Obama: Manusia Akan Menjejakkan Kaki di Mars pada 2030

Presiden Amerika Serikat Barack Obama mencanangkan sebuah impian baru bagi bangsanya: menjejakkan kaki di Planet Mars.

oleh Elin Yunita Kristanti diperbarui 12 Okt 2016, 06:34 WIB
Diterbitkan 12 Okt 2016, 06:34 WIB
20160202-Barack-Obama-AFP
Presiden AS Barack Obama (AFP/BRENDAN SMIALOWSKI)

Liputan6.com, Jakarta The sky is the limit... Langit lah yang jadi batas impian seorang Barack Obama. Ia telah mendobrak semua 'kemustahilan' dengan menjadi pria keturunan Afrika pertama dalam sejarah yang menjabat sebagai Presiden Amerika Serikat.

Dan kini, melalui op-ed atau artikel opini di CNN, Selasa 11 Oktober 2016, Obama mencanangkan sebuah impian baru bagi bangsanya: menjejakkan kaki di Planet Mars.

'Si Anak Menteng' menetapkan tujuan yang lebih jelas terkait penjelajahan antariksa Amerika Serikat, dengan niat mengirimkan manusia ke Planet Merah pada 2030 dan mengembalikan mereka dengan selamat ke Bumi -- bukan perjalanan sekali jalan yang dibayangkan banyak orang.

"Dengan ambisi utama untuk bisa ada di sana dalam waktu yang lama," kata Obama, seperti dikutip dari CBS News, Selasa (11/10/2016).

"Suatu saat, aku berharap bisa menggendong cucu-cucuku, mendudukkan mereka di pundak. Kami masih memandang bintang-bintang di langit dengan penuh kekaguman, seperti halnya semua manusia di setiap zaman," tulis Obama.

Suami Michelle Obama itu menambahkan, alih-alih menanti kepulangan para penjelajah angkasa, "dengan pilihan yang kita buat saat ini, mereka tak menjelah langit hanya untuk berkunjung, tapi untuk menetap. Dan dengan melakukannya, kita membuat kehidupan lebih baik di sini, di Bumi."

Planet Mars (NASA).

Untuk mewujudkan hal itu, Obama menambahkan, diperlukan kerja sama antara pemerintah dan inovator swasta. Sebuah kolaborasi yang akan dimulai pada tahun-tahun mendatang ketika perusahaan swasta akan mulai mengirim astronot ke Stasiun Antariksa Internasional atau International Space Station (ISS).

Ayah dua anak itu mengumumkan, pemerintah bekerja sama dengan mitra komersial untuk membangun habitat yang bisa mempertahankan dan mengirim astronot dalam misi jangka panjang di belantara angkasa.

Dalam blog kerja sama Gedung Putih dan NASA disebutkan, ada 7 perusahaan yang menerima kesempatan untuk mengembangkan sistem habitasi tersebut. Pada musim gugur tahun ini NASA akan memberikan kesempatan pada perusahaan-perusahaan itu untuk menambah modul dan fasilitas lain ke ISS.

Obama, yang kini ada di bulan-bulan terakhir kepemimpinannya selama 8 tahun di Gedung Putih, berupaya menggagas kerja nyata demi menggapai Mars -- yang mungkin akan jadi salah satu warisannya sebagai presiden.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Mimpi Obama dan Kennedy

Ini bukan kali pertama Obama mengatakan sesuatu terkait penjelajahan manusia ke Mars.

Pada 15 April 2010, ia mengutarakan visi penerbangan antariksa AS, yakni mengirim astronot ke asteroid dan lalu Mars.

"Saya berharap dapat menyaksikan mimpi itu terwujud," kata Obama, di pangkalan pesawat luar angkasa, Kennedy Space Center -- di mana manusia pertama ke Bulan diberangkatkan.

Kata dia kala itu, perjalanan ke asteroid adalah perintis, sebelum mewujudkan mimpi besar -- ekspedisi ke planet merah, Mars, yang akan jadi prestasi kolosal yang dicatat sejarah. Sama halnya ketika mengirimkan manusia pertama ke Bulan.

"Kita menginginkan lompatan di masa depan. Tidak menapak terus di jalan yang sama," kata Obama.

Mungkinkah suatu hari manusia akan menjejakkan kaki ke Mars? Apakah impian itu tak terlalu muluk?

Tak ada satu pun hal mustahil. Apa yang diucapkan Obama mirip deklarasi Presiden John F Kennedy pada 1961.

Neil Armstrong di Bulan. (Nasa.gov)


"Saya percaya bangsa ini akan mewujudkan mimpi, sebelum dekade ini berakhir, mendaratkan manusia ke Bulan dan kembali dengan selamat ke Bumi," kata Kennedy saat itu.

Pada tahun 1969, mimpi itu terwujud. Meski Kennedy terlalu cepat berpulang dan tak sempat menyaksikannya.

John F Kennedy tewas Jumat, 22 November 1963 pukul 12.30 waktu Dallas, Texas.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya