Kasus Video Kekerasan ke Rohingya, Myanmar Tahan Sejumlah Polisi

Pemerintah Myanmar mengambil langkah mengejutkan. Untuk pertama kalinya, mereka mengakui kekerasan terhadap warga Rohingya.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 03 Jan 2017, 14:20 WIB
Diterbitkan 03 Jan 2017, 14:20 WIB
20160503-Api Hancurkan 50 Kamp Pengungsi Rohingya di Myanmar-Myanmar
Seorang wanita berjalan di antara puing-puing setelah kebakaran sebuah kamp bagi pengungsi Muslim Rohingya di negara bagian Rakhine, Myanmar, Selasa (3/5). Kebakaran menghancurkan 50 hunian sementara dalam kamp bagi pengungsi asing. (REUTERS/Soe Zeya Tun)

Liputan6.com, Naypyidaw - Myanmar telah menahan beberapa polisi terkait dengan beredarnya video yang mempertontonkan kekerasan terhadap warga muslim Rohingya. Otoritas setempat mengatakan, video itu direkam oleh seorang petugas polisi negara bagian Rakhine pada November lalu.

Kantor pemimpin de facto Myanmar, Aung San Suu Kyi menyebut empat nama anggota polisi yang ditahan. Salah satunya termasuk Zaw Myo Htike yang merekam gambar sembari merokok.

"Mereka yang telah teridentifikasi sudah ditahan. Penyelidikan lebih lanjut sedang dilakukan untuk mengetahui petugas polisi lainnya yang melakukan kekerasan pada warga desa dalam operasi itu," sebut pernyataan tertulis dari kantor Aung San Suu Kyi seperti dikutip dari BBC, Selasa, (3/1/2017).

Kabar terkait kekerasan terhadap warga Rohingya bukan baru kali ini mencuat. Isu yang sama telah berulang kami muncul sejak pemerintah memutuskan untuk menggelar operasi militer di Rakhine pada Oktober lalu.

Beberapa pihak bahkan menuding kekerasan terhadap Rohingya telah mengarah pada pembersihan etnis. Sementara Suu Kyi telah berkali-kali mendapat kecaman internasional.

Namun pengakuan bahwa polisi telah melakukan kekerasan seperti yang ditampilkan dalam video itu adalah langkah tidak biasa. Karena sebelumnya pemerintah Myanmar bersikeras bahwa aparat telah mengikuti aturan yang berlaku.

Sementara bagi pemantau dan wartawan, sulit untuk melakukan verifikasi independen secara langsung mengingat akses ke wilayah Rakhine ditutup.

Operasi militer di Rakhine dipicu oleh penyerangan gerilyawan ke pos perbatasan di dekat Maungdaw pada 9 Oktober lalu. Peristiwa ini menewaskan sembilan polisi.

Dalam keterangannya, pemerintah menjelaskan bahwa video kekerasan terhadap warga Rohingya itu direkam di Maungdaw tak lama setelah insiden penembakan dua polisi. Satu orang diketahui mendapat luka tembak fatal.

Video yang beredar luas itu menampilkan adegan di mana para warga Rohingya dikumpulkan di satu lokasi. Lantas, beberapa polisi bersenjata memukul dan menendang sejumlah pria.

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya