Liputan6.com, Parral - Di bawah Pegunungan Andes nan teduh di Chile, terdapat sebuah tempat mengerikan di mana anak-anak mengalami pelecehan seksual, pembangkang politik disiksa tanpa ampun, dan lebih dari 100 orang dibunuh.
Colonia Dignidad--saat ini namanya berubah menjadi Villa Baviera--menjadi resor wisata yang menyajikan kisah-kisah kekejian seorang pemimpin bernama Paul Schafer.
Paul Schafer merupakan pemimpin Colonia Dignidad yang kharismatik. Pria yang merupakan mantan anggota Hitler Youth, seorang kopral pada Perang Dunia II, sekaligus pemuka agama itu melarikan diri dari Jerman pada 1961 untuk menghindari tuntutan atas dugaan pelecehan anak.
Advertisement
Banyak dari pengikutnya ikut bersamanya. Ia pun membangun koloni bagi orang buangan Jerman di sebuah area terpencil di utara Santiago, Chile, dan menyebutnya Colonia Dignidad.
Dari luar, koloni tersebut terlihat seperti komunitas pertanian berkelanjutan yang melakukan pekerjaan sukarela untuk penduduk setempat.
Layaknya kelompok Schafer lainnya, Helmut Schaffrick dan istrinya Emi telah menjual rumah mereka di Jerman dengan diiming-imingi janji adanya kehidupan baru di Chile. Namun, kenyataan yang dihadapi tak sesuai dengan harapan.
"Mereka pikir akan membangun tempat baru di mana mereka bisa menjalani kehidupan layaknya penganut Kristen yang baik. Namun mereka hanya dapat menemukan perbudakan dan penderitaan," ujar Horst, salah satu anak pasangan Schaffrick.
Setelah bertahun-tahun, beberapa orang memutuskan untuk melarikan diri. Dikutip dari News.com.au, Rabu (3/8/2016), kabar mengenai kondisi buruk di dalam koloni pun mulai menyebar.
Namun kudeta militer pada 1973 yang membuat Jenderal Augusto Pinochet dapat merebut kekuasaan di Chile, membuat Colonia Dignidad tetap berkembang menjadi tempat mengerikan.
'Neraka' di Kaki Pegunungan Andes
'Neraka' di Kaki Pegunungan Andes
Schafer menawarkan koloni ke rezim baru dan pada 1970-an Colonia Dignidad menjadi tempat penyiksaan bagi para pembangkang politik yang dilakukan oleh badan intelijen rahasia Pinochet.
Menurut sejumlah penyelidikan, sekitar 350 orang disiksa di sebuah gudang penyimpanan kentang dan 100 di antaranya dibunuh serta dikubur di sana.
Erick Zott Chuecas merupakan aktivis mahasiswa pada 1975 ketika ia ditahan oleh polisi rahasia Pinochet dan diinterogasi, sebelum akhirnya dibawa ke Colonia Dignidad.
"Mereka memakaikanku perban khusus, menaruh bola kapas basah di telinga, dan menaruh helm kulit yang menutup telingaku dan mengikat tangan dan kakiku. Mereka tak ingin aku tahu kemana aku dibawa," ujar Chuecas.
"Aku diikat ke sebuah tempat tidur kamp militer--kaki, paha, punggung, dan tanganku diikat. Aku hampir tak bisa bergerak. Aku tak boleh berbicara dan tak mengenal waktu," jelasnya.
Chuecas juga mengaku bahwa ia hanya dibawa keluar untuk diinterogasi dan disiksa.
"Colonia Dignidad merupakan negara di dalam negara. Tempat itu tertuutp rapat dari dunia luar," ujarnya.
Dokter Nazi yang dikenal akan eksperimen mematikan selama Holocaust dan dijuluki "Malaikat Maut", Josef Mengele, diyakini juga berada di Colonia Dignidad.
Buronan Nazi, Walter Rauff, yang menemukan kamar gas portabel juga dikabarkan melarikan diri ke koloni tersebut.
Colonia Dignidad terlihat berkembang di bawah rezim Pinochet, yang menerima kebijakan keringanan pajak untuk menjadi organisasi amal dan seolah tak tahu menahu jika terdapat laporan kekerasan.
Penyelidikan pada 2005 menguak dua tempat persembunyian senjata ilegal dan di sekitar bangunan, termasuk senapan mesin, peluncur roket, bahkan tank tempur. Itu merupakan gudang persenjataan terbesar milik pribadi yang pernah ditemukan di Chile.
Advertisement
Kondisi Colonia Dignidad Saat Ini
Kondisi Colonia Dignidad Saat Ini
Setelah kedikatatoran Pinochet di Chile berakhir, hal-hal mulai berubah di Colonia Dignidad.
Pada 1997, otoritas Chile mulai menyelidiki Schafer atas tindak kriminal terkait kekerasan terhadap anak, penipuan pajak, senjata, kerja paksa, dan penyiksaan dan hilangnya tahanan. Ia lalu melarikan diri ke Argentina.
Schafer ditangkap pada 2005 dan dipenjara di Chile pada 2010 dan dikenakan hukuman 20 tahun penjara. Saat itu ia berusia 88 tahun.
Sejumlah investigasi satu per satu mulai mengungkap kondisi mengejutkan di Colonia Dignidad.
Pada awal tahun ini Jerman mengatakan akan menyingkap dokumen tentang koloni. Menteri luar negeri Frank-Walter Steinmeier menunjuk kegagalan diplomat Jerman untuk menghentikan pelanggaran yang terjadi di sana.
"Selama beberapa tahun, dari 1960-an hingga 1980-an, diplomat Jerman hanya melindungi sedikit warga negara mereka di koloni ini," ujarnya.
Sejarah suram koloni itu baru-baru ini didramatisasi dalam film Colonia yang dibintangi oleh pemeran Hermione dalam Harry Potter, Emma Watson.
Penduduk Colonia Dignidad hingga saat ini masih berada di sana dan terus berjuang menghadapi utang besar. Penduduk di daerah itu pun berharap adanya kunjungan dari wisawatawan agar tetap membantu mereka bertahan hidup.
Saat ini Colonia Dignidad yang berubah nama menjadi Villa Baviera merupakan sebuah resor bertema Jerman yang lengkap dengan hotel dan restoran.
Di sana turis dapat menjelajah dan menikmati pemandangan alam liar Pegunungan Andes. Mereka juga dapat melihat kuburan pembangkang politik dan mengunjungi tempat tidur penjaga bersenjata yang pernah memerintah koloni dengan tangan besi.
Namun tak semua orang setuju dengan kegiatan pariwisata di sana. Beberapa keluarga korban mengatakan bahwa hal itu layaknya "menari di atas penderitaan orang lain".
"Hal itu menunjukkan kurangnya rasa hormat bagi mereka yang kehilangan orang terkasihnya. Villa Baviera harus menjadi tempat untuk memperingati para korban," ujar Margarita Romero dari Colonia Dignidad Memorial and Human Rights Association pada awal bulan ini.