Liputan6.com, Denpasar - Berjam-jam setelah anggota polisi Bali Ajun Inskpetur Daerah Wayan Sudarsa dibunuh oleh warga Australia, Sara Connor, perempuan itu melakukan sesuatu hal.
Sara menelpon bank untuk memblokir kartu visa --yang ia sadari tertinggal di tempat kejadian perkara bersama tasnya--, memotong KTP dan kartu identitas milik korban. Setelah itu, ia pergi ke toko membeli rokok dengan pacarnya yang warga Inggris dan kemudian tidur.
Keesokan harinya, mereka membuang kartu-kartu identitas milik korban dan pergi menikmati pantai. Demikian seperti dikutip Liputan6.com dari News.com.au pada Senin (26/9/2016).
Advertisement
Di pantai, mereka pergi ke pasar ikan dan makan siang dekat pantai.
Di hari ketiga, Sara sadar kalau ia butuh mendaftar ulang mobilnya di Australia. Ia pun menyalakan ponselnya dan mendapati pesan dari teman-temannya di negeri Kangguru menanyakan kabarnya. Salah satu di antaranya mengirim pesan, "Polisi menemukan tasmu di dekat korban."
Para temannya itu segera menyarankan ia pergi ke konsulat Australia di Bali. Namun, sebelum menemui konsulat, mereka berdua membakar baju yang mereka gunakan di malam pembunuhan itu.
Sara mengklaim bahwa si pacar David Taylor di malam pembunuhan itu kalau Sudarsa itu tengah mengintip kencan mereka yang intim lewat binokular. Sara percaya kala David mengatakan si polisi itu pingsan. Ia tak tahu bahwa petugas tersebut telah tewas.
Detil tersebut dibeberkan oleh polisi kepada wartawan News.com.au.
Fotografi di lokasi pembunuhan terdapat brutalnya penyerangan yang dilakukan David. Binokular digunakan untuk menghantam kepala Sudarsa hingga remuk.
Investigasi pasangan itu akan berlanjut akhir pekan depan.
Sara dan David kini ditahan sebagai pelaku. Keduanya terancam pasal pembunuhan.
Dalam pernyataan kepada polisi, Sara mengaku David takut sehingga membakar baju mereka. Perempuan 45 tahun itu juga mengklaim ia mencoba memisahkan David yang tengah memukuli Sudarsa.