Menyamar Jadi Atlet Golf, 2 WN Australia 'Membodohi' Korea Utara

Awalnya, mereka melakukan perjalanan pribadi ke Beijing. Namun, pemuda 28 tahun itu mendengar soal kompetisi di Korea Utara.

oleh Arie Mega Prastiwi diperbarui 03 Nov 2016, 20:25 WIB
Diterbitkan 03 Nov 2016, 20:25 WIB
2 WN Australia Nyamar Jadi Atlet Masuk Korut  Ikut Turnamen Golf
2 WN Australia di Depan Patung Ikonik Korut (LUPINETRAVEL.CO.UK/BBC)

Liputan6.com, Brisbane - Dua pria warga Australia berhasil menyamar bak penipu ulung mengikuti kompetisi internasional 18-hole di Korea Utara. Mereka mengaku adalah atlet golf kelas dunia.

Kedua pria itu adalah Morgan Ruig dan Evan Shay. Awalnya, mereka melakukan perjalanan ke Beijing. Namun, pemuda 28 tahun itu mendengar soal kompetisi di Korea Utara.

Iseng, mereka sukses melamar sebagai tim dari Australia dan menggunakan blazer hijau dengan lambang nasional. Bak atlet Negeri Kanguru sesungguhnya.

Ruig dan Shay, yang sama sekali tidak pernah bermain golf secara profesional, meninggalkan Korea Utara tanpa masalah apapun setelah ajang itu selesai.

Turnamen dua hari itu dihadiri oleh 85 peserta dari luar negeri ke satu-satunya lapangan golf di Pyongyang. Demikian dikutip dari BBC, Kamis (3/11/20116).

Kala bermain di lapangan Golf (LUPINETRAVEL.CO.UK/BBC)

Kedua atlet gadungan itu ditemani oleh seorang pendamping selama mengikuti turnamen 5 hari termasuk tur ke ibu kota di mana mereka berpose dengan karangan bunga di depan patung Kim Il-sung dan Kim Jong-il.

"Dada kami berdebar hebat ketika memberikan paspor kemi ke aparat di perbatasan setelah turnamen selesai. Ada cerita bahwa banyak orang tak bisa kembali pulang ke negaranya setelah menyusup ke Korut," kata Ruig.

Lapangan golf itu dibuka oleh mendiang Kim Jong-il pada 1987. Diklaim ia mampu memasukkan 11 bola ke dalam lubang ketika pertama kali meresmikannya

Ruig dan Shay adalah sahabat kental semenjak berkuliah di Brisbane Boys' College. Selama kompetisi berlangsung mereka bahkan tak bisa menyamakan rekor atlet Korut kesayangan Kim Jong-un.

"Aku memukul dengan nilai 120, dan caddy-ku berkata, 'kau telah mempermalukan seluruh keluargamu,'" kenang Ruig.

"Kami bermain sangat buruk, namun kami bertemu dengan banyak orang menarik," lanjutnya.

Kepada Yahoo Sport, Ruig mengatakan pengalaman mereka sungguh lucu sekaligus mendebarkan. Untungnya tak ada masalah ketika mereka harus keluar dari Korut.

Meskipun bermain buruk, Ruig mengatakan pengalaman menyamar masuk ke Korut membentuk pribadinya.

"Tapi, aku tidak merekomendasikan bagi para traveller yang gampang tersinggung dan 'panasan'. Di Korut, sangat 'hard core' tapi jelas menjadi pengalaman luar biasa."

 

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya