PM Najib: Mimpi Buruk Bakal Hantui Rakyat Malaysia Jika...

PM Najib mengklaim, rakyat Malaysia akan menghadapi mimpi buruk dan efek samping serius jika partainya tak lagi berkuasa.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 01 Des 2016, 15:30 WIB
Diterbitkan 01 Des 2016, 15:30 WIB
PM Malaysia, Najib Razak ketika tiba di Peru untuk menghadiri KTT APEC
PM Malaysia, Najib Razak ketika tiba di Peru untuk menghadiri KTT APEC (AP)

Liputan6.com, Kuala Lumpur - Di tengah skandal 1MDB yang menjeratnya, Perdana Menteri Malaysia, Najib Razak bersumpah akan berjuang sampai titik akhir demi rakyatnya. Ia pun mendesak partainya, Organisasi Nasional Malaysia Bersatu (UMNO) bersiap untuk bertarung dalam pemilu mendatang.

Dalam pertemuan tahunan UMNO, Najib memperingatkan "mimpi buruk" yang akan datang jika oposisi, Partai Aksi Demokratik (DAP) yang didominasi etnik China berkuasa.

"Kami berjanji untuk berjuang sampai akhir dan sampai titik darah penghabisan, bahkan bertaruh nyawa sekali pun," ujar Najid yang disambut sorak sorai pendukungnya seperti dikutip dari Reuters, Kamis (1/12/2016).

"Mari kita sadar, untuk tidak goyah saat kita dihadapkan pada tantangan yang belum pernah terjadi sebelumnya," imbuhnya.

Dalam kesempatan yang sama, ia menegaskan kembali dukungannya atas promosi pemberlakuan hukum Islam yang ketat, yang disebut hudud. Menurutnya, pemerintah federal akan mendiskusikan persoalan tersebut.

Berbicara kurang lebih selama satu jam di hadapan pendukungnya, PM Najib memperingatkan bahwa Islam akan "diremehkan" jika DAP berkuasa. Rakyat Malaysia bahkan menurutnya harus takut dengan "efek samping" dan "mimpi buruk" yang mungkin mereka hadapi.

"Karena itu, rakyat harus tetap memilih kami", tegas Najib.

Najib saat ini tengah diterpa tuduhan korupsi. Tantangan terbesarnya dalam pemerintahannya tahun lalu datang setelah munculnya laporan yang menyebutkan terjadi penyalahgunaan dana 1MDB, badan investasi Malaysia yang didirikannya.

Pada Juli lalu, dalam tuntutan hukum yang diajukan Kementerian Kehakiman Amerika Serikat (AS) disebutkan bahwa lebih dari US$ 700 miliar dana yang disalahgunakan mengalir ke rekening sosok yang disebut sebagai "Malaysian Official 1", belakangan diketahui orang yang dimaksud adalah Najib.

Najib sendiri telah membantah semua tuduhan yang ditujukan kepadanya. Ia masih mampu mengamankan kekuasaannya melalui dukungan dari sekitar 200 politisi kuat UMNO. Namun kemarahan rakyat tak terbendung, tak hanya oleh skandal korupsi yang melilitnya namun juga kondisi perekonomian yang merosot.

"Saya tahu, di sini banyak yang merasakan situasi panas dan menunggu arahan untuk mempersiapkan diri dalam pemilu mendatang," katanya di hadapan massa UMNO.

Pada November lalu puluhan ribu orang berunjuk rasa menuntut pengunduran diri Najib. Demonstrasi bahkan diwarnai dengan penangkapan sejumlah aktivis termasuk salah satunya pemimpin kelompok prodemokrasi Bersih, Maria Chin Abdullah, namun belakangan ia dibebaskan.

Pemilu seharusnya akan digelar pada 2018 mendatang. Rumor yang berkembang menyebutkan bahwa Najib akan "membuat" pemilu dilaksanakan pada tahun depan.

Sementara itu terdapat kekhawatiran bahwa partai baru yang didirikan oleh eks PM sekaligus mentor Najib, Mahathir Mohammad dan mantan wakil PM Muhyiddin Yassin akan memecah suara etnik Melayu.

PM Najib selama ini mengkritik Mahathir. Ia menuduh mentornya itu telah "meninggalkan" partai dan bergaul dengan oposisi dan prodemokrasi Bersih.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya