sama dalam bidang bisnis maupun alutsista.

oleh Silvanus Alvin diperbarui 29 Mar 2016, 12:14 WIB
Diterbitkan 29 Mar 2016, 12:14 WIB
20151001- Pramono Anung-Jakarta
Sekretaris Kabinet Pramono Anung usai melakukan pertemuan tertutup dengan Ketua DPR Setya Novanto di Gedung DPR, Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (1/10/2015).(Liputann6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu ingin memiliki hubungan diplomasi dengan Indonesia. Menanggapi hal itu, Sekretaris Kabinet Pramono Anung menegaskan niat tersebut baru akan dipertimbangkan bila kemerdekaan Palestina telah terwujud.

"Indonesia akan lebih mengutamakan untuk kemerdekaan Palestina yang lebih utama. Kalau kemerdekaan Palestina itu bisa dilakukan, artinya tuntutan kita dipenuhi maka Indonesia tentunya dengan terbuka memikirkan," kata Pramono di kantornya, Jakarta, Selasa (29/3/2016). 

Pramono menambahkan, memikirkan bukan berarti akan langsung memiliki hubungan diplomasi dengan Israel. Sesuai konstitusi, arah pendiri bangsa, dan hasil KTT OKI beberapa waktu lalu, kemerdekaan Palestina adalah hal mutlak.

"‎Memikirkan yah bukan menyetujui karena bagaimana pun kami tidak mau terjebak dalam persoalan itu. Karena yang paling penting adalah spirit untuk memerdekaan Palestina sekarang ini menjadi prioritas Indonesia," ucap Pramono.

Seperti dilansir dari situs resmi pemerintahan Israel, mfa.gov.li, Senin 28 Maret 2016, Netanyahu menyayangkan selama ini Israel-Indonesia terlibat dalam 'perang dingin'. Padahal peluang kerja sama di bidang bisnis maupun alutsista sangat terbuka.

"Sudah saatnya antara Indonesia-Israel terjalin hubungan formal. Kami memiliki peluang kerja sama di bidang teknologi dan pengairan," kata Netanyahu di kantornya, Yerusalem.‎

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya