Liputan6.com, Islamabad - Sekelompok pria bersenjata menerobos masuk ke dalam Akademi Kepolisian Quetta, Pakistan, pada Senin 24 Oktober 2016. Aksi ini menyebabkan lebih dari 20 orang -- laporan terbaru menyebutkan 48 orang -- termasuk dua petugas kepolisian, tewas.
Menurut laporan media setempat, operasi pengamanan besar-besaran pun dilaksanakan selama berjam-jam, setelah penyerang memasuki gedung dan melepaskan tembakan. Penyerangan tersebut diduga dilakukan oleh setidaknya lima militan -- empat pelaku dinyatakan tewas.
"Wilayah akademi telah dibersihkan. Empat orang dari lima pelaku penembakan tewas, sementara sekitar 60 kadet polisi mengalami luka-luka," kata Sarfaraz Bugti, pejabat Provinsi Balochistan seperti dikutip dari CNN, Selasa (25/10/2016).
Bugti menyebutkan, seorang pelaku tewas di tangan tim keamanan, sementara dua lainnya tewas saat meledakkan bom yang mereka bawa.
"Dua petugas kepolisian kita tewas dalam insiden ini. Masih belum ada jumlah yang pasti berapa orang yang menjadi korban tewas atau un luka-luka," ujar pejabat itu.
Serangan senjata api itu dipusatkan di asrama kepolisian, di mana lebih dari 700 calon polisi tinggal di tempat itu.
"Lima atau enam teroris menyerbu akademi dan langsung menuju asrama. Mereka bahkan menjadikan beberapa calon polisi sebagai tawanan," kata tentara Pakistan dalam sebuah pernyataan.
Walaupun begitu, belum ada laporan pasti yang menyatakan berapa orang jumlah tawanan atau apakah mereka termasuk ke dalam korban tewas atau tidak.
"Prajurit kami menyebar dan menelusuri semua sudut akademi. Setidaknya dua ratus kadet polisi dievakuasi malam itu," kata Bugti.
Advertisement