Dubes Rusia: Perundingan Damai Astana soal Suriah Berjalan Sukses

Perundingan damai Astana untuk membahas krisis Suriah yang ditengahi Rusia dan Turki, telah digelar pada 23-24 Januari 2017 lalu.

oleh Citra Dewi diperbarui 31 Jan 2017, 18:40 WIB
Diterbitkan 31 Jan 2017, 18:40 WIB
Perundingan Damai Astana
Perundingan Damai Astana yang diadakan di Kazakhtan pada 23-24 Januari 2017 (AP)

Liputan6.com, Jakarta - Perundingan damai Astana untuk membahas soal krisis Suriah yang ditengahi Rusia dan Turki, telah digelar pada 23-24 Januari 2017 lalu di Kazakhtan.

Sejumlah delegasi dari Rusia, Turki, Iran, PBB, Pemerintah Suriah, dan pihak opposisi Suriah pun bertemu dalam satu ruangan guna membahas krisis yang telah berlangsung selama bertahun-tahun di negara dengan ibukota Damaskus itu.

Rusia dan Turki memimpin upaya perundingan damai tersebut menyusul kekalahan besar pemberontak Suriah, di wilayah yang telah didudukinya selama empat tahun pada Desember tahun lalu.

Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Mikhail Galuzin, menganggap perundingan damai Astana berlangsung dengan sukses. Dalam press briefing, ia menyebut beberapa poin yang menjadi alasan suksesnya perundingan tersebut.

"Pertama, untuk pertama kalinya pihak oposisi Suriah dan perwakilan pemerintah bertemu dalam satu ruangan dan saling melihat, di mana itu adalah fakta yang penting," ujar Galuzin di kediamannya pada Selasa (31/1/2017).

"Dengan bantuan Rusia, Turki, dan Iran, mereka mulai berdiskusi soal bagaimana menyelesaikan krisis dengan cara yang baik," imbuh dia.

Namun, Dubes Galuzin tidak membantah kabar bahwa masih terdapat masalah antara Pemerintah Suriah dan pihak oposisi yang ramai diberitakan media.

Galuzin mengatakan, Rusia, Iran, dan Turki juga sepakat melakukan pengawasan perjanjian gencatan senjata di Suriah dalam perundingan Damai Astana.

"Perundingan Astana berkontribusi untuk menindaklanjuti konsolidasi gencatan senjata di Suriah," ujar Galuzin. Ia menambahkan, hal tersebut membuat bantuan kemanusiaan yang ditujukan kepada Suriah akan lebih mudah dan aman untuk disalurkan.

"Kami berharap bahwa organisasi internasional dan negara-negara memanfaatkan situasi damai untuk mengirimkan Bantuan Kemanusiaan," imbuh dia.

Dalam Perundingan Damai Astana juga dicapai kesepakatan bahwa oposisi Suriah akan ikut serta dalam perundingan lain yang membahas soal penyelesaian konflik Suriah. Kegiatan yang diadakan oleh PBB tersebut rencananya akan dilakukan pada akhir Februari.

"Tidak semua masalah di Suriah diselesaikan di Perundingan Damai Astana," ujar Galuzin. "Namun kemajuan lain untuk menyelesaikan krisis Suriah dibuat di Astana," imbuh dia.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya