Liputan6.com, Jakarta - Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Kemlu), Arrmanatha Nasir buka suara soal kejadian di Rakhine, Myanmar. Di tempat tersebut, terjadi konflik yang menyebabkan puluhan warga Rohingya kehilangan nyawa.
Menurut pria yang kerap disapa Tata ini, Pemerintah Indonesia mengikuti dengan seksama apa yang terjadi di negara bagian Myanmar tersebut.
Baca Juga
"Kita prihatin dengan perkembangan yang terjadi beberapa minggu ini," sebut Tata di kantor Kemlu, Senin (21/11/2016).
Advertisement
Ia menjelaskan, sudah saatnya otoritas setempat bertindak. Hal ini penting agar perdamaian dan keamanan terus terjadi di seluruh bagian Myanmar.
"Pemerintah Indonesia mendorong dan mengharapkan pemerintah Myanmar dapat segera memulihkan situasi di Rakhine State," ujar dia.
"Rakhine State bagian integral Myanmar, mereka yang tanggung jawab atas keadaan situasi yang aman damai di Rakhine State," kata dia.
Akibat insiden di Rakhine, kurang lebih 25 orang, warga Rohingya tewas. Diduga kuat mereka meregang nyawa karena ditembak tentara Myanmar.
Dalam keterangannya, militer Myanmar menyebut orang-orang yang mereka sebut kelompok militan itu berusaha menyerang mereka.
Tak hanya dituduh ingin menyerang tentara, namun media pemerintah menyebutkan bahwa warga Rohingya sengaja membakar rumah mereka sendiri dengan tujuan "menimbulkan kesalahpahaman dan ketegangan" yang dapat berujung pada meluncurnya bantuan internasional.
Informasi atau perkembangan apa pun di Negara Bagian Rakhine saat ini sulit didapat, mengingat media dan relawan tidak memiliki akses ke sana.
Sejak Oktober lalu, operasi militer telah digelar di Rakhine pasca-penyerangan sekelompok orang bersenjata terhadap pos perbatasan yang menewaskan sembilan orang.
Ketegangan Rohingya dengan warga Rakhine pecah pada 2012. Penyebab utamanya sendiri hingga saat ini masih belum jelas.
Puluhan orang tewas kala itu, sementara ribuan lainnya terpaksa kehilangan rumah. Ada yang mengatakan bahwa bentrokan dipicu oleh pemerkosaan dan pembunuhan seorang perempuan Rakhine, diikuti dengan pembunuhan terhadap 10 warga muslim Rohingya.
Dilaporkan terdapat lebih dari satu juta warga muslim Rohingya yang bermukim di Rakhine. Di tengah mayoritas warga Myanmar yang beragama Buddha, mereka mendapat penolakan.
Beberapa menilai Rohingnya bukanlah warga asli negara itu, melainkan imigran ilegal dari Bangladesh.