Peringatan Konten!!

Artikel ini tidak disarankan untuk Anda yang masih berusia di bawah

18 Tahun

LanjutkanStop di Sini

10 Fakta Ilmiah Tentang Orgasme Kaum Wanita

Apakah hal-hal seputar orgasme wanita memang sedemikian terselubung? Ternyata, ilmu pengetahuan sudah lama berkutat dengan hal ini.

oleh Alexander Lumbantobing diperbarui 08 Agu 2016, 23:30 WIB
Diterbitkan 08 Agu 2016, 23:30 WIB
Orgasme wanita
Secara evolusioner, orgasme kaum wanita telah berkembang lebih jauh daripada sekedar memenuhi keperluan reproduksi. (Sumber constative.com)

Liputan6.com, New York - Orgasme kaum wanita telah membingungkan kaum pria selama berabad-abad lamanya. Orang-orang yang mampu menguak rahasia kepuasan tersebut seakan melakukan prestasi luar biasa.

Tapi, apakah hal-hal seputar orgasme wanita memang sedemikian terselubung? Ternyata, ilmu pengetahuan sudah berpuluh tahun lamanya berkutat dengan urusan ini.

Dikutip dari listverse.com pada Senin (8/8/2016), berikut adalah 10 fakta tentang orgasme wanita yang layak diketahui:

1. Tidak Terlalu Berbeda dari Pria

Pernah membayangkan menikmati puncak seksual sebagai lawan jenis? Sepertinya tidak mungkin, bukan? Tidak juga. Menurut sejumlah penelitian, rahasia besar puncak kenikmatan seksual pria dan wanita adalah…keduanya mirip.

Apakah hal-hal seputar orgasme wanita memang sedemikian terselubung? Ternyata, ilmu pengetahuan sudah lama berkutat dengan hal ini. (Sumber listverse.com)

Orgasme melibatkan kontraksi hebat otot-otot panggul, diikuti dengan semburan kenikmatan. Ketika para peneliti mengukurnya, mereka mengungkapkan bahwa waktu dan lamanya kontraksi-kontraksi ini serupa pada pria maupun wanita.

Peningkatan degup jantung, tekanan darah, dan hiperventilasi juga sama. Demikian juga dengan kadar cetusan hormon oksitosin. Penelitian bahasa mengungkapkan bahwa pria dan wanita menggunakan kata-kata yang sama untuk menjelaskan tentang rasa klimaks tersebut.

Bahkan orgasme berganda bukan hanya milik kaum wanita. Ada sebagian kecil kaum pria yang mampu melatih diri mereka hingga bisa terus-menerus mencapai orgasme secara berturutan.

2. Kaum Wanita Juga Alami Ejakulasi Prematur

Apakah hal-hal seputar orgasme wanita memang sedemikian terselubung? Ternyata, ilmu pengetahuan sudah lama berkutat dengan hal ini. (Sumber sexhealthmatters.org)

Ejakulasi prematur yang kerap dikaitkan dengan kaum pria, ternyata terjadi juga pada kaum wanita. Sebuah penelitian di Portugal pada 2011 menanyai 510 wanita tentang pengalaman mereka mencapai klimaks dini.

Ternyata, sekitar 40 persen penjawab mengatakan mereka setidaknya pernah sekali terlalu dini mencapai puncak. Sekitar 14 persen mengatakan mereka sering mengalaminya.

Lebih penting lagi, penelitian itu mengamati bahwa sekitar 3 persen kaum wanita menderita ejakulasi dini sedemikian seringnya sehingga merasa malu, bahkan bisa terhitung sebagai suatu penyimpangan.

Dua Jenis Ejakulasi

3. Ada Dua Jenis Ejakulasi Wanita

Apakah hal-hal seputar orgasme wanita memang sedemikian terselubung? Ternyata, ilmu pengetahuan sudah lama berkutat dengan hal ini. (Sumber thedoctorstv.com)

Bagi sebagian kecil kaum wanita, pencapaian orgasme merupakan hal yang merepotkan dalam artian sebenarnya. Saluran kemih mereka mengeluarkan zat keputihan seperti susu yang terlihat mirip dengan ejakulasi kaum pria.

Namun demikian, tidak semua wanita mencapai ejakulasi seperti itu. Ada 2 jenis yang sangat berbeda. Kebanyakan kaum wanita mengeluarkan cairan putih susu itu dari kelenjar Skene. Yang lainnya, menyemprotkan hampir segelas penuh cairan sehingga seperti mengompol.

Ternyata memang mengompol. Menurut suatu penelitian pada 2015, kaum wanita yang menyemprot memang mengosongkan kantung kemih sesudah melakukan seks. Analisa terhadap cairan membenarkan bahwa cairan itu memang urine.

Sementara itu, cairan putih susu pada beberapa wanita, memang serupa dengan urine tapi dengan satu perbedaan, yaitu adanya antigen prostatik yang lebih lazim didapati dalam ejakulasi kaum pria. Sejak saat itu, ada usulan agar istilah 'ejakulasi kaum wanita' hanya diberlakukan pada jenis yang ke dua.

4. Kaum Lesbian Mengalami Orgasme Lebih Nikmat

Apakah hal-hal seputar orgasme wanita memang sedemikian terselubung? Ternyata, ilmu pengetahuan sudah lama berkutat dengan hal ini. (Sumber pipe.com)

Pada kaum pria, baik homoseks maupun heteroseks, pengalaman orgasmenya sama. Tapi, bagi kaum wanita, kenikmatan orgasme sangat dipengaruhi oleh orientasi seksual.

Suatu penelitian pada 2014 mengungkapkan bahwa kaum lesbian mengalami kira-kira 12 persen lebih banyak orgasme dibandingkan dengan kaum wanita heteroseksual.

Sekitar 25 persen kaum lesbian melaporkan mencapai klimaks dalam setiap hubungan seksual. Lebih dari setengah kaum wanita lesbian mengalami orgasme dalam sekitar 75 persen hubungan. Keintiman seksual mereka juga berlangsung lebih lama.

Tapi, wanita heteroseksual tidak perlu iri. Penelitian yang sama juga mengungkapkan bahwa wanita heteroseksual memiliki keseringan orgasme yang lebih baik dibandingkan dengan kaum wanita biseksual yang hanya mengalami klimaks kurang dari dua per tiga jumlah kegiatan seksual mereka.

5. Kaum Wanita Bisa Orgasme Karena Olah Raga

Apakah hal-hal seputar orgasme wanita memang sedemikian terselubung? Ternyata, ilmu pengetahuan sudah lama berkutat dengan hal ini. (Sumber coregasms.net)

Salah satu hal paling mengesalkan ketika menjomblo adalah sangat kurangnya orgasme. Tidak seperti kaum pria, ada sebagian kecil kaum wanita yang mendapat jalan keluar. Menurut penelitian dalam Sexual and Relationship Therapy, hampir seperempat kaum wanita mengalami orgasme ketika sedang olah raga.

Dari 503 wanita yang ditanyai, sekitar 23 persen mengatakan bahwa mereka mengalami setidaknya satu kali orgasme saat berolah raga. Mereka yang meraihnya mengaku bahwa orgasme itu datang berulang.

Latihan perut disebut sebagai yang paling sering menjadi penyebab dan menjadi pemicu pada kira-kira setengah jumlah kejadian orgasme olah raga. Tapi, yoga, lari, angkat beban, dan berenang juga disebut-sebut menjadi penyebab.

Sayangnya, ada syarat tertentu. Sekitar 31 persen yang ditanyai mengatakan tidak ada perasaan seksual apapun ketika sedang olah raga. Kabar baiknya, sekitar 46 persen yang mengatakan tidak mengalami orgasme seksual ternyata masih bisa mengalami kenikmatan seksual dari olah raga.

6. Semua Wanita Sanggup Mencapai Orgasme

Apakah hal-hal seputar orgasme wanita memang sedemikian terselubung? Ternyata, ilmu pengetahuan sudah lama berkutat dengan hal ini. (Sumber aol.co.uk)

Selama beberapa tahun, sejumlah penelitian mengungkapkan bahwa sekitar 10 hingga 5 persen kaum wanita tidak pernah mencapai orgasme ketika melakukan seks. Karena itu, masyarakat semakin sadar bahwa memang ada sejumlah wanita yang tidak bisa ke "sana".

Tapi ada pandangan berbeda. Menurut sejumlah pakar seks, secara jasmani semua wanita sanggup mencapai orgasme. Masalahnya lebih terletak kepada pertemuan dengan pasangan yang tepat, mengungkapkan kemauan, dan melakukan eksperimen dengan gigih.

Hambatan orgasme sepertinya lebih merupakan masalah psikologis, bukan jasmani. Jadi, semua orang berpotensi mengatasinya.

Pendidik seks bernama Deborah Sundahl dan Dr. Susan Block bahkan mengaku bahwa beberapa wanita yang mengira tidak akan pernah bisa orgasme sebenarnya telah meraih ejakulasi saat melakukan seks tanpa mereka sadari.

Orgasme 'Membunuh' Otak Sekaligus Membawa Mujizat

7. Otak Wanita Berhenti Ketika Orgasme

Apakah hal-hal seputar orgasme wanita memang sedemikian terselubung? Ternyata, ilmu pengetahuan sudah lama berkutat dengan hal ini. (Sumber thestar.com)

Bangsa Prancis menyebut orgasme dengan istilah la petite mort (kematian kecil). Ternyata sebutan ini bukan sekedar cara puitis untuk mengistilahkannya, tapi mendekati kebenaran.

Pada 2005, para dokter Belanda melakukan pemindaian pada otak-otak kaum wanita yang sedang mengalami orgasme. Mereka menemukan bahwa ada bagian besar dalam otak wanita yang berhenti ketika seorang wanita sedang klimaks.

Tingkat kegiatan di daerah-daerah otak tersebut turun hingga lebih rendah daripada ketika wanita itu beristirahat. Kegiatan di amygdala dan hippocampus langsung gelap, serta ada penurunan di korteks prefrontal.

Yang menarik, bagian otak yang berhubungan dengan emosi juga berhenti bergiat, sehingga seorang dokter pimpinan penelitian menyebutkan, "Pada saat orgasme, kaum wanita tidak memiliki perasaan emosional."

Ya, memang seperti mati. Tapi berlangsung singkat, lebih memuaskan dan tidak merepotkan.

8. Orgasme Palsu Serumit Orgasme Sesungguhnya

Apakah hal-hal seputar orgasme wanita memang sedemikian terselubung? Ternyata, ilmu pengetahuan sudah lama berkutat dengan hal ini. (Sumber womenshealthmag.com)

Kebanyakan kaum wanita pernah memalsukan orgasme mereka. Kaum pria kerap menganggap hal tersebut sebagai bentuk penolakan, tapi ilmu pengetahuan melihatnya lebih rumit daripada itu.

Ada suatu teori menyebutkan bahwa orgasme berkaitan dengan -- meminjam istilah para peneliti -- "perilaku menjaga pasangan".

Kaum wanita terbentuk untuk menjaga pasangan agar tidak menyeleweng dan membuat kaum pria merasa sebagai "penguasa" orgasme merupakan salah satu caranya.

Ada juga yang mengatakan bahwa pemalsuan orgasme sebenarnya meningkatkan kemungkinan untuk meraih yang sebenarnya. Tubuh manusia mempelajari tanda-tanda bahwa klimaks besar sedang menjelang dan mulai bersiap-siap dengan harapan memicu orgasme sebenarnya.

Terakhir, ada teori yang menyatakan bahwa pemalsuan orgasme adalah cara terbebas dari seks yang mengecewakan. Jika hubungan seksual tidak sepadan dengan upaya yang dilakukan, mengubah tampilan wajah sambil mendesah-desah mungkin lebih gampang dilakukan daripada memaksa terus.

9. Orgasme Vagina Mengundang Mujizat

Apakah hal-hal seputar orgasme wanita memang sedemikian terselubung? Ternyata, ilmu pengetahuan sudah lama berkutat dengan hal ini. (Sumber acelebrationofwomen.org)

Ada dua jenis orgasme kaum wanita, yaitu eksternal, yang dipicu oleh klitoris dan internal, yang dipicu oleh penetrasi ke dalam vagina. Sekitar 75 persen wanita hanya mengalami orgasme eksternal. Sangat disayangkan, karena sebenarnya orgasme internal memberi daya luar biasa.

Pertama, adalah kekebalan lengkap terhadap rasa sakit. Dalam sebuah eksperimen abad 20, Barry Komisaruk mendapati bahwa menyusupkan sebuah batang dalam leher rahim (cervix) membuatnya kebal terhadap rasa sakit. Ketika Komisaruk mengulangi percobaan pada beberapa wanita, ia mendapati bahwa stimulasi yang cukup pada vagina benar-benar menghentikan perambatan rasa sakit.

Yang mungkin lebih nekat, Komisaruk mengulangi percobaan pada wanita yang cedera syaraf tulang belakang. Wanita-wanita itu sudah lumpuh dan tidak dapat merasakan rangsangan dari bagian kelamin maupun klitorisnya. Tapi, ketika para peneliti merangsang cervix, terungkaplah bahwa wanita-wanita lumpuh ini masih bisa mengalami orgasme internal yang, menurut ilmu pengetahuan, sepertinya tidak mungkin lagi dialami.

10. Riwayat Orgasme Sejak Jaman Baheula

Apakah hal-hal seputar orgasme wanita memang sedemikian terselubung? Ternyata, ilmu pengetahuan sudah lama berkutat dengan hal ini. (Sumber sutrajournal.com)

Budaya populer membuat kita berpikir seolah-olah seks baru dialami pada tahun 1960-an. Seakan-akan, sebelum masa itu, kenikmatan seks bagi wanita hanyalah rahasia besar. Salah.

Leluhur manusia sudah penasaran dengan orgasme kaum wanita bahkan sebelum terbentuknya kebudayaan manusia. Pada 1559, Realdo Columbo menuliskan tentang struktur klitoris dan mengistilahkannya sebagai "tempat kedudukan kenikmatan wanita".

Pada Abad ke-17 di Inggris, ada pandangan bahwa wanita hanya bisa mengalami pembuahan kalau mengalami orgasme, sehinga kenikmatan seksual seorang wanita berperan penting dalam mendapatkan keturunan (prokreasi).

Kaum Hindu dan bangsa Jepang kuno menciptakan dan menuliskan tentang teknik-teknik seksual guna memberikan orgasme dahsyat pada wanita. Bahkan Masa Keemasan Islam di Arab juga mempraktikan posisi seks yang mengutamakan orgasme kaum wanita.

Sebuah bukti awal bahkan telah ada jauh sebelumnya. Ada sebuah model tanah liat dari Zaman Es yang diketahui dibentuk menyerupai seorang wanita berpayudara besar, vagina yang besar, dan…klitoris yang terinci.

Jadi, leluhur purba manusia pun menghargai kenikmatan ranjang bagi kaum wanita.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya