Mahathir Dorong Warga Malaysia Ikut Demo Tumbangkan PM Najib

Rencananya pada Sabtu nanti akan ada demo Bersih di Malaysia untuk meminta PM Najib Razak mundur.

oleh Andreas Gerry Tuwo diperbarui 18 Nov 2016, 12:42 WIB
Diterbitkan 18 Nov 2016, 12:42 WIB

Liputan6.com, Kuala Lumpur - Kondisi politik Malaysia kembali berguncang. Penyebabnya, adalah demo besar 'Bersih' yang akan digelar pada Sabtu, 19 November 2016 ini.

Kondisi pun semakin panas usai mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad buka suara. Dia menginstruksikan kelompok oposisi PM saat ini, Najib Razak untuk turun ke jalan.

Bukan cuma kelompok penentang, dorongan tersebut juga ia tujukan kepada kelompok sipil dan pendukung hak dalam pemilu di Malaysia untuk ikut serta.

Peran aktif ini, dinilai Mahathir penting. Sebab, dengan itu, tujuan masyarakat Malaysia menggulingkan PM Najib dari jabatannya bisa terwujud.

Mahathir melihat, sudah saatnya Najib mundur. Pasalnya, menurut dia kondisi Malaysia sudah memasuki masa kritis.

"Malaysia sudah menjadi negara dalam kondisi darurat. Najib telah menciptakan uutang miliaran ringgit yang tak mampu dibayar pemerintah," ujar Mahathir seperti dikutip dari CNN, Jumat (18/11/2016).

Dia pun menyatakan, kondisi Malaysia hanya bisa disembuhkan dengan adanya pergantian pemerintahan. Oleh sebab itu, kata Mahathir,  sangat penting bagi warga Malaysia mensukseskan demo bersih Sabtu nanti.

"Kita tidak bisa dipimpin seseorang yang dituduh oleh dunia telah menghilangkan begitu banyak uang," jelas dia.

"Saya harap seluruh warga Malaysia memberikan dukungannya dan turut serta di demonstrasi bersih ini," ujar Mahathir.

Merespons demo bersih, Perdana Menteri Malaysia, Najib Razak menyatakan dirinya bukan seorang pengecut yang takut pada demonstrasi jalanan. ia menekankan tak akan mau mundur hanya karena hal tersebut.

Dia menekankan, hanya ada satu cara menyingkirkan dirinya. Yaitu lewat pemilihan umum.

Najib mengatakan, demo Sabtu nanti adalah sesuatu yang sia-sia. Unjuk rasa itu pun nantinya hanya akan menimbulkan kericuhan.

Ia menambahkan, demo yang diinisiasi kelompok anti-pemerintah memang berpotensi menimbulkan konflik. Pasalnya, ada kelompok pendukung kekuasaan yang siap membela pemerintahan.

"Jika ada satu sisi yang ingin menggelar protes, maka ada satu sisi yang ingin mempertahankan pemerintahan yang merasa terdorong untuk keluar," ujar Najib.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya