Liputan6.com, Jakarta Pada 2017 mendatang Filipina akan menjadi Ketua ASEAN. Kepemimpinan negara tersebut memunculkan nada pesimistis yang meluas.
Alasanya, Presiden Filipina Rodrigo Duterte dikenal sebagai orang yang kerap plin-plan. Hal ini pun semakin memperkuat dugaan bahwa Filipina tidak akan bisa membuat ASEAN bersatu dalam menghapi beberapa isu besar.
Meski banyak komentar pesimis yang muncul, tidak demikian bagi Kanada. Duta Besar Kanada untuk ASEAN Marie-Louise Hannan punya pandangan berebeda.
Advertisement
"Kami tidak ada masalah terkait apa yang banyak orang bilang mengenai tidak konsistennya komentar Presiden Filipina," ucap Hannan dikediamannya, Jumat (9/12/2016).
Baca Juga
Dia beralasan, Duterte adalah orang yang sangat profesional. Oleh sebab itu, memimpin ASEAN akan menjadi komitmen tak terbantahkan bagi mantan Walikota Davao ini.
"ASEAN akan jadi kepentingan bagi Duterte untuk menunjukan bahwa dia bisa memimpin dengan sangat baik," ujar dia.
Alasan lain, menurut laporan yang Hannan terima dari Dubes Kanada untuk Filipina, Duterte menyadari betul pentingnya ASEAN.
"Pekan ini Dubes kami untuk Filipina menyampaikan surat kepercayaan ke Presiden, mereka berbicara dengan sangat baik, dan ini terlihat sebagai sesuatu sangat positif," paparnya.
"Filipina punya kualitas untuk menjalankan ASEAN dengan baik. Pada bulan lalu kami bekerjasama dengan Kementerian Luar Negeri Filpina hasilnya sangat bagus," pungkas dia.
Duterte terkenal tidak terlalu konsisten dalam mengeluarkan ucapan atau komentar. Pada 20 Oktober lalu, Duterte menyatakan Filipina telah resmi bercerai dengan AS yang sebelumnya adalah sekutu terdekat negara tersebut.
"Dalam kesempatan ini, saya umumkan perpisahan dari Amerika Serikat. Baik di bidang militer dan juga ekonomi. Mungkin tidak secara sosial. Amerika sudah kalah," ujar Presiden Filipina saat berkunjung ke China.
Namun, saat AS memilih Trump, Duterte tiba-tiba berubah pikiran. Ia menyatakan komentarnya dulu terkait perpisahan dengan AS adalah bentuk kritik bagi Presiden Barack Obama.
"Saya ingin mengucapkan selamat kepada Donald Trump. Jayalah selalu dan panjang umur," kata Duterte dalam pidato kepada masyarakat Filipina saat berkunjung ke Malaysia seperti dikutip Reuters pada Kamis (10/11/2016)
"Kami berdua sama-sama hobi mengutuk. Bahkan untuk hal-hal sepele sekalipun. Saya harus berhenti karena Trump sudah jadi presiden AS. Saya tidak ingin bertengkar lagi, karena Trump telah menang."