Abu Sayyaf Ancam Menculik Petinju Filipina Manny Pacquiao

Aquino mengungkap, kelompok Abu Sayyaf juga ingin meledakkan bom di Manila dalam upaya memperoleh dana dari ISIS.

oleh Citra Dewi diperbarui 28 Apr 2016, 13:19 WIB
Diterbitkan 28 Apr 2016, 13:19 WIB
Manny Pacquiao vs Timothy Bradley Jr
Manny Pacquiao vs Timothy Bradley Jr (Reuters)

Liputan6.com, Manila - Aksi penculikan yang dilakukan kelompok Abu Sayyaf berlanjut. Presiden Filipina, Benigno Aquino, mengumumkan bahwa kelompok militan itu mengancam akan membunuh dan menculik petinju terkenal, Manny Pacquiao.

"Mereka diduga berencana menculik Manny Pacquiao atau salah satu anaknya, serta saudara perempuanku, Kris atau salah satu anaknya...," ujar Aquino.

"Ancaman yang ditujukan kepada Manny Pacquiao sedang diselidiki," tambahnya.

Aquino mengungkap, kelompok tersebut juga ingin meledakkan bom di Manila dalam upaya memperoleh dana dari ISIS. Namun, langkah tersebut diketahui dan pasukan militer berhasil mencegah serangkaian rencana berbahaya yang akan dilakukan Abu Sayyaf.

Presiden Filipina yang masa jabatannya berakhir pada Juni nanti itu pun berjanji, mengerahkan seluruh upaya untuk memastikan masalah yang disebabkan kelompok ekstremis itu berkurang.

Dikutip dari CBS News, meskipun Aquino telah meminta perjanjian damai dengan kelompok Abu Sayyaf, namun tak ada kemungkinan untuk melakukan pembicaraan secara baik-baik dengan mereka.

"Kami selalu percaya kekuatan dialog, pengembangan, dan keterlibatan positif...," ujar Aquino.

"(Namun) Anda memilih satu-satunya bahasa, yaitu kekerasan, dan kami akan berbicara kepadamu (Abu Sayyaf) dengan bahasa itu," tambahnya.

Sebelumnya, kelompok militan itu didakwa atas pembunuhan seorang warga Kanada, Jon Risdel, pada Senin 28 April 2016 di sebuah pulau pedalaman Filipina. Pria berusia 68 tahun itu dipenggal, setelah Abu Sayyaf tak kunjung menerima uang tebusan pada batas akhir. 

Beberapa warga Kanada, Norwegia, dan seorang perempuan Filipina yang diculik bersama Risdel pada 2015, saat ini masih ditawan oleh para militan bersama dengan 20 warga negara asing lainnya.

Kelompok Abu Sayyaf

Sementara itu, Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau mengatakan ia telah berbicara dengan Aquino tentang aksi yang mungkin dilakukan untuk melawan para penculik itu.

"Diskusi yang saya lakukan bersama Presiden Aquino masih terus berlanjut bersama dengan sekutu di Filipina, untuk membawa para penjahat ke pengadilan. Dan melakukan apapun yang kami bisa untuk menunjukkan bahwa kami sangat peduli dengan keamanan warga Kanada," ujar Trudeau.

"Kami tak akan membayar tebusan," tambahnya.

Berdasarkan keterangan Aquino, kelompok Abu Sayyaf yang dipimpin oleh Radulan Sahiron, mengelilingi para tawanan yang tersisa. Meskipun merupakan situasi sulit, namun menurutnya kekuatan untuk menghancurkan kelompok tersebut ada dalam genggaman mereka.

"Mungkin akan jatuh korban," ujarnya. Namun, ia menambahkan bahwa para tentara sangat terlatih dan bersenjata lengkap.

Kelompok Abu Sayyaf kekuatannya telah dilemahkan oleh tekanan pemerintah selama lebih dari sepuluh tahun. Namun sebagian dari mereka dapat bertahan karena hasil dari pemerasan dan uang tebusan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya