Stephen Hawking: Temukan Alien Lebih Dulu atau Manusia Akan Punah

Pertemuan manusia dengan alien cerdas dari dunia lain ibarat penduduk asli Benua Amerika bertemu dengan Columbus

oleh Elin Yunita Kristanti diperbarui 24 Sep 2016, 16:06 WIB
Diterbitkan 24 Sep 2016, 16:06 WIB
Stephen Hawking
Stephen Hawking dan Teori Pencarian Alien

Liputan6.com, London - Mata lebar, kepala plontos, dagu lancip yang membingkai wajah ramah -- bukan itu gambaran alien yang ada dalam benak ilmuwan jenius, Stephen Hawking.

Seperti apapun bentuknya, menurut dia, kontak dengan makhluk di luar Bumi, yang lebih cerdas dari manusia, bisa berdampak negatif, bahkan bahaya. 

Hawking membayangkan, para alien datang dalam armada besar, menggunakan kapal antarbintang raksasa. Setelah menghabiskan semua sumber daya di planet asal mereka, makhluk asing itu mungkin menjadi nomaden -- dengan ambisi menaklukkan dan mengkolonisasi planet apa pun yang mereka bisa capai.

Menurut dia, manusia harus mencari lebih dulu para alien cerdas, mengetahui karakter dan kekuatannya, sebelum mereka menemukan kita. Jika lengah, kata Hawking, bisa-bisa peradaban kita akan punah.

Bersama CEO Facebook Mark Zuckerberg dan pebisnis Rusia, Yuri Milner, Hawking ikut mendanai projek ambisius senilai US$ 100 juta yang disebut 'Breakthrough Listen' -- yang akan menggunakan teleskop paling kuat di dunia untuk mendengarkan pesaan dari makhluk ekstrateresterial atau ET.

Ilmuwan 74 tahun itu menambahkan, jika tak hati-hati, ras alien yang memiliki teknologi tinggi bisa saja menyingkirkan manusia yang rentan, menuju 'jalur dodo'.

Dodo (Raphus cucullatus) adalah burung yang tak bisa terbang yang pernah hidup di Pulau Mauritius. Kini, binatang tersebut punah tak bersisa.

Pesan mengerikan tersebut disampaikan dalam film dokumenter Stephen Hawking’s Favourite Places on CuriosityStream.

Dalam program tersebut, sang astrofisikawan digambarkan mengorbit eksoplanet atau planet di luar Tata Surya yang berpotensi untuk ditinggali manusia, Gliese 832c -- menggunakan pesawat antariksa USS Hawking.

"Jika makhluk cerdas berkembang (di Gliese 832c), kita pasti bisa mendengarnya," kata dia seperti dikutip dari News.com.au, Sabtu (24/9/2016).

"Mungkin suatu saat nanti kita akan menerima sinyal dari planet semacam itu, namun, kita harus waspada untuk menanggapinya."

Hawking mengibaratkan, pertemuan manusia dengan makhluk cerdas dari dunia lain seperti penduduk asli Benua Amerika bertemu dengan Columbus. "Tak akan baik akhirnya."

Hawking baru-baru ini juga memperingatkan bahwa spesies manusia bisa dihabisi secara brutal oleh robot liar yang terlalu kuat bagi kita untuk mengalahkannya.

Stephen Hawking selama ini dikenal sebagai kritikus garis depan terkait perkembangan kecerdasan buatan yang tak terkendali.

Menurut dia, mesin super-pintar mesin bisa menghancurkan penciptanya: manusia. Bukan tidak mungkin mereka akan membuat kita punah.

Sementara itu, pencarian 'kembaran Bumi' terus dilakukan. European Southern Observatory, pada awal September 2016 membuat pengumuman mengejutkan.

Badan Antariksa Eropa itu mengklaim telah menemukan Bumi kedua yang mengorbit sistem bintang Proxima Centauri, yakni Proxima b.

Proxima Centauri adalah bagian dari sistem perbintangan Alpha Centauri yang berjarak sekitar 4,2 tahun cahaya dari tata surya kita.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya