Tsunami Terjang Selandia Baru Usai Gempa 7,4 SR

Gelombang pertama dilaporkan mencapai dua meter. Namun otoritas setempat memperingatkan ancaman gelombang berikutnya yang jauh lebih besar.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 13 Nov 2016, 21:17 WIB
Diterbitkan 13 Nov 2016, 21:17 WIB

Liputan6.com, Wellington - Tsunami dilaporkan tiba di wilayah pantai timur Selandia Baru dua jam setelah gempa berkekuatan 7,4 skala Richter (SR)--sebagian menyebut 7,8 SR--yang mengguncang wilayah selatan negara itu.

Menurut Kementerian Pertahanan Sipil dan Manajemen Darurat Selandia Baru, gelombang tsunami pertama mungkin bukan yang terbesar, namun gelombang lain mungkin tiba dalam beberapa jam. Demikian seperti dilansir News.sky.com, Minggu (13/11/2016)

Menurut Weatherwatch.co.nz, seperti dikutip dari BBC melalui sebuah alat pengukur di Kaikoura yang terletak sekitar 181 km di utara Christchurch, gelombang tsunami pertama diketahui berukuran dua meter. Sementara gelombang yang lebih kecil dilaporkan telah tiba di Wellington dan sejumlah daerah lainnya.

Sebelumnya melalui media sosial Twitter, Kementerian Pertahanan Sipil dan Manajemen Darurat Selandia Baru mengeluarkan peringatan tsunami pasca-gempa. Ancaman tsunami meliputi seluruh pantai timur Selandia Baru.

"Tsunami mungkin tiba di Pantai Timur di North Island dalam waktu dekat. Segera menyelamatkan diri ke pedalaman atau ke daerah yang lebih tinggi," demikian peringatan yang dikeluarkan Kementerian Pertahanan Sipil dan Manajemen Darurat Selandia Baru melalui Twitter.

Menurut US Geological Survey, guncangan lindu 7,4 SR itu terjadi tengah malam dan berlokasi sekitar 95 km dari Christchurch. Kota ini sendiri tengah dalam upaya pemulihan pasca-gempa pada bulan Februari 2011 yang menewaskan 185 orang dan menyebabkan kerusakan luas.

Warga di Kepulauan Chatam juga telah mendapat peringatan terkait tsunami. Radio New Zealand melaporkan saat ini ratusan warga di pusat Kota Wellington telah dievakuasi dari rumah-rumah mereka sementara gempa susulan masih terus terjadi.

Evakuasi juga terjadi di sejumlah daerah lainnya. 

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya