Liputan6.com, Kuta - Beberapa minggu terakhir pantai di selatan Jawa, Bali, dan Sumbawa sedang mengalami kondisi ekstrem, yakni gelombang tinggi. Kegiatan berselancar dan berenang di laut juga telah dilarang karena hal tersebut.
Tak hanya mengganggu aktivitas nelayan, sejumlah kegiatan pariwisata pun harus dihentikan dengan alasan keamanan para pengunjungnya.
Karena gelombang yang tinggi, beberapa tempat di darat juga terkena dampaknya, salah satunya adalah tempat populer bagi para turis di Seminyak, Bali.
Advertisement
Sebuah rekaman pun berhasil diabadikan oleh seorang turis bernama Ben Marner yang menunjukkan detik-detik gelombang tinggi menerjang para wisatawan di kolam renang dan lounge Ku De Ta.
Advertisement
Baca Juga
Di tempat terpisah, dua orang turis asal Hong Kong dan Singapura meninggal karena hanyut terbawa ombak di Pantai Padang Galak, Sanur.
Seperti Dikutip dari Daily Mail, Kamis (16/6/2016), pada awal bulan ini, seorang perempuan dari Two Rocks, Perth, merupakan 1 dari 5 orang yang hanyut tersapu ombak dan meninggal. Malangnya, peristiwa tersebut terjadi ketika ia sedang bulan madu.
Kejadian tersebut terjadi ketika perempuan itu, Lestari, dan suaminya Brad Williams sedang berjalan di pinggir pantai Angel's Billabong di Nusa Penida, Bali. Seketika ombak besar menerjang mereka dari belakang, demikian menurut laporan 9News.
Brad berusaha menyelamatkan Lestari dan adiknya yang berusia 8 tahun, namun mereka hilang ditelan ombak.
Sementara itu, sekitar 1.300 orang di Lumajang, Jawa Timur dan Pekalongan, Jawa Tengah mengungsi akibat terjangan gelombang tinggi. Berdasarkan perkiraan cuaca, gelombang tersebut juga akan terjadi di sepanjang pantai selatan Bali dan Sumbawa, serta pantai barat Sumatera.
Media sosial pun turut dibanjiri cuplikan menegangkan dan komentar beberapa orang dari gelombang tinggi yang terjadi di Bali selatan.
"Hei, di mana pantaiku? Pemanasan global telah terjadi," tulis salah satu turis dalam rekaman detik-detik menegangkan itu.
"Semuanya sangat tenang, cerah, dan cuaca juga sempurna. Namun tsunami skala kecil menghempas makanan, baju, dan rambut kami, " ujar turis lainnya.
Berikut detik-detik gelombang tinggi menerjang Ku De Ta di Bali: