Liputan6.com, Taipei - China dan Taiwan tengah bersiap menghadapi badai super yang mematikan, Meranti. Setelah pembentukannya yang berlangsung dengan cepat pada Senin dan Selasa (12 dan 13 September), diperkirakan Meranti akan mengeluarkan kekuatannya pada Rabu ini.
Dilansir CNN, Rabu (14/9/2016), Meranti berkembang dari Kategori 1 menjadi Kategori 5 --paling kuat-- hanya dalam kurun waktu 24 jam. Topan super itu mempertahankan kecepatan angin dari 295 hingga 360 kilometer per jam selama hampir satu hari.
Kini kecepatan angin Meranti mencapai 370 kilometer per jam, membuatnya menjadi badai terkuat mengalahkan topan super Haiyan yang menghancurkan Filipina pada 2013.
Walaupun pusat atau mata badai berada jauh di selatan pulau, namun kekuatan badai tersebut mampu mencakup Taiwan selatan.
Dari selatan Taiwan, badai akan berjalan menuju China daratan.
Taiwan memiliki populasi 23 juta orang. Kebanyakan mereka tinggal di utara dan selatan pulau itu. Meski Meranti melewati selatan, namun dipastikan berdampak di keseluruhan pulau.
Angin dan hujan yang dibawa Meranti diperkirakan akan memporak-porandakan Taiwan dan menyebabkan banjir bandang.
Taiwan yang menjadi langganan topan Pasifik memiliki reputasi baik dalam menahan dampak mematikan dari badai. Namun, jika badai bergerak ke arah daratan, akibatnya bisa mematikan.
Hal itu pernah terjadi saat badai super Nepartak menghampiri Taiwan yang lokasinya mirip dengan Meranti.
Nepartak yang berlangsung pada 8 Juli lalu, menewaskan 3 orang dan memutuskan aliran listik setengah juta penduduk. Badai itu makin berbahaya saat mendekati China. Kala itu, curah hujan 254 milimeter menewaskan 80 orang.
Meranti diperkirakan akan jauh berbahaya dibanding Nepartak ketika mendekati daratan China.