Liputan6.com, Milwaukee - Insiden penembakan oleh polisi terhadap warga sipil terjadi lagi di AS. Kali ini di kota Milwaukee, AS.
Akibatnya, kemarahan warga tak terbendung. Sejumlah demonstrasi yang berujung kerusuhan terjadi beberapa jam di empat area bisnis di kota itu.
Baca Juga
Demonstrasi besar-besaran yang berujung kepada kerusuhan terjadi hingga Sabtu 13 Agustus malam terus berlangsung, hingga Walikota Milwaukee, Tom Barrett, tampil di depan publik meminta warga untuk tenang.
Advertisement
Polisi mengatakan 3 orang telah ditangkap dan 1 petugas dilaporkan terluka. Demikian, seperti dilansir dari Washington Post, Minggu (14/8/2016).
Insiden penembakan bermula pada Sabtu sore, ketika seorang pria yang tengah berjalan di lampu merah ditembak hingga tewas oleh polisi. Menurut petugas, pria itu membawa senjata. Namun, tidak jelas apakah senjata itu diacungkan kepada polisi atau tidak.
Walikota Barrett mengatakan, pria itu ditembak di dua tempat, dada dan lengan. Belum dikeluarkan pernyataan identitas pria malang itu.
Barret juga mengatakan, insiden itu tengah diinvestigasi oleh negara. Petugas juga memakai kamera, untuk memudahkan penyidikan.
Walikota itu juga mengatakan kerusuhan dipicu oleh media sosial yang mengatakan orang-orang telah menguasai beberapa area.
"Kita harus tenang. Ada begitu banyak orang baik di wilayah ini," kata Barret.
Pemimpin Komunitas Milwaukee, Ashanti Hamilton senada dengan Barrett yang meminta warga untuk tenang.
"Kami mengerti banyak orang frustrasi terhadap polisi akhir-akhir ini. Namun, kita sedang dalam proses mencari keadilan. Jadi, berpartisipasilah dalam mencari keadilan itu," timpal Hamilton.
Sementara itu, Alderman Khalif Rainey yang mewakili distrik lokasi penembakan oleh polisi terjadi, mengatakan "penduduk yang mayoritas kulit hitam itu lelah dengan kekerasan yang dilakukan oleh polisi."
"Tak seorang pun menolak bahwa memang telah terjadi masalah rasial di Milwaukee, Wisconsin, ini. Itu yang harus dibenarkan," kata Rainey.
Pengunjuk rasa yang berjumlah mencapai 100 orang itu memenuhi pertigaan jalan 44 dan Auer Avaneu. Koran lokal setempat mengatakan polisi yang menghadang demonstran itu terpaksa hengkang setelah mereka berubah menjadi beringas.
Belasan mobil polisi rusak, bahkan di antaranya dibakar.