Liputan6.com, San Antonio del Tachira - Sekitar 120 ribu warga Venezuela menyeberang ke Kolombia pada akhir pekan lalu. Bahkan beberapa keluarga terpaksa menginap dalam mobil demi mencari makanan dan obat-obatan.
Ini adalah pekan kedua di mana pemerintah Venezuela membuka perbatasan dengan Kolombia. Dan tepat pukul 06.00, pada Minggu 17 Juli, antrean para warga mencari bahan makanan pun 'mengelilingi' kota San Antonio del Tachira. Beberapa bahkan menyewa bus, datang dari tengah kota yang jaraknya tempuhnya 10 jam perjalanan.
Baca Juga
Pada tahun 2015, pemerintah Venezuela menutup perbatasan --sepanjang 2.219 km-- untuk menghindari penyelundupan. Demikian seperti dilansir dari News.com.au, Senin (18/7/2016).
Advertisement
Saat itu para penyelundup membeli barang-barang di Venezuela lantas menjualnya di Kolombia dengan harga tinggi.
Namun, kini situasi berubah. Kelangkaan bahan makan, obat-obatan terjadi di Venezuela, pun inflasi mencapai 3 digit. Belum lagi kontrol mata uang yang membuat Caracas terbatas mengimpor barang serta harga emas yang jatuh membuat negara anggota OPEC itu jatuh.
Meskipun perbatasan dijaga ketat oleh militer Venezuela, para pengantre berlaku tertib. Mereka tak peduli dengan aktivis anti-pemerintah yang menyebarkan pamflet.
Di antara warga terlihat menyanyikan lagu kebangsaan nasional Venezuela, namun tak ada nafsu untuk melakukan konfrontasi. Yang mereka pikirkan adalah bagaimana memenuhi lemari makan.
"Ini pekan yang gila, sungguh aneh melihat antrean ini, tapi setidaknya kami tahu tujuannya membeli yang kami butuhkan di Kolombia," kata Alejandro Chacon.
Petugas Kolombia berbaju putih menyambut tetangganya dengan ramah. Polisi juga memberi kue-kue kepada warga Venezuela. Kios-kios sepanjang jalan membuka tokonya dan menerima mata uang Venezuela dan memberikan banyak diskon seperti harga di pasar gelap.
"Ini sungguh menyedihkan kami harus melakukan ini, tapi apa boleh buat," ujar Rosa Cardenas yang datang ke Kolombia bersama cucunya yang berusia 5 bulan.
Pemerintah Kolombia mengestimasi ada 35 ribu warga Venezuela menyeberang di perbatasan pada Sabtu lalu. Hari itu disebut 'koridor kemanusiaan'. Pada Minggu, sekitar 88.000 warga Venezuela berdatangan.
Pihak Kolombia terpaksa mengirim lebih banyak gula, tepung dan lainnya ke daerah perbatasan akibat lonjakan permintaan.
Presiden Maduro 'Tutup Mata'
Sementara itu, Presiden Venezuela Nicolas Maduro telah berusaha menepis isu krisis kemanusiaan dan menyalahkan musuh politik pemerintah serta menuduh antrean di perbatasan adalah para penyelundup.
Maduro menutup mata dari 500 perempuan pada beberapa minggu lalu yang berada di perbatasan mencari makanan.
Pada hari Minggu, TV negara Venezuela menayangkan berita yang sengaja diatur, tentang warganya yang kembali dari perbatasan dengan tangan hampa. Mereka yang mengaku harga-harga luar biasa mahal dan mendapat kekerasan di Kolombia.