Natal 'Kelabu' di Chicago, 12 Orang Tewas dalam Penembakan

Menurut keterangan polisi Chicago, kekerasan terutama terjadi di daerah-daerah dengan sejarah konflik antar geng.

oleh Citra Dewi diperbarui 27 Des 2016, 09:36 WIB
Diterbitkan 27 Des 2016, 09:36 WIB
20151103-Ilustrasi Tindak Kejahatan dengan Menggunakan Senjata Api
Ilustrasi Tindak Kejahatan dengan Menggunakan Senjata Api (iStockphoto)​

Liputan6.com, Chicago - Sepanjang akhir pekan lalu di mana perayaan natal berlangsung, kekerasan di Chicago tak surut. Menurut penyelidikan polisi, terdapat 27 insiden penembakan di Chicago, di mana 12 di antaranya tewas yang terjadi selama libur Natal kemarin. Hal tersebut disampaikan Inspektur Polisi Eddie Johnson dalam press briefing Senin, 26 Desember 2016.

"Kekerasan terutama terjadi di daerah-daerah dengan sejarah konflik di sisi selatan dan barat kota," ujar Johnson seperti dikutip dari CNN, Selasa (27/12/2016).

"Kami sekarang tahu bahwa sebagian besar penembakan dan pembunuhan ditargetkan oleh geng terhadap anggota geng saingan potensial dan kelompok-kelompok saat mereka berkumpul selama liburan," imbuh dia.

Kepolisian Chicago mengatakan, terdapat 753 kasus pembunuhan dan 3.495 insiden penembakan sejak 1 Januari hingga 25 Desember 2016. Dalam rentang waktu yang sama pada tahun 2015, ada 478 kasus pembunuhan dan 2393 insiden penembakan.

"Ini merupakan penembakan disengaja dan direncakan oleh satu geng terhadap yang lain," kata Johnson.

"Mereka sepenuhnya mengetahui bahwa target mereka berada di rumah keluarga dan teman-temannya untuk merayakan liburan. Hal tersebut diikuti oleh beberapa aksi pembalasan."

Dalam salah satu insiden malam Natal 2016, seorang pria yang berjalan keluar dari gang menembak orang-orang yang sedang berpesta di teras di wilayah East Chatham dan kemudian melarikan diri. Dua kakak beradik berusia 18 dan 21 tahun tewas dan lima lainnya terluka dalam penembakan tersebut.

Sebanyak 90 persen korban tewas memiliki keterlibatan dalam geng, catatan kriminal, dan telah diidentifikasi sebagai pelaku atau korban potensial dari kekerasan senjata. Johnson menambahkan, 45 lima senjata disita selama akhir pekan.

Johnson meminta pembuat kebijakan di Chicago untuk memperketat kebijakan senjata, terutama meningkatkan hukuman pelaku kekerasan senjata. Ia juga mengatakan, pelaku kriminal merasa berdaya dan berani karena kritik baru soal polisi.

"Ketika mereka merasa masyarakat akan berbicara untuk mereka, bukan polisi, itu memberikan mereka kekuatan untuk melakukan apa yang telah mereka lakukan," kata Johnson.

Sepanjang 2016, Agustus merupakan bulan paling 'mematikan' di mana terdapat 96 pembunuhan. Dalam satu akhir pekan pada bulan tersebut, terdapat delapan pembunuhan terkait senjata dan 64 insiden penembakan di Chicago.

Sementara itu, insiden penembakan di malam natal juga terjadi di North Carolina. Penembakan terjadi dalam sebuah perayaan pesta natal pribadi di Rockingham County, yang terletak di luar kota Madison di utara North Carolina. Untuk sementara waktu polisi mengatakan,mereka belum dapat mengidentifikasi pelaku.

Menurut keterangan kepolisian setempat, pihak manajemen Moose Lodge -- pihak yang menyewakan lokasi untuk pesta pribadi -- melaporkan terjadinya penembakan tak lama setelah insiden tersebut terjadi. Saat pihak berwajib sampai di lokasi kejadian, mereka menemukan dua korban, sementara lima orang lainnya telah dilarikan ke Rumah Sakit.

Polisi dalam pertanyaannya juga mengatakan, penembakan terjadi saat beberapa tamu, dari total 250 hingga 300 orang, terlibat adu pendapat.

Adu mulut itu berujung pada penembakan yang dilakukan oleh kedua orang pelaku. Tujuh orang terluka akibatnya. 

 

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya