Liputan6.com, Los Angeles - Dari luar, rumah mewah bergaya Spanyol tersebut nampak seperti bangunan di kawasan elite Los Feliz, Los Angeles, California lainnya.
Namun, rumah tersebut menyimpan sebuah misteri, pernah menjadi tempat pembunuhan yang mengerikan.
Baca Juga
Sekitar tahun 1950-an, di dalam bangunan tersebut pernah tinggal seorang dokter, Harold Perelson, bersama dengan istri dan ketiga anaknya.
Advertisement
Namun, Perelson melakukan tindakan keji terhadap keluarganya sendiri yang menyebabkan istrinya meninggal dengan bersimbah darah.
Baca Juga
Setelah peristiwa pembunuhan itu, rumah tersebut dilelang seharga $2,75 juta atau Rp 36,23 miliar dan dibeli oleh sepasang suami istri, Emily and Julian Enriquez -- setahun setelah laporan pembunuhan oleh Perelson diungkap. Namun, mereka tak pernah menempati bangunan itu.
Selama berpuluh tahun, orang-orang yang penasaran mengintip isi rumah tersebut, namun tak pernah ada yang diizinkan masuk.
Seperti yang dikutip dari Daily Mail, Senin (18/4/2016), Emily meninggal pada 1994 dan anaknya, Rony diketahui telah meninggal pada tahun ini dan tak mempunyai ahli waris, sehingga rumah tersebut dilempar ke pasar untuk dijual.
Untuk yang pertama kalinya, seorang teman dari keluarga pemilik terakhir rumah bekas pembunuhan itu mengundang seorang fotografer bernama Alexis Vaughn. Ia berhasil mengabadikan isi rumah yang selama ini terbengkalai.
Dari foto-foto yang diambil Vaughn, terlihat betapa sejahteranya keluarga Perelson semasa hidupnya.
Di satu ruangan terdapat kursi kulit berwarna kuning dilengkapi dengan karpet berwarna krem. Di bagian lain terdapat beberapa jendela yang memasukkan cahaya matahari ke dalam kamar tidur dan ruang kantor.
Dalam foto itu juga terlihat tumpukan dokumen, mesin tik yang rusak, beberapa boneka, peta dunia yang mengelupas dari dinding, serta jaket militer yang masih tergantung rapi di lemari.
Di bagian taman terdapat air mancur dan taman-taman yang nampak asri jika terawat.
Para tetangga nampak terkejut dengan peristiwa yang menimpa keluarga Perelson. Pasalnya mereka nampaknya memiliki hidup yang sempurna.
Fotografer yang mengabadikan isi rumah itu mengatakan, sebelumnya ia tak pernah mendengar kisah pembunuhan tersebut.
Namun sebelum melakukan pemotretan, ia mencari tahu tentang cerita keji itu dan itu membuatnya tertarik.
"Ruangan bawah tanah yang mungkin paling menakutkan. Bagian itu menunjukkan bagaimana rumah malang ini tak diperhatikan dan dibiarkan terbengkalai selama bertahun-tahun," ujarnya.
"Ada banyak bagian yang rusak. Akan menjadi sangat bagus jika seseorang mengembalikan keindahannya," tambahnya.
Peristiwa Pembunuhan Keji
Pada 6 Desember 1959, Perelson berdiri di sebelah ranjang tempat istrinya, Lilian, tidur. Ia sedang terlelap di kasur sehingga tak menyadari bahwa sang suami membawa martil di tangannya.
Tak lama kemudian, nyawanya meregang di tangan orang terkasih. Perelson memukul kepala istrinya dengan martil hingga remuk dan bersimbah darah.
Setelah melakukan aksi keji itu, Perelson menuju kamar anak perempuannya, Judye, dan melakukan hal yang sama seperti kepada Lilian. Namun, anak perempuan malang itu terbangun, dan menjerit. Tetangga mendeskripsikan 'seperti suara hewan liar berteriak.'
Judye berhasil selamat dan berlari ke segala arah dengan darah segar mengucur dari kepalanya. Ia berhasil kabur ke salah satu rumah tetangganya untuk memohon bantuan.
Suara jeritan Judye terdengar oleh kedua adiknya, Debbie dan Joel yang masih berusia 11 dan 13 tahun.
"Kembali tidur, itu hanya mimpi buruk," kata Perelson kepada dua buah hatinya yang terbangun.
Perelson lalu menenggak segengam pil dan meminum segelas minuman keras. Ia ditemukan tewas di sebelah jasad istrinya dan masih menggenggam martil.
Setelah kejadian mengerikan itu, penyidik menemukan bahwa Harold Perelson mengalami kesulitan keuangan. Ia mencoba untuk mematenkan dan menjual jenis jarum suntik yang baru, namun mitra bisnis menipunya.
Perelson juga diketahui pernah melakukan tindakan percobaan bunuh diri, tapi sang istri berhasil mencegahnya.