Tren Terapi Batu Panas di China Vs Berbaring di Rel ala Indonesia

Para dokter telah memberi peringatan akan bahaya paparan matahari dalam waktu lama, namun peringatan itu tidak terlalu didengar.

oleh Alexander Lumbantobing diperbarui 28 Jun 2016, 19:27 WIB
Diterbitkan 28 Jun 2016, 19:27 WIB
Batu panas (0)
Para dokter telah memberi peringatan akan bahaya paparan matahari dalam waktu lama, namun amaran itu tidak terlalu didengar. (Sumber CCTV News via Facebook)

Liputan6.com, Shaanxi - Ada beberapa berita tentang manfaat pengobatan dengan kristal, tapi belakangan ini sejumlah wanita separuh baya di Shaanxi, China, menemukan cara baru menjaga kesehatan.

Dikutip dari Mashable pada Selasa (28/6/2016), laporan CCTV News menampilkan foto sejumlah wanita merebahkan diri di atas batu-batu raksasa di dalam taman Xi’an. 

Wanita-wanita dengan handuk di kening mereka telah menjadi pemandangan yang lazim. Ketika ditanyai oleh wartawan, mereka mengaku bahwa berbaring di batu yang panas dapat mengusir penyakit.

Menurut para wanita itu, waktu terbaik untuk meraih manfaat "kedokteran" adalah antara pukul 15.00 dan 16.00 sore.

Para dokter telah memberi peringatan akan bahaya paparan matahari dalam waktu lama, namun amaran itu tidak terlalu didengar. (Sumber CCTV News via Facebook)

Seorang wanita yang hanya mengaku bermarga Lo mengatakan kepada para wartawan bahwa iaa menderita radang sendi dan otot kaku. Ia berpanjang lebar bahwa kerabatnya ada yang menderita hal yang sama, lalu mencoba cara pengobatan ini dan sembuh.

Para dokter telah memberi peringatan akan bahaya paparan matahari dalam waktu lama yang dapat mengarah kepada kulit terbakar dan serangan panas, tapi para wanita ini mengabaikan semua peringatan itu dan mengaku tidak merasa panas sama sekali.

Para dokter telah memberi peringatan akan bahaya paparan matahari dalam waktu lama, namun amaran itu tidak terlalu didengar. (Sumber CCTV News via Facebook)

Walaupun demikian, pada Kamis lalu seorang wanita berusia 70 tahun mendapat pelajaran setelah membuka baju atasan karena ingin memaparkan perut dan kemudian menderita luka bakar tingkat empat karena batu panas itu.

Terapi semacam itu pernah marak di Indonesia. Pada tahun 2011 lalu, terapi rel listrik di sekitar Stasiun Rawabuaya, Jakarta Barat jadi sorotan.

Tak hanya di dalam negeri, tapi juga sampai mendunia. Sejumlah kantor berita dan media asing memberitakannya.

Terapi rel di Rawa Buaya (Gizmodo)

Menurut mereka yang melakukannya, berbaring di rel listrik bisa mengobati sejumlah penyakit. Bahkan ada rumor seorang pria yang separuh lumpuh akibat stroke sembuh setelah rutin berbaring melintang di rel.

Energi listrik dari rel kereta juga diyakini meningkatkan vitalitas tubuh, juga mengobati penyakit seperti darah tinggi, diabetes, rematik, asam urat, obesitas dan kolesterol tinggi."


**Ingin mendapatkan informasi terbaru tentang Ramadan, bisa dibaca di sini.

 

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya