Liputan6.com, New York - Sebuah laporan terbaru yang dikeluarkan terkait hilangnya Malaysia Airlines MH370 menguak fakta mengejutkan.
Laporan yang dikeluarkan oleh tim forensik FBI menunjukkan bahwa pilot MH370 melakukan manuver yang mirip ditemukan di komputer pribadi di rumahnya.
Biro Investigasi Federal Amerika Serikat tersebut mengungkapkan, manuver simulasi di komputer sang pilot mirip dengan rute hilangnya Boeing 777 di selatan Samudera Hindia.
Advertisement
Baca Juga
Dalam simulasi, pilot melakukan manuver menukik 'bunuh diri'.
Advertisement
Dokumen laporan itu ternyata selama ini dimiliki oleh Pemerintah Malaysia, demikian dilaporkan ole New York Magazine seperti dilansir dari CNN, Minggu (23/7/2016).
Berkas dengan stempel rahasia itu menyimpulkan investigasi yang dilakukan terhadap Zaharie Ahmad Shah, kapten pilot pesawat terbang yang telah hilang lebih dari 2 tahun itu.
Menurut majalah itu, mengutip dari dokumen, analisa dilakukan FBI terhadap perangkat keras milik Zahari menggunakan software Micosoft Flight Simulator X. Biro Investigasi Federal AS itu juga berhasil mengembalikan data dari program MH370 itu. Dan, hasil investigasi itu menyimpulkan baik simulasi maupun rute penerbangan ternyata mirip.
Dokumen juga menyebut, simulasi penerbangan dibuat sebulan sebelum MH370 yang hilang pada Maret 2014.
Zahari, pria berusia 53 tahun telah menjadi pilot Malaysia Airlines semenjak 1981. Ia menjadi kapten Boeing 777 lebih dari 15 tahun.
Zahari disebut-sebut memiliki jam terbang tinggi dan saat penerbangan MH370 ia berpasangan dengan kopilot Fariq Ab Hamid.
Hamid, 27 tahun, sedang menjalani pelatihan untuk jadi kapten pilot dan MH370 adalah Boeing 777 pertamanya.
Laporan awal, yang dibuat pada 1 tahun peringatan hilangnya MH370 itu mengembalikan nama baik Zahari yang sempat dituding jadi penyebab tragedi itu.
"Kemampuan kapten dalam mengatur stres dalam pekerjaan dan rumah sangat bagus. Tak ada perubahan gaya hidup maupun tak ada konflik personal," demikian disebutkan dalam laporan sebelimnya.
MH370 terbang itu hilang pada 8 Maret 2014 dari Kuala Lumpur ke Beijing. Seluruh 239 penumpang dan kru dianggap telah tewas.
Pencarian melebar hingga 110 ribu kaki persegi hingga ke daerah terpencil di selatan Samudera Hindia.
Beberapa puing yang mirip dengan Boeing 777 itu ditemukan di kepulauan Reunoin, di Madagaskar, dan lainnya di Mauritius, Afrika Selatan dan Mozambik.